Bai Yaoyao menatap Duan Yanhao dan telinganya yang memerah. Ekspresinya yang kaku berubah lembut dan hangat — seperti balok es yang perlahan meleleh.
Dia terpesona oleh pemandangan ini. Bahkan sang mayor tampaknya memiliki semacam kelembutan yang tersembunyi di dalam dirinya.
Dia gembira bahwa dia bisa mengalami perasaan seperti ini.
Duan Yanhao mencampur sayuran dan bakso di hotpot. Ketika sudah matang, dia menempatkannya di mangkuk Bai Yaoyao.
Tetapi pada saat itu, Bai Yaoyao sedang mengistirahatkan pipinya dengan kedua tangannya saat dia menatap Duan Yanhao.
Wajah Duan Yanhao menegang dan dia terbatuk ringan. "Kau hanya akan menatapku dan tidak makan?"
Bai Yaoyao mengangguk. "Ya, saat melihatmu membuatku bersemangat."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com