Aza pun mengangguk. Dan dia langsung membuat semuanya berlangsung baik. Rehan juga bekerja sebagaimana rencana awalnya. Meskipun Aza tidak pernah menyangka jika Rehan akan seserius itu kalau sudah beraksi. Keringat bahkan menetes dari pelipisnya karena terlalu fokus. Kedua matanya menajam saat berurusan dengan kamera, dan begitu 30 menit berlalu, semuanya seperti sihir saja.
"Sudah selesai, Kak?" tanya Aza.
"Hooh, fiuh…"
Rehan mengusap keningnya dengan punggungn tangan begitu selesai. Dia menyeringai senang. Meski beberapa saat lalu Rehan lah yang menganggap Aza anak-anak, kini Aza justru yang menganggap Rehan begitu.
Aza diam-diam menyimpan pikirannya itu, lalu mendekat saat diundang melihat foto-foto di kamera. Tentu saja mereka sudah selesai beres-beres meja itu bersama.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com