Mu Chenhao yang sedari awal sedang menunggu di rumah segera berlari keluar rumah setelah mendengar suara mobil. Dia melihat tiga sosok yang masuk di pintu gerbang halaman.
"Kakak, kamu pulang!" Mu Chenhao berlari dengan memakai sepasang sandal. Wajah remaja itu penuh dengan kegembiraan yang tidak bisa disembunyikan.
Sepasang mata yang jernih itu penuh dengan kegembiraan dan kekaguman, seolah-olah orang yang berdiri di depannya adalah idolanya yang sangat terkenal di mana-mana.
Mu Feichi berhenti sejenak dan menatap adiknya yang sudah beberapa bulan tidak bertemu dengannya. Dia hanya melihatnya sekilas di perjamuan Weiya dan tidak banyak memperhatikan. Kali ini, dia tampaknya tumbuh semakin tinggi.
Ini adalah adik tirinya namun masih memiliki hubungan darah dengannya. Meskipun Mu Feichi tidak menolak keberadaannya, tapi dia masih tidak bisa melewati belenggu di dalam hatinya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com