"Terima kasih."
Kalau diingat-ingat lagi, ini adalah pertama kalinya Mu Chen mendengar Wen Qingxuan berkata lembut kepadanya. Mu Chen seketika melongo begitu mendengarnya. Dulu, dalam situasi apa pun, Wen Qingxuan selalu tampak seperti seekor burung Phoenix yang angkuh. Sepasang mata indahnya selalu dipenuhi kesombongan. Apalagi di depan lawan jenisnya, Wen Qingxuan tak akan pernah mau kalah.
Karena itu, sikap lembut Wen Qingxuan ini membuat Mu Chen merasa tak nyaman.
Tapi, Mu Chen bisa segera mengendalikan dirinya saat melihat senyuman angkuh kembali muncul di wajah cantik Wen Qingxuan. Tak lama kemudian, Wen Qingxuan berkata, "Kau bukanlah pahlawan yang bisa menyelamatkan 'si cantik'. Kau tak pantas mendapat peran sebagai pahlawan."
Sudut bibir Mu Chen berkedut saat mendengar ejekan itu. Ia menatap gadis itu dengan kesal. Ia tiba-tiba punya niatan untuk membuat sebuah array dan melemparkan gadis ini ke dalam sana.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com