webnovel

NITYASA : THE SPECIAL GIFT

When death is a blessing. Bagaimana jika lingkup sosial kita di isi oleh orang-orang menakjubkan? Diantaranya adalah orang yang mempunyai anugerah di luar nalar. Salah satunya seorang bernama Jayendra yang berumur lebih dari 700 tahun dan akan selalu bertambah ratusan bahkan ribuan tahun lagi. Dia memiliki sebuah bakat magis yang disebut Ajian Nityasa. Kemampuan untuk berumur abadi. Mempunyai tingkat kesembuhan kilat ketika kulitnya tergores, tubuh kebal terhadap senjata dan racun, fisik yang tidak dapat merasakan sakit, serta tubuh yang tidak menua. Namun dari balik anugerah umur panjangnya itu, gejolak dari dalam batinnya justru sangat berlawanan dengan kekuatan luarnya. Pengalaman hidup yang dia lewati telah banyak membuatnya menderita. Kehidupan panjang tak bisa menjaminnya untuk bisa menikmati waktunya yang melimpah. Kebahagiaan tak lagi bisa dia rasakan. Dari semua alasan itu, maka baginya kematian adalah hal yang sangat ia damba. Tetapi malaikat pencabut nyawa bahkan tak akan mau mendekatinya yang telah dianugerahi umur abadi. Pusaka yang menjadi kunci satu-satunya untuk menghilangkan Ajian Panjang Umur itu telah lenyap ratusan tahun lalu. Maka jalan tunggal yang harus ditempuh adalah kembali ke masa lalu. Tidak, dia tidak bisa kembali. Orang lain yang akan melakukan itu untuknya. Seorang utusan akan pergi ke masa lalu bukan untuk merubah, tetapi untuk menguji seberapa besar batasan kepuasan manusia. Masa lalu berlatar pada awal abad 13 di Kerajaan Galuh pada masa kepemimpinan Maharaja Prabu Dharmasiksa. Di zaman itulah misi yang semula hanya untuk mengambil sebuah pusaka seolah berubah menjadi misi bunuh diri. Kebutaan manusia akan sejarah membuatnya terjebak pada konflik era kolosal yang rumit. Mampukah mereka melakukannya? Atau akan terjebak selamanya?

Sigit_Irawan · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
240 Chs

52. Bukan Sihir

Jalan Pantai Utara, 2020.

Bus menepi pada komplek bangunan rumah makan dengan halaman parkir yang luas seukuran dua kali lapangan bola, tempat dimana para supir bus beserta penumpangnya rehat dari perjalanan untuk sekadar makan atau beribadah. Siang itu terik matahari tepat di atas kepala. Abdul dan Jay turun dari bus, mereka menuju Foud Court untuk memesan makanan. Tempat itu sangat ramai hingga hampir tidak ada meja yang kosong.

"Denger pelajaran sejarah malah bikin saya laper, mas," celoteh Abdul siap menikmati hidangan di satu-satunya meja yang kosong.

"Kata orang, sejarah itu membosankan," ujar Mas Jay. "Makan dulu, baru lanjut ngobrol lagi!"

Mereka pun menikmati hidangan masing-masing tanpa saling bicara. Beberapa saat kemudian, Mas Jay kembali membuka obrolan.

"Habis ini, saya ga bakal ceritain kelanjutanya," ujar Jay mengejutkan.

"Lho? Kenapa?" tanya Abdul heran.

"Kalau saya ceritain, kamu jadi tahu ceritanya."

"Kenapa saya ga boleh tahu?"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com