webnovel

Bab 24

"Tidak masalah... setelah kita melihat pulau kami akan menurunkanmu di tempat itu... saya akan memberi kalian uang untuk perjalanan pulang dan kehidupan bersama keluarga.." Ray berkata sambil tersenyum.

" Maaf tuan muda... kami tidak bisa mengikutimu... karena kami hanya akan menjadi sebuah kutu tanpa bantuan sama sekali untukmu... sebelumnya..." Bessara berkata dengan nada menyesal, tetapi sebelum dia menyelesaikan kata katanya dia di hentikan oleh suara Ray.

"Tidak masalah... saya tidak menyalahkan kalian berdua... saya tidak akan menolak pilihanmu.. menurutku hidup itu adalah pilihan dari diri kita sendiri dan kepada diri kita sendiri... jadi jangan menyalahkan diri sendiri... oh ya.. jika ada keperluan datang dan temui saya di kamar... " Setelah berkata seperti itu Ray berdiri dan melangkah meninggalkan tempat itu.

Sebelum Ray meninggalkan tempat itu dia mendengar suara Koyde dan juga Bessara.

"Maaf tuan muda"

Sebenarnya Ray memang tidak bisa menyalahkan mereka atas apa yang terjadi sebelumnya.

Dia juga melihat cahaya ketakutan pada mata keduanya karena menyaksikan Ray hampir menyakiti Molly.

Mungkin mereka memiliki pemikiran bahwa jika mereka yang berada dihadapan Ray saat itu, mereka mungkin tidak bisa menolak dan mati begitu saja dengan satu kali tebas.

Mereka juga memikirkan masing-masing keluarga mereka di tempat asal.

Ada juga masalah tentang Ray memiliki harga untuk kepala dari angkatan laut, dan mereka tidak ingin di anggap sebagai kriminal.

Walaupun sebagian dari beberapa orang di dunia ini menganggap harga buron itu sebagai pencapaian, tetapi bagi keduanya hal itu tetap saja adalah buron atau pelaku kejahatan.

Meskipun keduanya telah bersama dengan Ray selama beberapa waktu, tetap saja mereka takut , ketakutan itu telah mengakar pada hari dan pikiran.

∆∆∆

Di sebuah istana kerajaan.

"Apa!! kamu bertemu dengan Ray???" Seorang raja berkata kepada pemuda di depannya.

Pemuda itu tidak lain adalah Pangeran Perez yang telah kembali untuk melaporkan kejadian sebelumnya.

"Mengapa kamu pergi untuk menemuinya???... mengapa kamu tidak menunggu dia untuk merapat pada pulau lalu mengepungnya?? apakah kamu bodoh??" Raja berteriak marah.

"Maafkan saya ayah.. tapi menurut saya walaupun sepupuku dikepung seperti apa dia pasti bisa meloloskan diri..." pangeran Perez berkata.

"Apa maksudmu..." Raja berkata penuh keraguan melihat pangeran Perez.

Pangeran Perez kemudian menceritakan sebagian kejadian yang terjadi sebelumnya.

"Jadi maksudmu dia sangat kuat bahkan mampu mengalahkan jendral Seril??.. jadi apa??? apa menurutmu setelah mengalahkan jendral Seril dia sudah tidak terkalahkan?? apakah kamu bodoh... kita memiliki angkatan laut dan pemerintah dunia dibelakang layar.. apakah menurutmu dia bisa mengalahkan angkatan laut dan pemerintah dunia??? dasar bodoh" Dengan marah sang Raja berteriak.

"Tapi dia memiliki seseorang yang bahkan lebih kuat darinya bersamanya sekarang" membela diri pangeran Perez berkata.

"Siapa... menurutmu siapa yang begitu kuat sehingga bisa mempengaruhi tata kerja angkatan laut.. hah...." Raja kali ini sangat kecewa dengan kelakuan anaknya ini.

"Saya telah menyelidiki identitasnya, dia adalah Shichibukai Drakule Mihawk si pemain pedang terbaik dunia saat ini" Kata pangeran Perez.

"Apa... bagaimana itu dia... bagaimana bisa bocah itu mengetahui seorang yang begitu tinggi di atas?? .. atau jika saya tidak salah menebak.. itu pasti berdasarkan koneksi orang tuanya... sialan ... saudara sialan... mengapa masih saja membuat masalah bahkan setelah kamu mati... " Raja berkata dengan penuh kekesalan yang kemudian suaranya berubah menjadi kecil, wajahnya lalu berubah penuh penyesalan.

"Ayah... menurutmu apa yang harus kita lakukan... oh iya... saya tahu bahwa kita memiliki pemerintah dunia dan angkatan laut dibelakang kita.. tetapi apakah mereka mau untuk berhadapan dengan seorang rakyat biasa yang orang tuanya di bunuh oleh bajak laut... menurut saya hal itu pasti tidak akan dilakukan oleh mereka..." Pangeran Perez berkata lalu menyuarakan keraguannya setelah mendengar perkataan ayahnya sebelumnya.

"Hal ini bukan urusanmu... saat ini kamu kembali ke ruanganmu untuk memikirkan semua kebodohan yang kamu lakukan ..." Raja berkata sambil melambaikan tangannya mengisyaratkan untuk pergi.

Walaupun pangeran Perez dipenuhi dengan keraguan di kepalanya dia tetap pergi meninggalkan tempat itu.