Adzan subuh terdengar di serambi masjid, tetapi Liona tak kunjung bangun. Bahkan sampai jam wakerjya berbunyi kencang dan nyaring, sampai jam setengah enam Papi turun tangan.
Membangunkan dua buah hatinya yang tak kunjung terlihat di area mushola maupun dapur, sekalian dua sahabat Liona.
"Ke mana pada anak-anak ini! Udah siang, tapi kok gak ada yang nongol-nongol!" gerutu Papi.
Kakinya melangkah cepat menaiki setiap anak tangga rumah. Kamar yang pertama kali disambangi Papi tak lain kamar Liona.
Tok, tok, tok
"Liona!" teriak Papi tepat di depan pintu kamar Liona yang masih tertutup rapat.
Liona sama sekali tak terusik ataupun bergerak dari posisi tidurnya.
"Kok gak nyaut! Belum bangun kayaknya!" gumam Papi.
Tok, tok, tok
Mungkin Liona berada di kamar mandi. Jadi Papi kembali mengetuk pintunya, namun sampai ketukan yang ketiga Liona tak kunjung membuka pintu ataupun membalas sahutan Papi.
"Astagfirullah! Ini anak!" kesal Papi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com