Qiao Weimin menampar Jing Yunzhao dengan sangat keras, namun dia bisa menahan tamparan itu karena sudah terbiasa dipukul sejak kecil. Selama dua hari di rumah, dia tidak melakukan apapun untuk mengobati bekas pukulan tersebut, agar semua guru di sekolah bisa melihat wajahnya yang seperti ini dengan jelas.
Rasa sakit Jing Yunzhao banyak berkurang di dalam ruangan ajaib, tapi luka di wajahnya tetap tidak berubah, jadi sampai sekarang wajahnya masih terlihat jelas kalau habis dipukul.
"Guru, Jumat malam yang lalu, aku dihadang oleh sekumpulan anak berandalan saat pulang sekolah, beberapa orang itu tidak memperbolehkanku pergi, dan sengaja berpura-pura akrab denganku, kemudian menarikku ke dalam gang kecil, untungnya ada seorang paman polisi yang lewat, kalau tidak aku juga tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Tetapi ini karena aku saja yang kurang beruntung, jadi bisa bertemu dengan orang seperti mereka, selain beberapa anak berandalan itu, aku tidak menyalahkan siapapun, tapi aku tidak mengerti siapa yang menyebarkan rumor di sekolah, dan mengatakan kalau aku berteman dengan mereka …"
"Apakah luka di wajahmu itu karena dipukul oleh anak berandalan itu?" Guru Jin mengerutkan kening sambil bertanya.
Luka tersebut bukanlah luka ringan, sudah dua atau tiga hari berlalu tapi masih tetap membengkak merah, dan samar-samar ada memar, dapat dipastikan kalau ada orang yang memukulnya dengan sangat sadis.
"Bukan …anak berandalan itu hanya menakutiku hingga aku jatuh pingsan… luka ini…" Wajah Jing Yunzhao tampak sangat sedih dan lanjut berkata, "Dipukul oleh ayahku…"
Perkataan ini membuat semua guru di dalam ruangan itu langsung menarik nafas, dan suasana terasa dingin.
Sebagai seorang murid yang memiliki nilai paling bagus di sekolah, kondisi keluarga Jing Yunzhao juga sangat diperhatikan dan diketahui oleh semua guru, mereka tahu Jing Yunzhao memiliki seorang ayah tiri bernama Qiao Weimin!
Kalau ayah kandung sendiri, mana mungkin bisa setega dan sekasar ini?!
Guru Jin langsung berdiri, "Dia yang memukulmu? Kenapa dia memukulmu? Jing Yunzhao, beritahu aku, sebenarnya apa yang terjadi, apakah kamu melakukan hal yang salah dan membuat ayahmu marah?"
"Sebenarnya tidak ada apa-apa, ini hanya karena semangkuk bubur, karena bubur itu sudah dingin, aku takut perutku akan sakit setelah makan bubur dingin itu, dan nantinya akan memengaruhi ujianku hari ini, jadi ketika aku memanaskannya, ayahku langsung marah dan menamparku, dia menyuruhku untuk makan bubur dingin itu sampai habis." Jing Yunzhao berkata seolah masalah ini hanyalah masalah kecil baginya.
Tetapi beberapa guru yang mendengarnya tidak merasa kalau hal itu adalah masalah kecil.
Mana ada orangtua yang menyuruh anaknya untuk makan bubur dingin? Apakah perlakukan Jing Yunzhao di dalam rumah begitu buruk? Bahkan dia tidak bisa memakan semangkuk bubur hangat?
"Itu…Jing…Jing Yunzhao…. Apa ibumu tidak melarangnya? Bukankah kamu punya adik perempuan dan laki-laki…" Guru Jin bertanya setengah percaya dan ragu.
Jing Yunzhao lalu mendengus, "Kondisi ibuku sedang tidak baik, jadi dia tidak memedulikanku, dan ini hanyalah masalah kecil, memakan semangkuk bubur tidak akan membuatku mati. Jadi ... walaupun ibuku tahu, dia juga tidak akan berkata banyak… Guru Jin, aku sudah terbiasa dengan keadaan di rumah, jadi tidak masalah. Tapi masalah anak berandalan itu… Aku tidak ingin kejadian seperti ini terjadi lagi, apakah pihak sekolah bisa membantuku untuk melaporkannya kepada polisi?"
Jing Yunzhao hanya anak yang berumur 15 tahun, selain keluarga, dia hanya bisa mengandalkan pihak sekolah. Kalau dia pergi ke kantor polisi dan melaporkannya, dia pasti hanya mendapatkan hinaan dan ejekan dari orang.
Melihat tatapan Jing Yunzhao membuat Guru Jin terharu.
Anak ini biasanya sangat jarang berbicara di sekolah, dia juga tidak tahu apa alasannya, tapi banyak murid-murid yang bergosip tentangnya, bahkan banyak yang mengatakan bahwa Jing Yunzhao adalah anak yang angkuh dan sombong.
Tetapi anehnya, semua guru di sekolah sangat menyukai Jing Yunzhao.
Jing Yunzhao merupakan murid pendiam, dan mereka juga tidak pernah melihatnya menyiksa orang atau merendahkan siapapun, kalau bukan karena nilainya yang sangat bagus, seharusnya tidak ada yang merasakan keberadaannya.
"Kamu jangan khawatir, pihak sekolah tidak mungkin akan menutup mata atas masalah sebesar ini. Pergilah bersiap untuk ujian, aku akan berdiskusi dengan kepala sekolah sebentar, lalu akan melaporkan hal ini kepada pihak kepolisian, masalah ini tidak akan pernah terjadi lagi!"