Kini, Axel sudah berhadapan dengan sosok wanita yang masih menghadap ke arahnya. Ia melihat Zelyn masih menangis tersedu-sedu di dada bidangnya dan juga memeluk erat. Seolah mencari sumber kekuatan dengan cara melingkarkan tangan di pinggang. Ia yang ingin menenangkan Zelyn, memilih untuk mengusap lembut tubuh bagian belakang, berharap mampu menenangkan perasaan wanita itu.
"Menangislah, Sayang. Aku akan selalu ada untukmu dan di sini bersamamu. Kamu pasti dari tadi menahan diri semenjak berada di rumah sakit. Apalagi aku tadi tidak ada di sampingmu saat kau sedang merasakan kesakitan. Semua itu karena kecerobohanku, hingga membahayakan nyawamu. Maafkan aku."
Saat Axel sibuk menenangkan Zelyn agar tidak terus menangis, yang terjadi malah sebaliknya karena wanita itu makin menangis tersedu-sedu di pelukan. Apalagi tangan dengan jemari lentik itu saat ini makin erat memeluk pinggang dan juga menangis tersedu-sedu di dadanya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com