Dion menatapnya dengan dingin, seolah ingin menendangnya keluar dari ruangan ini. Matanya menyapu wajah Iqbal seperti pisau terbang. Di depan tatapan tajam Dion, Iqbal mampu menghadapinya dengan tenang. Dia tersenyum, "Sepupuku, cinta sejati tidak takut bahwa satu sama lain akan saling meninggalkan karena alasan orang ketiga. Apa yang kamu takutkan? Jika Yura benar-benar mencintaimu, maka apa pun alasannya, dia tidak akan meninggalkanmu. Apa yang kamu takutkan?"
Iqbal mengeraskan suaranya, "Kamu takut dia direnggut olehku? Jika demikian, itu berarti kamu tidak yakin bahwa dia mencintaimu." Senyum di wajah Iqbal menjadi semakin lembut. Orang luar telah mendengar betapa baiknya Iqbal, tapi hanya Dion yang tahu orang macam apa dia.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com