webnovel

Menang Telak

Redakteur: Wave Literature

Mu Chen menatap nomor undian di tangannya—nomor [1] tertulis disana. Lalu, ia mengangkat undian bambunya. Peserta lain yang melihat ini juga mengangkat nomor undian yang mereka ambil.

"Menarik sekali… Baru saja aku memikirkannya." Chen Tong menyeringai saat ia menatap Mu Chen. Lalu, dengan sombongnya ia mengangkat nomor undian ditangannya—terdapat nomor yang sama dengan milik Mu Chen. Sepertinya, ialah lawan bertanding Mu Chen.

Mu Chen menatap Chen Tong—yang sedang tersenyum sombong—lalu menggelengkan kepalanya pasrah.

"Si bodoh itu.." Chen Fan dan yang lainnya meringis. Mereka merasa kasihan sambil mengarahkan senyuman kepada Mu Chen. Keduanya—Chen Fan dan Huo Yun—bukan lawan yang imbang bagi Mu Chen sekarang. Apalagi Chen Tong yang mungkin lebih lemah daripada mereka berdua. Mereka tidak mengira betapa bodohnya orang ini. Bagaimana ia masih bisa tersenyum saat ini?

"Berakhir sudah."

Disamping mereka, wajah Mo Ling memucat dan ia tersenyum pahit. Ia mengangkat undiannya dan berkata, "Lawanku adalah Mubai."

"Ah?"

Chen Fan, Tang Qian'Er dan yang lain menatap ke arah Mo Ling simpatik. Diantara ke-12 peserta Kompetisi Masuk, tidak diragukan lagi bahwa Mu Chen dan Liu Mubai adalah yang tersulit untuk dilawan. Karena Mo Ling harus melawan Liu Mubai saat ini, ia memang kurang beruntung.

"Tidak apa. Dalam Kompetisi Masuk ini, hasilnya ditentukan oleh peserta. Tapi, jika pun kau kalah, bukan berarti kau tidak beruntung." Mu Chen menepuk bahu Mo Ling, tapi matanya melirik Tuan Hao yang berasal dari Five Great Academies. Ia berkata: "Kekuatanmu saat ini telah cukup sebagai persyaratan masuk Five Great Academies. Jadi, meskipun kau kalah, masih mungkin bagimu untuk mendapat kesempatan kedua jika kau bisa membuktikan kau berbeda dengan yang lainnya."

"Benarkah?" Mo Ling sejenak merasa ragu sebelum bertanya.

Mu Chen menganggukkan kepalanya dan berkata: "Tentu saja, soal membuatnya terpukau, semuanya tergantung pada dirimu."

Mo Ling mengangguk. Tiket itu juga sangat penting baginya. Jika ia gagal kali ini, ia tidak akan memiliki kesempatan lagi untuk memasuki Five Great Academies. Ini adalah kesempatan terakhirnya.

Dong!

Suara bel terdengar sekali lagi di dalam Northern Spiritual Square. Chen Fan, Tang Qian'Er dan yang lainnya menatap undian bambu yang mereka ambil dan mundur perlahan. Sekarang, pertandingan pertama adalah Mu Chen melawan Chen Tong

Saat mereka bergerak maju, seluruh pasang mata memfokuskan pandangannya kepada kedua sosok diatas panggung.

"Ohoho, aku tidak mengira jika Mu Chen akan bertanding pertama." Tang Shan melihat kedua anak lelaki di panggung dan tersenyum.

Mu Feng juga tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia bisa mengatakan bahwa Mu Chen berada pada tahap Spiritual Rotation Stage Initial Phase. Meskipun lawannya berada di tahap yang sama dengannya, Mu Chen pasti bisa mengalahkan lawan seperti Chen Tong. Selain itu, jika ia memenangkan pertandingan ini, paling tidak ia masih bisa masuk ke Five Great Academies.

"Jadi, dia itu yang bernama Mu Chen?" di panggung utama, Tuan Hao—yang kelihatan malas—tiba-tiba menegakkan tubuhnya. Ia memandang anak lelaki tampan yang berdiri di panggung.

Di sampingnya, Kepala Sekolah Xiao tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Kelihatannya dia anak yang lembut dan tenang.. Saya tidak mengira ia akan melakukan hal-hal tersebut. Kita memang tidak bisa menilai seseorang dari penampilannya." Tuan Hao bergumam dan menatap Mu Chen penuh ketertarikan.

"Kuharap anak ini tidak mengecewakanku. Jika tidak, sia-sia sudah kedatanganku kemari."

Di sampingnya, Kepala Sekolah Xiao merasa penasaran dengan kata-kata yang diucapkannya. Namun, ia tidak menanyakan apapun tentang hal itu. Ia hanya menduga-duga dalam benaknya hal mengejutkan apa yang dilakukan Mu Chen di Spiritual Road hingga membuat Five Great Academies sangat tertarik kepadanya.

"Sudah kubilang, beberapa orang memang tidak beruntung. Benar-benar tidak masuk akal."

Pada kesempatan yang ditunggu-tunggu banyak orang, Chen Tong tersenyum saat ia menatap Mu Chen. Ia masih saja berpikir untuk memberi pelajaran anak lelaki ini. Siapa sangka kesempatan melakukannya muncul begitu cepat?"

Mu Chen menatap pasrah Chen Tong yang arogan. Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya. Anak ini.. memang tolol.

"Bisakah kau berhenti berbicara?" ucap Mu Chen menghela nafasnya.

Melihat Mu Chen yang tidak peduli, Chen Tong menggertakkan giginya. Anak ini selalu memiliki kemampuan membuat orang lain marah.

"Mu Chen. Kali ini, aku tidak akan membiarkanmu bersikap sombong!"

Chen Tong berteriak. Spiritual Energy yang padat mengalir keluar dari tubuhnya. Jumlah kekuatannya membuat seluruh murid di Northern Spiritual Academy mendecakkan lidahnya. Seperti yang diperkirakan, ia berada di tahap Spiritual Rotation Stage.

"Swish!"

Jari-jari kakinya menyentuh tanah dan tubuhnya bergerak dengan ringan. Spiritual energy keluar dari kedua telapak tangannya dan gejolak panas samar-samar keluar.

"Fiery Heartbreak Palm1!"

Chen Tong menyerang Mu Chen secara langsung. Sebuah energi tajam berkumpul di tengah telapak tangannya, terlihat seperti nyala api. Lalu, kekuatan itu membawa angin kencang yang menyerang dada Mu Chen.

Mu Chen menatapnya dan dengan santai mengangkat tangannya.

"Plakk!"

Suara tepukan menggema dari arah panggung. Telapak tangan yang Chen Tong julurkan tiba-tiba membeku di udara. Ia tercengang menatap Mu Chen, sedang tersenyum polos dihadapan wajahnya. Ia langsung merasakan sensasi terbakar yang berasal dari wajahnya.

Ia tertampar tanpa ia sadari?

"Ini.."

Suara terkejut juga terdengar dari panggung. Banyak orang-orang yang bahkan melewatkan apa yang sedang terjadi. Mereka hanya bisa melihat sebuah bekas telapak tangan muncul di wajah Chen Tong dan mendengar suara tamparan singkat.

"Kecepatan yang luar biasa!"

Hanya mereka yang memiliki level pandangan di atas rata-rata yang bergumam dengan wajah serius. Mereka samar-samar dapat melihat serangan dengan kecepatan kilat saat itu.

"Aku akan membunuhmu!"

Meskipun ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi, rasa sakit di wajahnya membuat Chen Tong marah. Ia menatap galak kepada Mu Chen dan semua Spiritual Energy di dalam tubuh dikeluarkannya. Telapak tangannya seperti api menyapu tempat itu dan membombardir Mu Chen.

Namun, Mu Chen hanya bergerak perlahan melawan serangan sengit ini. Ia hanya berjalan santai dan membiarkan Chen Tong menyerangnya habis-habisan, tapi tidak satupun yang berhasil menyentuh barang pakaiannya pun.

Adegan di atas panggung terlihat lucu. Salah satunya menyerang membabi buta sedangkan yang satu lagi menanggapi dengan santai—terlihat seperti perahu yang mengikuti naik turunnya ombak dalam badai.

Dalam kondisi ini, masyarakat umum pun dapat melihat perbedaan diantara keduanya—yang berada di tahap yang berbeda.

"Kemampuan bergerak yang misterius, Mu Chen benar-benar luar biasa."

Beberapa orang yang berkuasa mengangguk kaget. Ia bisa bertindak santai menghadapi serangan bertubi-tubi dari level Spiritual Rotation Stage. Ini tidak bisa dilakukan sembarang orang.

Liu Mubai melihat adegan ini tidak senang. Ia cukup terkejut dengan kecepatan Mu Chen. Namun, ia langsung menyeringai. Akan lebih menarik seperti ini, jika tidak, ia pasti akan merasa bosan, kan?

"Apa kau hanya bisa menghindar?!" Melihat seluruh serangannya tidak membuahkan hasil sejak awal, Chen Tong lalu menjadi marah karena merasa terhina. Cukup berat baginya menanggung rasa malu saat setiap serangannya tidak mengenai sasaran.

Mu Chen akhirnya berhenti bergerak. Matanya yang hitam menatap Chen Tong.

"Pyroblast Spirit Fist2!"

Melihat Mu Chen yang sudah berhenti bergerak, tatapan Chen Tong dipenuhi kesenangan. Ia dengan cepat maju dan Spiritual Energy mengalir tanpa henti dari dalam tubuhnya. Lapisan api terpusat di tinjunya saat itu dengan keras meluncur ke arah Mu Chen.

Karena ada kesempatan, ia harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mengalahkan orang ini!

Pikiran tersebut terlintas di benak Chen Tong. Lalu, ia melihat Mu Chen juga mengeratkan tinjunya di hadapannya. Kemudian, tangannya meluncur seperti sebuah tombak.

Boom!

Dibalut dengan Spiritual Energy berwarna hitam legam, tinju Mu Chen bertabrakan dengan serangan ganas Chen Tong tanpa sedikitpun tanda menghindar. Suara dalam tiba-tiba menggema di langit.

Dengan posisi keduanya sebagai pusat, sebuah ledakan udara menyebar keluar ke sekitar mereka.

Tubuh Mu Chen tidak bergerak sama sekali, namun wajah Chen Tong memerah. Detik selanjutnya, tubuhnya bergetar dan terlempar kebelakang dengan tatapan heran. Ia menyapu tanah sejauh belasan meter sebelum akhirnya berhenti.

"Bagaimana mungkin?"

Chen Tong mengangkat kepalanya. Wajahnya dipenuhi berbagai macam ekspresi. Ia dan Mu Chen sama-sama berada di tahap Spiritual Rotation Stage Initial Phase, tapi mengapa ia tidak bisa menghindari satu saja serangan dari Mu Chen?

"Aku tidak bisa percaya ini!" Chen Tong marah. Dengan mengeram ia menyerang sekali lagi.

Swish!

Tepat ketika ia akan menyerang, sebuah sosok seperti bayangan hitam muncul dihadapannya. Sebelum ia bisa bereaksi, sebuah tangan yang dingin menekan tenggorokannya.

Merasakan sebuah tangan dingin di tenggorokannya, Chen Tong tiba-tiba terkejut dan membeku. Ia menatap wajah anak lelaki itu terlalu dekat dengannya—wajah yang awalnya lemah lembut berubah menjadi dingin dan kejam. Tatapan yang awalnya tidak peduli itu membuatnya terkejut dan ia merasa seperti sedang ditatap oleh seekor cheetah.

"A-a-aku menyerah."

Chen Tong menelan ludahnya dan berkata sambil gemetaran. Ia akhirnya bisa mengerti perbedaan di antara dirinya dan Mu Chen. Meskipun telah maju ke tahap Spiritual Rotation Stage, ia sama sekali bukan tandingan Mu Chen.

Mu Chen melirik Chen Tong—tidak peduli terhadapnya dan melepaskan tangannya.

"Kakak Mu benar-benar luar biasa!"

Setelah Mu Chen melepaskan tangannya, kegaduhan terdengar dari area di luar panggung. Murid dari East Branch, terutama Su Ling, Tan Qingshan dan yang lainnya bersorak-sorai. Mereka tidak bisa melihat pertandingannya dengan jelas, tapi mereka bisa mengatakan bahwa si sombong Chen Tong kewalahan menghadapi Mu Chen.

Mendengar sorak-sorai mereka, Mu Chen tersenyum ke arah mereka. Lalu, ia merasakan sesuatu yang aneh dan membalikkan badannya. Garis pandangnya berhenti di arah Liu Mubai yang sedang menyilangkan tangannya dan sedang menatap Mu Chen seperti ia menarik untuk dilihat. Tatapannya persis seperti serigala yang menemukan mangsa.

Liu Mubai yang menyadari Mu Chen melihatnya kemudian tersenyum. Lalu, bibirnya bergerak perlahan.

Mata Mu Chen memicing. Ia tahu bahwa Liu Mubai ingin mengatakan sesuatu kepadanya.

"Kau juga akan berakhir seperti dia." 

Mu Chen menjawab dengan senyuman namun tatapan matanya mematikan.

"Aku tunggu."