Zhao Pinlin berjalan ke arah kelompok yang terdiri dari tiga orang itu. Matanya kemudian memindai Mu Ningxue dengan keinginan gelap.
Jika saja wanita itu tidak menolaknya, mungkin Zhao Pinlin sekarang masih tetap mengagumi kecantikannya dengan hati yang murni. Namun, karena ambisinya yang liar itu telah mendapat jawaban akhir-akhir ini, dia merasakan nafsunya semakin kuat pada rambut perak Mu Ningxue dan wajahnya yang sakral tersebut.
Awalnya dia berpikir bahwa dia harus berkontribusi lebih banyak lagi ke Vatikan Hitam sebelum dia bisa memenuhi mimpinya. Lagi pula, wanita yang diinginkannya itu adalah seorang Penyihir. Yang mengejutkannya, adalah dia justru berjalan ke dalam perangkapnya sendiri. Ketika mata Zhao Pinlin menatap Mu Ningxue, rasanya dia sudah berhasil menguasainya dan menghancurkannya hingga berkali-kali!
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com