[Sudah siap untuk patah hati?] "Kau adalah satu-satunya yang ku punya. Kau adalah satu-satunya tempat yang bisa aku sebut rumah. Kau adalah segalanya bagi ku. Jika kau tidak ada, aku harus bagaimana? Apa yang harus aku lakukan?" "Aku mohon katakan!" "Apa yang harus aku lakukan?" Tanpa belas kasihan sang Takdir dengan kejam merenggut kebahagiaan seorang gadis polos bernama Rainy Stella. Dia memiliki seseorang yang paling berharga di masa lalu. Tetapi, ia tidak bisa mengingatnya karena Tragedi yang menimpanya di kala itu. Stella hidup menderita dengan serpihan beling masa lalu yang mencoba mendobrak pintu hatinya. Tetapi, semua teka-teki itu dengan perlahan terjawab setelah Stella bertemu dengan Rin. Seorang pemuda misterius, dingin, dan memiliki tujuan yang sama dengan Stella. Yaitu. "Mencari sesuatu yang telah pergi" "Aku akan mengingat mu! Aku akan berusaha mengingat mu! Tuhan... Ku mohon... Bantu aku untuk tidak melupakannya." #Rainy Stella "Pada akhirnya, aku tidak bisa mempercayai apa yang selalu ku percaya. Dan aku juga tidak bisa mengenang suatu hal yang sudah pergi." #Rin Bramasta
Putih
Itu lah pertama kali yang ku lihat.
Cahaya hangat dari jendela menusuk manik mata ku.
Sepoian angin dari balik celah tirai gorden berhasil membuat kulit ku meremang.
Kosong
Aku tidak bisa memikirkan apa-apa.
Aku tidak bisa berpikir
Aghhh...
Tangan ku, kaki ku, tubuh ku, semuanya terasa mati rasa.
Di mana ini?
Apakah aku berada di rumah Tuhan?
Tidak! sepertinya tidak!
Hei, siapa aku?
Kenapa aku tidak bisa mengingat apa pun?
Kenapa dada ku terasa begitu sakit?
Aku ingin mengeluarkan suara. Tapi tenggorokan ku terasa mati rasa, pita suara ku tersekat.
Hei! seseorang! siapapun!
Tolong aku...
Kenapa? kenapa aku merasa kehilangan?
Seperti ada sesuatu yang berharga pergi meninggalkan ku.
Aku... Aku...
BRAAKKKK!!!
Suara apa itu?
Keras sekali?
Aku takut!
Derap langkah kaki itu. Siapa itu?
Deg
Mata itu, kenapa memancarkan kesedihan?
Tunggu! Dia mendekat dan... dia menangis?
Kenapa?
Ada apa?
Apa yang terjadi pada ku?
Greeepp
Ughh sesak...
Dia mendekap ku terlalu erat dan sayup-sayup aku mendengar suara tangisannya.
Siapa dia?
Kenapa dia menangis untuk ku?
Lelaki ini? Apa dia mengenal ku? Apa dia keluarga ku?
"Hiks... Syukurlah... Syukurlahh... Hikss... Terimakasih Tuhan..."
Kenapa?
Kenapa setelah mendengar suaranya, rasanya aku ingin menangis?
Siapa dia?
Dan... Perasaan kehilangan ini semakin besar menumpuk di hati ku. Membuat dada ku terasa sesak hingga tanpa sadar mengeluarkan air mata.
Aku... Menangis...
"Maaf kan aku... Stella"
Deg