webnovel

REVALDO

Revaldo Byakta Casugraha, cowok tampan dengan segala pesonanya. Ketua geng Goldish yang sangat di segani di SMA Garuda mampu membuat para gadis tunduk dalam satu kali kedipan. Namun sifatnya yang galak dan sinis membuat para gadis enggan untuk sekedar menyapanya. Karena satu kesalahan yang tak sengaja Revaldo perbuat, membuat dia harus berurusan dengan salah satu Ratu Geng di sekolahnya yang bernama Harsha Blenzsky, yang Revaldo ketahui dari salah satu temannya dia adalah seorang selebgram serta menjabat nama sebagai Fakgirl. " Mau nurutin permintaan gua atau... " Harsha menggantungkan kalimatnya dengan senyum manis yang Revaldo artikan sebuah awal dari bencana. " Gua sebar foto lo barusan. " " Nggak peduli!! " " Bagus! Dengan itu kepopuleran gua makin meningkat. Jangan lupa kalau gua seorang seleb yang mungkin dengan gampangnya bakal nurunin derajat lo lewat foto ini. " " Ok, gua terima permintaan lo! Puas sekarang?! " Mungkinkah Revaldo akan terjerat dengan paras cantik Harsha atau mungkin sebaliknya? Seorang Fakgirl sejati bakal gampang menarik perhatian target selanjutnya.

Aura_Miftah · Urban
Zu wenig Bewertungen
2 Chs

1. Tatapan

Jangan mulai kalau tidak mau mengakhiri.

-•••••-

" Lo mau jadi pacar gue? "

Seorang gadis tersenyum miring memandang laki laki didepannya. Sikutan pelan di perut tak membuat gadis itu berpaling memandang kearah samping. Membuat gadis yang berdiri di sampingnya menatap kesal.

Harsha Blenzsky. Siapa yang tidak kenal gadis cantik itu? Gadis yang cukup populer di SMA Pradipta. Namanya sudah di kenal banyak orang. Selain menjadi selebgram, Harsha juga dikenal sebagai fakgirl yang dapat membuat cowok cowok bertekuk lutut padanya. Harsha banyak disukai cowok cowok, tipe idaman para semua cowok istilahnya. Namun Harsha banyak dibenci kaum cewek. Karena dengan mudahnya bisa mendapatkan cowok idaman sementara mereka tidak.

Tetapi Harsha tidak terlalu mempermasalahkan itu semua. Sebab, cowok cowok yang terus mendekatinya bukan Harsha yang mendekati mereka. Jadi dimana nya yang salah? Menurut Harsha itu hal yang wajar.

Sebagai cewek, Harsha sering mempercantik dirinya. Selain banyak memikat hati kaum cowok, hal itu pula menjadi kesenangan bagi Harsha. Ketika ada waktu luang, Harsha kadang mengajak tiga sahabatnya untuk perawatan atau jika mereka sibuk, Harsha pergi sendiri.

" Gua mau. " jawab Harsha tanpa beban.

" Sa! Lo gila?! " pekikan Ditha tertahan.

Ditha Stevvany Andaromega. Dibandingkan dengan dua sahabatnya yang terkenal kalem dan polos, Ditha yang paling cerewet diantara mereka berempat. Perlu diketahui, Ditha paling anti dengan fakboi. Sifatnya yang tergolong mudah bergaul, membuat Ditha dikenal banyak orang. Dia juga ikut dalam sebuah perkumpulan geng gosip disekolah. Dari ketiga sahabatnya, Ditha yang paling dekat dengan Harsha.

" Oke. Kita jadian! " ucap cowok itu sembari mengulurkan tangannya kedepan Harsha.

Ditha menepuk keningnya. Menatap sekeliling yang untungnya sepi sebab jam pelajaran masih berlangsung. Tadi Ditha dan Harsha izin ke toilet sebentar karena panggilan alam. Namun malah berakhir bertemu dengan cowok yang sialnya menembak Harsha di koridor dekat toilet. Tempat yang tidak elit untuk menembak seseorang.

Dengan senang hati, Harsha menerima uluran tangan cowok itu. Yang Harsha ketahui dia ketua klub futsal di sekolahnya. Harsha menatap cowok itu sejenak setelah jabatan tangan mengurai.

" Tapi, gue udah punya cowok. "

" Nggak masalah. Nanti gua ke kelas lo. Duluan Sa... " tatapan cowok itu menatap Ditha. Seakan mengerti Ditha mengangguk. " Ditha. "

" Oke bye Sa, Dit... "

Setelah kepergian cowok itu. Ditha menatap Harsha menuntut penjelasan. Mereka kembali melanjutkan langkah kakinya menuju kelas.

" Kenapa lo terima sih!! "

" Gue nggak maksa Dit. Cowok juga oke oke aja kan? "

" Ya tapi kan, lo harusnya sadar dong Sa. Sama aja lo kaya mainin perasaan mereka. "

Harsha menoleh. " Lo udah tau gue Dit. Mereka yang minta kenapa gue harus jawab tidak? Bukannya setiap ada orang yang nembak gue, gue selalu bilang udah punya cowok kan? Tapi mereka biasa aja dan nggak masalah. "

Ditha menghembuskan nafasnya pelan, Ditha menyerah. Apapun yang akan Ditha tentang Harsha tidak akan merubah keputusan. Ditha juga paham betul bagaimana Harsha menyikapi mereka. Ini tidak salah namun perasaan mereka yang akan tersakiti tanpa di sadari.

Bunyi bel istirahat kedua mengalihkan perhatian Harsha dan Ditha. Kedua gadis itu saling pandang kemudian tersenyum penuh arti.

" Kantin!! " ucapnya bersamaan.

Harsha dan Ditha membelokkan langkahnya ke samping kanan. Sebelum kearah kantin, mereka harus melewati beberapa kelas seangkatannya.

-•••••-

Revaldo bersedekap dada. Menyandarkan punggungnya pada sandaran pilar dibelakang badannya. Sementara pandangannya tak pernah lepas dari dua sosok temannya yang tengah bergosip cewek cewek cantik di SMA Pradipta.

" Lu gatau ya adek kelas yang satu ini cantik parah. Belum lihat sih lo, awas aja kalo udah lihat jadi suka. " Fardan bercerita dengan heboh. Menyodorkan ponselnya didepan wajah Raksa memperlihatkan foto seorang cewek yang tengah berpose didepan kamera dengan bibir manyun kedepan.

Raksa menepis ponsel Fardan lalu menatap Fardan dengan pandangan jijik. " Nggak, nggak!! Gila lo! Itu lipstik nya merah banget kayak darah, lo bilang cantik? Rabun lo? "

" Tapi beneran cantik gimana dong? " Fardan menggulir layarnya kebawah. Menunjukkan foto masih dengan cewek yang sama pada Raksa. " Nih lihat. "

" Bodo amat ah ga lihat pake masker. "

" Lo berdua berisik banget!! Enyah sono! " seru Nohal sinis. Sebelum melanjutkan kembali game online di ponselnya.

" Nyenyenyenye. " cibir Raksa pelan dengan mulut menye menye.

" Gua dengar Rak! "

Raksa langsung menutup mulutnya rapat. Dia berdiri dari duduknya, kemudian bersandar pada dinding dengan kaki kanan di tekuk kedepan melewati kaki kirinya.

" Gua bosan nih. Keluar yuk Do. " ucap Raksa.

" Woy woy woy. Ada Kristal tuh Do. " tunjuk Fardan pada Kristal diujung koridor yang tengah berjalan menuju kearah mereka.

" Halo gais. " sapa Kristal begitu sampai didepan Revaldo. Gadis itu langsung memeluk lengan Revaldo erat lalu meletakkan kepalanya pada bahu kokoh Revaldo.

" Pergi lo!! " Revaldo mendorong kepala Kristal sambil melepaskan lengannya dari tangan cewek itu.

" Galak ih. " cibir Kristal.

" Kristal... Si Aldo itu udah nggak mau sama lo. Jangan ngarep terus deh. Mending sama gue aja sini. " Fardan menepuk bangku di sebelahnya yang kosong. Menyuruh Kristal duduk disana.

" Ogah! Lo fakboi najis! " ucap Kristal sinis.

" Fakboi fakboi gini banyak yang suka. " balas Fardan tak terima.

" Nggak percaya gue. " Kristal memfokuskan pandangannya pada Revaldo. Melupakan sosok Revaldo yang sudah tidak ada disampingnya dan berganti duduk disamping Raden.

" Mau gue buktiin? " Kristal mengangguk yakin. Menatap Fardan dengan ragu sambil bersedekap dada.

Fardan mengarahkan pandangannya ke segala arah. Damn! Fardan tersenyum lebar, melihat dua orang cewek yang akan melintas didepannya dengan raut wajah malu malu. Ralat, didepan mereka.

" Cewek... Cantik amat neng. Mau kemana? " Fardan mengedipkan satu matanya membuat dua cewek itu salah tingkah. Kedua cewek itu berjalan menunduk ketika melewati mereka dengan wajah yang sudah memerah.

" Mau ke kelas kak. Permisi. "

" Perlu nggak gue antar? " dasar Fardan.

Salah satu dari mereka menyikut lengan temannya. " Nggak kak. Makasih. " kemudian cewek itu langsung menarik tangan temannya sembari mempercepat langkah kakinya yang bahkan bisa dikatakan lari kecil sekarang.

Fardan menatap Kristal dengan kedua alis di naik turunkan. Jadi menoleh kesamping, melihat reaksi dua korban Fardan yang sialnya tengah berjingkrak kesenangan disana. " Dasar cewek. " cibir Kristal pelan.

" Jadi, lo mau jadi pacar gue? " tanya Fardan tanpa basa basi.

Kristal melotot tajam. " Nggak makasih!! " tolaknya mentah mentah. Saat tatapannya tak sengaja menatap Raden yang tengah mengobrol dengan Revaldo dia baru sadar kalau Revaldo sudah tidak berdiri disampingnya. Sial. " Rev-- "

" Berisik!! Pergi sana!!! " potong Revaldo cepat. Mengabaikan perkataan Revaldo, Kristal berjalan mendekati cowok itu.

" Berhenti disitu atau gue yang pergi? " ancam Revaldo membuat Kristal menghentikan langkahnya.

" Tapi gue di godain mulu sama Fardan. " adu Kristal cemberut.

" Bodo amat nggak peduli!! " jawab Revaldo.

" Mau banget di peduliin sama mantan? Ewhh... " Raksa mencibir keras sampai Kristal menoleh padanya dengan tatapan sengit. " Apa lo liat liat?! Naksir? "

" Dih! "

" Cewek emang gitu. Apalagi yang modelan kaya cabe gini. Lihat cowok pake motor keren aja langsung diembat. " sembur Fardan.

Kristal menatap kedua cowok itu bergantian dengan tatapan sengit. Sekilas menatap Revaldo yang sedang fokus pada ponselnya. Jelas, Revaldo sudah tidak peduli lagi padanya. Jadi, apa yang harus Kristal perjuangkan lagi disini?

" Awas lo! " Kristal menunjuk Fardan dan Raksa bergantian sebelum pergi dari sana dengan menghentakkan kedua kakinya kesal.

" Enyah lo cabe. Syuh!! " Raksa mengipaskan satu tangannya bergalak seperti mengusir Kristal yang sudah berjalan jauh di depan sana.

" Heran gue. Masih aja Kristal ngejar ngejar lo. " ucap Raksa tiba tiba.

" Namanya juga masih sayang. Kayak nggak tau Kristal aja lo. " timpal Nohal. Jelas tatapan cowok itu masih setia dilayar ponsel.

" Wih ratunya lewat nih. " Fardan bersiul siul menggoda membuat tatapan para temannya menatap kearah yang dimaksud Fardan. Kecuali Nohal tentunya. Dua orang cewek lagi ternyata mereka, Harsha dan Ditha.

" Cewek piuwit. " goda Fardan begitu Harsha nama-pan, melintasi mereka berlima dengan satu temannya yang mereka ketahui bernama Ditha.

" Hai Sa. " sapa Fardan sok kenal.

" Hai Far. " balas Harsha ramah. Selalu dengan senyum manisnya.

" Mau kemana nih? " tanya Fardan basa basi.

" Kantin lah! Nggak lihat? Mata lo rabun?! " semprot Ditha galak.

" Buset galak. " mendengar ucapan Fardan membuat Raksa yang diam diam memperhatikan meringis pelan.

" Harsha, mau nggak nanti siang lo jalan sama gue? "

" Hah? " beo Harsha.

Pertanyaan konyol Fardan langsung mendapat lemparan sepatu dari Revaldo. Membuat Fardan meringis pelan menahan sakit pada punggungnya. Fardan mengumpat pelan.

" Jadi lo mau kan? " tanya Fardan lagi. Masih berusaha rupanya.

" Jangan malu maluin Far!! " tegur Revaldo.

" Nggak ya enggak!! Mana rela gue ijinin Harsha pergi sama fakboi macam lo itu. Gini gini walaupun Harsha fakgirl seenggaknya masih waras daripada lo! " Ditha berkacak pinggang. Menatap Fardan sengit.

" Buset mulutnya licin amat. " Raksa meringis pelan.

" Dit udah. " Harsha mengelus bahu Ditha pelan. Dia memandang Fardan dengan tatapan tidak enak. " Maaf ya Far. Dia emang gitu orangnya. "

" Apaan sih Sa! " ucap Ditha tak terima.

" Ah nggak papa sayang, santai aja. " ucap Fardan yang sekarang di hadiahi bola basker mengenai kepalanya. Harsha meringis pelan sementara Ditha tertawa terbahak bahak. " Mampus dah lo!! "

Fardan mengambil bola basket disamping kakinya. Cowok itu menatap satu per satu temannya dengan tatapan sengit. " Siapa nih yang lempar?! Sejak kapan ada bola hah?! "

Bahkan Fardan melupakan bola basket yang sedari tadi memang sudah berada di tangan mereka. Diletakkan dibawah kolong bangku yang di duduki Raden. Niatnya mereka berlima akan bermain basket setelah duduk duduk santai.

" Gue! Kenapa lo?! Nggak terima?! " Nohal berdiri, menggulung lengan kemejanya keatas. Melupakan ponselnya dengan keadaan menyala tergeletak diatas bangku.

" Engga No, hehehe. " Fardan menyengir. Meletakkan bola basketnya dilantai koridor dengan pelan.

" Dasar lemah! Gimana mau jadi pacarnya Harsha kalo kayak gini aja takut. " Ditha mencibir keras. Kemudian menarik tangan Harsha pergi dari sana.

" Eh? " Harsha termangu. Saat tatapannya tak sengaja bertemu dengan Revaldo untuk beberapa saat.

To be continued