webnovel

Once Again S1

Autor: Mega_Sari2
Geschichte
Laufend · 48.3K Ansichten
  • 161 Kaps
    Inhalt
  • 5.0
    13 Bewertungen
  • NO.200+
    UNTERSTÜTZEN
Zusammenfassung

Kematian ayah dan bundanya yang penuh teka teki menjadi alasan untuk Cleo Arlen Melden menjadi seorang detektif yang penuh dengan kejutan. Detektif kejam yang tidak takut akan apapun dan juga detektif sadis adalah panggilan yang pantas untuk seorang gadis cantik bernama Cleo. Ia bersembunyi di balik kata 'DETEKTIF' untuk mencari tahu alasan dibalik kematian ayah dan bundanya. Cleo membalaskan dendamnya kepada pelaku dibalik kematian ayah dan bundanya. ONCE AGAIN, Cleo tidak akan pernah tinggal diam pada orang- orang yang telah membuat hidupnya dan juga ayah bundanya hancur. Cleo akan membuat setiap orang yang mengusik hidupnya membayarnya secara pentas tanpa ada kata ampun sekalipun, bahkan jika nyawa menjadi taruhannya.

Chapter 1Prolog

Orang- orang yang berpakaian serba hitam itu menatap sendu ke arah gadis polos yang ada di hadapan mereka.

Suara tangisan yang dikeluarkan gadis itu membuat siapa pun yang mendengarnya akan merasakan kesedihan yang dialami gadis tersebut.

Satu persatu dari mereka memilih untuk meninggalkan gadis yang masih dengan tangisannya tersebut, hingga hanya tersisa beberapa orang saja.

"Bangun!!!!! Lo kenapa ninggalin gue sendirian di sini hah? Lo udah janji sama gue kalo lo akan selalu ada buat gue, lo akan selalu bantu gue kalau gue ada masalah. Lo…. lo juga udah janji kalau lo ngak akan biarin siapa pun buat bikin gue nangis, ta… tapi kenapa sekarang malah lo sendiri yang buat gue nangis….."

hiks.....

"Gue mohon ba…. bangun... hapus air mata gue seperti yang biasa lo lakuin ke gue Vin. Gu… gue mohon, gue mohon Vin….."

Seorang laki- laki muda menghampiri gadis yang sejak tadi menangis di depan liang lahat yang masih basah tersebut.

"Cle.... Cleo udah.. lo ngak boleh gini terus Cle. Biarin Elvin pergi dengan tenang. Kalau lo nangisin kepergian dia kayak gini, dia juga ngak akan bisa tenang di atas sana Cle." Ucap laki- laki itu berusaha menenangkan gadis yang ia panggil Cleo.

"Kenapa Lang.... kenapa Elvin jahat sama gue? Di... dia udah ja... janji buat selalu jagain gue, dia udah janji akan selalu bahagiain gue, tapi kenapa dia malah ninggalin gue secepat ini Kent? Kenapa?? hikssss,,,,,,,,,,"

Gilang langsung menarik Cleo ke dalam pelukannya.

Laki laki itu mengusap puncak kepala gadis itu sekedar menenangkannya.

"Ini udah takdir Cle. Mungkin ini yang terbaik buat lo dan juga Elvin. Lo harus percaya kalau Tuhan punya rencana lain di balik kepergian Elvin, lo harus terima keadaan ini."

"Tapi kenapa? kenapa Tuhan selalu kejam sama gue?"

"Shuttttt. lo ngak boleh ngomong gitu, Tuhan ngak pernah ngasih cobaan melebihi kemampuan umatnya."

"Tuhan itu sama sekali ngak sayang sama gue Lang, Tuhan ngak pernah nganggep gue sebagai umatnya."

Gilang melepas pelukannya pada tubuh Cleo lalu mencengkram bahu gadis itu pelan sambil menatap lekat ke arah mata Cleo.

"Tuhan itu sayang sama lo Cle, lo ngak boleh ngomong yang ngak ngak kayak gini."

"Kalau memang Tuhan sayang sama Gue, kenapa dia selalu buat gue menderita hah? Kenapa dia selalu ambil orang- orang yang gua sayang? Kenapa di saat gue merasa nyaman di samping seseorang, Tuhan malah ambil mereka satu persatu. Tuhan udah pernah ngambil ayah bunda dari sisi gue, dan sekarang..... se.... sekarang kenapa Tuhan juga harus ngambil Elvin? kenapa Lang? Kenapa hiksssss"

Ucap Cleo sambil memukul mukul dada milih Gilang.

"Cle....." Panggil Gilang dengan suara sendu.

"Gue pengen bahagia Lang, gue pengen bahagia... sekali aja. Apa gue orang yang ngak pantes ya buat bahagia?"

"Gue tau lo sedih Cle, tapi lo ngak boleh ngomong hal hal ngaco kayak gini. Ngak ada satu orang pun di muka bumi ini yang ngak pantas untuk bahagia Cle, ngak ada. Mungkin waktunya aja yang beda- beda. Dan lo, lo harus sabar buat nunggu giliran lo Cle, lo harus sabar. Gue yakin lo pasti akan menemukan kebahagiaan yang lo impikan itu, lo percaya sama gue."

"Tapi gue cape Lang, gue cape. Gue udah capek nunggu itu, gue ngak sanggup lagi Lang."

"Lo ngak boleh ngomong gitu Cle. Lo masih punya orang orang yang sayang sama lo."

"Siapa? Siapa Lang? Siapa hah? Ayah, bunda, ka Steven dan sekarang Elvin... semuanya... semanya udah pergi Lang. Udah ngak ada alasan lagi untuk gue bertahan dengan kehidupan ini, ngak ada."

Plakkkkkkk

Cleo menatap Gilang yang baru saja mendaratkan tangannya tepat di pipinya.

"Lo makin ngaco Cle, lo makin ngaco tau ngak. Kenapa sih lo ngak pernah anggep gue ada di dalam hidup lo Cle, gue di sini. Gue ada di hadapan lo. Gue bisa jagain lo, gue juga bisa bahagiain lo. Gue akan ngasih apa pun yang lo minta, tapi tolong anggep gue sebagai orang yang penting di dalam hidup lo Cle. Gue mohon."

Gilang menatap sendu ke arah Cleo.

"Lang.... ma... maksud lo... maksud lo apa ngomong gitu?"

"Gue udah lama selalu ngasih perhatian sama lo, gue udah lama nunggu lo buat bales perasaan gue. Gue udah lama nunggu lo supaya anggep gue sebagai orang yang penting dalam hidup lo, tapi kenapa gue ngal pernah bisa dapet itu dari lo Cle? Kenapaaaa??"

"Gilang.... lo jangan ngaco deh. Maksud lo ngomong gitu apa?"

"Gue tau gue salah karena ngomong hal kayak gini tepat di hadapan makam Elvin, tapi setidaknya ada rasa lega dalam diri gue karena udah ngungkapin perasaan yang selama ini gue pendam buat lo Cle. Dan gue harap apa yang selama ini gue impikan bisa terwujud Cle. Gue belum bisa lupain lo Cle. Gue masih belum bisa terima kalau hubungan kita yang dulu itu udah ngak bia di lanjut lagi."

"Lo gila Lang, lo gila."

"Iya, gue emang gila Cle, gue gila karena lo."

"Gue ngak mau ketemu sama lo lagi Lang, gue ngak mau. Sekarang juga lo pergi dari hadapan gue, pergi.... PERGI LANG!!! PERGI!!!!" Teriak Cleo ke hadapan Gilang.

"Gue akan pergi, tapi itu hanya sementara Cle. Gue akan selalu ada buat lo, gue ngak akan pernah biarin lo sendirian. Gue janji itu."

"PERGI GILANG!!! PERGI."

Melihat wajah Cleo yang sudah di penuhi oleh air mata membuat laki laki memilih untuk segera meninggal kan gadis itu sebelum ia membuat gadis itu semakin terpuruk.

"Gue permisi Cle."

Cleo sama sekali tidak menjawab ucapan dari laki laki itu dan membuat Gilang memilih untuk pergi meninggal kan gadis itu seorang diri di makam laki laki yang selama ini menjadi saingannya untuk mendapatkan Cleo dan sekaligus merupakan sepupunya itu.

"Maafin gue Vin, maafin gue."

Das könnte Ihnen auch gefallen

My Dearest, Adhitya

Jika seorang playboy ditakdir untuk jatuh cinta kepada dua wanita terbaik dalam kisah hidupnya, siapa yang akan ia pilih? Wanita yang selalu ia anggap sebagai adik, atau wanita yang sudah lama menjadi sahabatnya? --- "Seorang playboy juga bisa patah hati," lanjut Adhitya disela senyumannya. "Mungkin perasaanku pada Vanie juga sesaat sama seperti ketika mendambakan dirimu. Tapi kau menolakku berkali-kali dan aku sudah merasa cukup patah hati." Adhitya sudah gila rupanya. Adhitya miliknya. Sahabatnya. Impian masa depannya. Adhitya yang sekarang berbalik menyerang perasaannya dengan mengatakan mencintai wanita lain yang adalah adiknya sendiri. "Aku menginginkan Vanie sekarang. Ia tidak pernah membuatku merasa menjadi seorang playboy. Ia selalu membuatku merasa percaya diri untuk mendapatkan dirimu yang pada kenyataannya kau tidak berhasil kusanding," lanjut Adhitya. "Tapi aku memang sayang padanya dari awal. Dan kurasa..." Adhitya menarik wajah Zera tinggi-tinggi karena wanita itu sudah menunjukkan reaksi patah hatinya. "kalau aku bicara lebih banyak lagi itu akan melukaimu. Memintamu menjadi kekasih bohonganku adalah kesalahan ya?" Zera memaksakan senyumannya untuk terbit. Hanya saja sekarang ia terlihat seperti sedang menyengir. "Aku jadi tahu bagaimana rasanya menjadi kekasihmu walau tidak sungguh-sungguh menjadi kekasihmu." Kekehan Adhitya menghentikan senyuman Zera karena sekarang wanita itu menjadi tersipu. "Kau tidak akan mencintaiku kalau berpura-pura menjadi kekasihku, 'kan?" "Aku sudah mencintaimu, Adhitya."

Aurelia_Chrissy · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
10 Chs
Inhaltsverzeichnis
Volumen 1

Bewertungen

  • Gesamtbewertung
  • Qualität des Schreibens
  • Aktualisierungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund
Rezensionen
Beliebt
Neuest

UNTERSTÜTZEN