webnovel

NITYASA : THE SPECIAL GIFT

When death is a blessing. Bagaimana jika lingkup sosial kita di isi oleh orang-orang menakjubkan? Diantaranya adalah orang yang mempunyai anugerah di luar nalar. Salah satunya seorang bernama Jayendra yang berumur lebih dari 700 tahun dan akan selalu bertambah ratusan bahkan ribuan tahun lagi. Dia memiliki sebuah bakat magis yang disebut Ajian Nityasa. Kemampuan untuk berumur abadi. Mempunyai tingkat kesembuhan kilat ketika kulitnya tergores, tubuh kebal terhadap senjata dan racun, fisik yang tidak dapat merasakan sakit, serta tubuh yang tidak menua. Namun dari balik anugerah umur panjangnya itu, gejolak dari dalam batinnya justru sangat berlawanan dengan kekuatan luarnya. Pengalaman hidup yang dia lewati telah banyak membuatnya menderita. Kehidupan panjang tak bisa menjaminnya untuk bisa menikmati waktunya yang melimpah. Kebahagiaan tak lagi bisa dia rasakan. Dari semua alasan itu, maka baginya kematian adalah hal yang sangat ia damba. Tetapi malaikat pencabut nyawa bahkan tak akan mau mendekatinya yang telah dianugerahi umur abadi. Pusaka yang menjadi kunci satu-satunya untuk menghilangkan Ajian Panjang Umur itu telah lenyap ratusan tahun lalu. Maka jalan tunggal yang harus ditempuh adalah kembali ke masa lalu. Tidak, dia tidak bisa kembali. Orang lain yang akan melakukan itu untuknya. Seorang utusan akan pergi ke masa lalu bukan untuk merubah, tetapi untuk menguji seberapa besar batasan kepuasan manusia. Masa lalu berlatar pada awal abad 13 di Kerajaan Galuh pada masa kepemimpinan Maharaja Prabu Dharmasiksa. Di zaman itulah misi yang semula hanya untuk mengambil sebuah pusaka seolah berubah menjadi misi bunuh diri. Kebutaan manusia akan sejarah membuatnya terjebak pada konflik era kolosal yang rumit. Mampukah mereka melakukannya? Atau akan terjebak selamanya?

Sigit_Irawan · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
240 Chs

170. Partai Gunung Ciremai

.

Rupanya bukan perintah Saga yang mereka turuti, melainkan di depan sana sudah ada banyak sekali pasukan kerajaan Galuh mendekat dengan menaiki kuda. Mereka dipimpin oleh Patih Adimukti Nataprawira secara langsung. Sebenarnya mereka datang hanya untuk mengawal para tabib yang akan membantu melakukan pengobatan pada para warga kota Majinang yang terkena wabah. Namun, ketika kebetulan mengetahui Jayendra dikeroyok oleh pasukan Saga Winata, mereka pun mempercepat laju kuda untuk balik melawan.

Saga dan semua anak buahnya memilih untuk lari, namun Jayendra yang masih kuat untuk berdiri, langsung mencegatnya. Sehingga Saga Winata tertinggal sendiri sementara semua pasukannya sudah kabur, Abdul pun turut kabur pula.

Pedang pun diambil dari sarungnya, kemudian Jayendra menikamkan pedang ke arah Saga. Mudah saja ditepisnya kemudian ia balik menyerang dengan pedangnya pula.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com