Killua : Hanzo, perintahkan untuk menembak sekali lagi meriamnya!
Hanzo : Apa?!
Siper yang bingung hanya bisa diem mendengarkan. Baik Hanzo dan Siper menunggu penjelasan lebih lanjut.
Killua : Dengan reaksi tembakan sebaliknya, kapal akan kembali tegak. Arah anginnya pun mungkin bisa berubah. Ibarat sekali tepuk dua lalat (sambil menunjukkan dua jari)
Gon dan Lucia saling pandang dan tersenyum lebar. Lalu Killua, Gon dan Lucia saling ngetos Hanzo yang melihat reaksi Killua, Lucia dan Gon mengangguk pelan.
Hanzo : Baiklah, ayo kita coba!
Hanzo menekan sebuah tombol speaker yang bisa terhubung di seluruh awak kapal.
Hanzo : Panggilan untuk semuanya, aku akan menggantikan Kurapika! Ayo kita tembakan sekali lagi! Semuanya siap-siap diposisi masing-masing. Dua puluh detik lagi meriam akan ditembakan!!
Hanzo melihat ke arah Siper. Siper yang mengerti pun langsung mengangguk dan fokus melihat ke lensa senjata sambil menggumamkan sesuatu yang masih bisa di dengar.
Siper : Ini adalah sasaran jauh lebih menantang dan menegangkan. Menarik, serahkan saja padaku! (tersenyum percaya diri)
Di bagian Kurapika.
Kurapika terus memaksakan dirinya untuk bangkit kembali, akan tetapi rasa kantuk menyerang beserta kepala yang teramat pusing akibat benturan keras tadi. Pada detik-detik terakhir sebelum dia menutup matanya, sekuat tenaga dia melihat ke arah stir kemudi.
Ada seseorang membantunya untuk menstabilkan kapal tersebut. Dan pada akhirnya Kurapika yang berpikir itu adalah Hanzo dan dengan perasaan lega dia menutup matanya karena tidak sanggup lagi menahan rasa pusing dan kantuk yang menyerangnya.
Kembali di bagian Hanzo dan lainnya.
Setelah tembakan meriam yang terakhir kalinya. Kapal yang awalnya hendak tenggelam kembali stabil dan sudah bergerak dan bergeser dari tempatnya. Hanzo bernafas lega lalu berteriak keras bersama dengan peserta lainnya.
Hanzo : KITA BERHASIL!!!
Gon : Luar biasa kapalnya bergerak!!
Hanzo : Ya tentu saja bergerak, ini kan kapal!
Gon : Benar juga ya (menyeringai)
Di bagian ruangan mesin kontrol. Geretta dan Kyuu yang bertugas membantu Pokkle dan Ponzu menggerakkan baling-baling kapal.
Geretta : Dengan begini, hutangku pada kalian sudah terlunasi (tersenyum)
Badai topan yang mengerikan datang dan berhasil dihindari. Kapal perang yang terlepas dari kapal terus bergerak perlahan ke arah samping untuk menghindari angin topan yang datang. Lucia tersenyum lega, dia melihat seluruh peserta saling berpelukan senang, lalu melangkah keluar.
Killua : Luci, kamu mau kemana?
Lucia : Ah, aku mau melihat Kurapika sebentar. Oniichan tidak usah ikut. Kamu dan Gon di sini saja. Aku tidak akan lama kok (tersenyum)
Killua : Baiklah. Kalau ada apa-apa, hubungi aku ya! (menyeringai)
Lucia hanya mengangguk lalu tersenyum. Lucia mendekat ke arah Hanzo.
Lucia : Paman!
Hanzo dan seluruh peserta yang ada di ruangan penembakan menoleh melihat ke arah Lucia. Hanzo mendekati Lucia dan tersenyum cerah.
Hanzo : Terima kasih atas kerja samanya! Berkatmu misi terselesaikan!
Lucia : Jangan berlebihan paman, aku bahkan tidak melakukan apa pun. Ini semua adalah berkat kerjasama dan usaha seluruh para peserta ujian.
Hanzo tertawa keras.
Hanzo : Tapi kau yang paling banyak memberikan arahan dan saran!
Lucia : Hanya itu yang bisa kulakukan. Anggap saja kita semua melakukan ini supaya kita bisa lulus dari ujian, bukan?
Hanzo : Itu benar! (tertawa)
Lucia : Baiklah, aku ke tempat Kurapika dulu.
Hanzo : Baiklah (tersenyum) Semuanya ayo kita bereskan semua ini dan bersiap-siap pergi ke pulau Zebil!
Semua peserta kembali bersorak senang. Setelah itu Lucia pergi dari hadapan semua peserta ujian. Lucia terus berjalan dengan santai mentelusuri koridor dan menuju ke ruangan Nahkoda.
Di sepanjang koridor yang di laluinya, Lucia sibuk dengan pemikirannya sendiri dan terus berpikir keras. Lucia melewati pintu utama kapal, dia melihat bagian luar kapal, angin topan terlihat mulai mereda dan air laut yang masuk ke dalam dek mulai surut.
Lucia : (Sebentar lagi Lippo akan datang menjemput, lalu kita akan dipindahkan ke sebuah pulau yang bernama pulau Zebil dan di sanalah ujian babak ke empat diadakan. Pada ujian babak ke empat, semua peserta akan menjadi musuh. Semoga musuhku di ujian berikutnya bukanlah Illumi maupun Hisoka. Kalau itu terjadi, itu akan sangat merepotkan. Lagian kalau aku terlalu banyak ikut campur, jalan ceritanya akan semakin berubah. Sekarang saja dengan adanya aku disini dan berjalannya waktu, ceritanya sudah mulai berbeda.)
Lucia menghentikan langkah kakinya tepat di depan ruangan Nahkoda lalu menghela nafasnya dan tanpa sadar mengeluarkan isi hatinya.
Lucia : Sepertinya aku harus lebih berhati-hati lagi supaya tidak merusak cerita originalnya. Akan tetapi meskipun begitu tidak terlalu buruk juga (tersenyum)
Illumi : Apanya yang tidak terlalu buruk?
Lucia sedikit tersentak kaget, akan tetapi dia tetap bersikap tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dia melihat Illumi sedang memegang stir kemudi kapal menggantikan Kurapika. Lucia berusaha tersenyum sealami mungkin seperti biasanya untuk menutupi rasa tegangnya.
Lucia : Aniki, sudah kuduga, kamu pasti ada di sini untuk menyetir setir kapalnya. Hehehe...
Illumi memandangi Lucia sejenak dengan ekspresinya yang seperti biasanya.
Lucia : (Sial! Hampir saja. Semoga dia tidak mendengar semua yang kukatakan tadi)
Illumi : Ada apa mencariku?
Lucia : Tidak. Aku ke sini mau melihat Kurapika tapi sepertinya dia tertidur? (Syukurlah, Illumi tidak bertanya lebih lanjut atau pun mencurigaiku)
Lucia melihat ke arah Kurapika yang tertidur di lantai. Dia mendekati kurapika lalu berjongkok di depannya. Lucia mengangkat tubuh Kurapika dan mendudukannya bersandar ke dinding. Kurapika tertidur sangat tenang dan pulas. Setelah meletakkan Kurapika dengan aman, Lucia bangkit lalu berkata sesuatu.
Lucia : Kita akan segera dijemput.
Hisoka : Jemputan itu yang kau maksud?
Hisoka sejak tadi berdiri bersandar di samping pintu menghadap ke arah jendela. Terlihat dari kejauhan, sebuah pesawat balon udara mendekat.
Lucia : Wah, ternyata jemputan kita datangnya lebih cepat dari perkiraanku (menyeringai)
Illumi yang menyadari kedatangan seseorang, dengan cepat kembali memasangkan jarum ke wajahnya dan tidak lama setelah itu Killua dan Gon muncul.
Gon : Lucia, Kurapika, ayo ke dek depan, kata Hanzo sebelum ke pulau Zebil, kita...
Gon menghentikan perkataannya saat menyadari adanya Illumi dan Hisoka diruangan tersebut. Killua dan Gon memasuki ruangan dan mendekati Kurapika.
Gon : Apa yang terjadi pada Kurapika? Apa dia baik-baik saja?
Lucia : Dia tertidur (menyeringai)
Gon : Ah, begitu.
Killua : Gon, lihat itu!
Killua menunjuk ke arah jendela. Gon langsung melihat ke arah jendela.
Gon : Wah, mataharinya mulai terbit!
Killua : Bukan!
Gon : Eh, bukan?
Killua : Dasar kau ini! Lihatlah yang jelas, itu ada sebuah pesawat balon!
Lucia : Sepertinya kita dijemput ya!
Seluruh peserta ujian kecuali Kurapika sekarang berada di luar kapal. Terlihat sebuah matahari kembali muncul ke permukaan.
Mereka semua tersenyum cerah secerah matahari yang terbit di pagi hari yang cerah. Tidak terasa mereka melewatkan semua kejadian ini seharian penuh.
Tonpa : I-itu kan pesawat Asosiasi Hunter?
Leorio : Ternyata kita dijemput! (tersenyum)
Tiga bersaudara Amori : Yosha! Akhirnya pesawatnya datang!
Hanzo : Dasar! Mereka kembali juga! (tersenyum)
Kembali di ruangan Nahkoda.
Kurapika tersadar, dia bangkit dan memegangi kepalanya. Dia melihat semua peserta ujian sudah berada di luar kapal dan juga menyadari sebuah pesawat yang mendekat. Dia menutupi matanya yang terkena sinar matahari yang menyilaukan, lalu keluar dari ruangan tersebut.
Lucia, Killua dan Gon berada di dek bagian bawah bersama seluruh peserta ujian lainnya. Sedangkan Hisoka dan Illumi sudah berada di dek paling atas. Hisoka membangun sebuah menara dengan kartu-kartunya.
Hisoka : Hm, kerja yang bagus!
Illumi berdiri tepat di samping Hisoka. Dia hanya mengangkat tangannya sekilas sebagai jawabannya lalu kembali melipatkan tangannya di dadanya dan menikmati mentari pagi.
Kurapika sudah berada di dek kapal tempat berkumpulnya semua orang. Leorio menyadari kehadiran Kurapika dan menyapanya.
Leorio : Selamat pagi, Kurapika! Lihat kita dijemput (tersenyum)
Hanzo : Matahari pagi tetaplah yang paling menyenangkan (tersenyum)
Kurapika melihat ke arah Hanzo. Hanzo mengulurkan tangannya ke arah Kurapika.
Hanzo : Itu semua berkat keselarasan dan kerja sama yang luar biasa. Sebagai pimpinan, aku berterima kasih kepadamu!
Kurapika tersenyum dan menyambut uluran tangan Hanzo dan mereka saling berjabat tangan.
Hanzo : Terima kasih.
Kurapika : Sama-sama.
****************************************
Pesawat balon udara dari Asosiasi Hunter mendarat di atas. Semua peserta ujian melihat Lippo dan Beans keluar dari pesawat. Lippo bertepuk tangan riuh sehingga semua mata tertuju padanya.
Lippo : Luar biasa! Hebat sekali. Kalian semua benar-benar menarik. Selamat kepada 24 peserta ujian yang telah lulus melewati bonus ujian hadiah special ini telah selesai. Perkenalkan, saya adalah Lippo, penguji di ujian babak ketiga ini (tersenyum licik)
Seketika senyuman di seluruh peserta ujian hilang sepenuhnya dari wajah mereka. Tatapan mereka kembali menajam dan menusuk seolah-olah kembali tersadar dengan dunia nyata. Suasana kembali menegang dan mencengkram.
Lucia : Hadiah special apaan?! Dia hampir membunuh kita! (gumam kesal)
Leorio : Setuju! (berbisik)
Hanzo, Kurapika, Killua, Gon, Pokkle, dan Ponzu yang berdiri di dekat Lucia dan Leorio hanya bisa tersenyum ketika mendengar keluhan Lucia.
Beans : Saya ucapkan selamat bagi ke 24 peserta ujian yang tersisa. Silakan naik ke dalam pesawat. Kami akan mengirim kalian ke tempat ujian keempat yang diadakan di pulau Zebil.
-Bersambung-
☆Please Vote and Comment☆