Hari terus berganti, rasa sakit demi rasa sakit mulai Reva rasakan secara intens. Walaupun sangat sakit, tetapi sebisa mungkin Reva tidak mengeluh secara berlebihan, dia berusaha untuk mengontrol dirinya sendiri. Seperti malam ini, Reva kembali merasakan sakit yang teramat di perutnya.
Jam sudah menunjukan pukul 12 malam, Reva melirik sang suami yang sudah damai tertidur pulas. Seharian ini suaminya berada di kantor, bahkan baru pulang jam sembilan tadi. Rasanya Reva tak tega membangunkan. Begitupun dengan Ibunya. Sejak tadi pagi Ibunya sudah repot membantu, bahkan sampai malam. Mungkin sekarang sudah tidur.
Dua tas berukuran sedang sudah rapih, sudah tertata di atas sofa. Iya, itu semua mereka lakukan jika Reva harus melahirkan sesegera mungkin.
"Anaknya Mummy, kamu kenapa sih? Jangan kayak gini, kamu harus sabar," ujar Reva sembari mengusap-usap perut buncitnya. Rasanya sangat tidak nyaman, Reva kembali bangkit dari duduknya lalu berdiri menatap Sean.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com