Karena terburu-buru Liona sampai tidak memperhatikan jalanan. Dia hampir saja menabrak tiang lampu jalanan, beruntung dia lebih dulu menyadarinya, jarak antara kening dan tiang besi itu sekitar satu jengkal.
"Untung gak nabrak," ucapnya. Lantas telapak tangan kanannya memukul tiang besi yang sama sekali tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa.
"Lo lagi! Pake berdiri di sini! Berdiri tuh di lapangan!" cerca Liona seolah lawan bicara bisa menyahut.
Beberapa pengguna jalan yang kebetulan melihat tingkah aneh Liona mengernyitkan dahinya. Dalam kepala mereka terlintas anggapan jika Liona pasien rumah sakit jiwa.
Karena risih di tatap orang-orang yang berlaku lalang, Liona kembali melanjutkan langkahnya.
"Kenapa sih! Salah dikit langsung di tatap kayak gitu! Seolah mereka gak pernah buat kesalahan!" cerocos Liona.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com