"Maafkan aku paman," ucap Iqbal begitu menyadari apa yang dia lakukan merugikan semuanya. "Aku pikir tuan sedang kemana, aku bahkan pergi ke rumah nona Salsha dulu tadi, dan ternyata tuan ada di sini, melihat tuan sedang tidur aku mengatrunya sedikit lqbih mendesak, dan saat jam sudah mulai siang, aku membangunkan tuan, dan akhirnya hanya tadi bari bisa."
Iqbal menghela nafasmya berat, sial. Tadi pagi terlalu lelah, bahkan tidurnya menjadi sangat nyrnyak dan nyaman. Bukan karena tidak ada Salsha melainkan, dia senang dia jujur, Iqbal senang membiarkan apa yang Salsha lakukan untuk hidupnya sendiri. Bukan masalah siapa yang melakukan untuk siapa, sebab bagi Iqbal dia sudah melakukan yang terbaik sesuatu dengan nasihat kakak iparnya.
"Paman," panggil Iqbal yang sudah siap di dlaam mobil dengan memakan sarapan yang sudah Jihan bawakan sejak tadi pagi jam sembilan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com