webnovel

My version, Lucia [Hunter x Hunter]

Aku adalah seorang gadis biasa yang berumur 29 tahun dan namaku adalah Airine. Hidupku bisa dibilang sangatlah biasa dan membosankan. Aku ini termasuk otaku, sangat menyukai anime. Untungnya masih belum akut. Pada suatu hari, saat aku terbangun dari tidurku dan membuka mataku, aku terkejut dan bingung. Kenapa? Ya karena aku bukan berada di dalam kamarku sendiri. Sepertinya aku sudah berada di dunia yang bukan dari duniaku. Aku melihat sekelilingku, tidak ada jendela, hanya ada satu pintu besi yang terkunci, dan ada banyak boneka dan mainan di ruangan ini. Kenapa aku terkurung di tempat ini? Entah kenapa aku merasa tempat ini tidak asing, dan aku sering melihat hal-hal seperti ini. Tapi dimana ya? Aku sangat yakin, kalau aku berada di dunia anime. Tunggu itu berarti... Apa aku mati?! Atau bereinkanasi? Bertransmigrasi? Tunggu! Kenapa tidak ada Dewa atau Dewi atau Tuhan yang akan memberikanku system atau apa pun itu yang biasanya muncul seperti yang aku baca di novel-novel pada umumnya? Silva, ayahku memberiku tugas dan aku keluar meninggalkan rumah. Aku mengikuti ujian Hunter. Bisakah aku menjadi seorang Hunter profesional bersama Gon dan teman-temannya? -------------------------------------------------------------- Sebelum membaca lebih lanjut, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kata-kata yang menyinggung atau tidak berkenan dihati. Cerita ini hanya untuk kesenangan saya sendiri atau hanya untuk menghibur semata. Cerita ini hanyalah fiksi penggemar dan di ambil dari cerita HxH (Hunter x Hunter). Semoga kalian suka ya. Selamat membaca :D

Rybee · Anime und Comics
Zu wenig Bewertungen
145 Chs

18 - Penilaian x Menchi

Orang pertama yang selesai memanggang adalah Lucia, akan tetapi dia tidak mau maju duluan, karena sedang membuat hidangan ke-2. Sehingga Todo yang maju duluan dengan penuh percaya diri membawa buta panggangnya yang gosong itu ke depan meja juri.

Todo : Ya, silakan di makan dan kirim aku ke tahap berikutnya (tersenyum meremehkan)

Menchi : Baiklah, waktunya penilaian~ Pengujian rasa.

Buhara langsung melahapnya dengan cepat. Dia menikmatinya dan memakannya dengan sangat rakus.

Buhara : Enak~

Todo menunjukkan ekspresi sombongnya sambil mengangguk-angguk, dia seperti mengatakan, "Oh, tentu saja!". Akan tetapi, Menchi memberi tanda "X" yang artinya gagal atau di tolak.

Todo : Hah?!

Menchi menjawab dengan cuek dan santai.

Menchi : Terlalu matang. Teksturnya rusak dan menghancurkan rasa dagingnya. Bagian sini juga gosong.

Todo : Apa?! (merasa tidak senang) Kau bahkan belum mencobanya! (mulai emosi)

Menchi : Bukankah itu memang tantangannya?

Todo : Kampret!

Orang kedua yang menyerahkan hidangannya di atas meja juri adalah Hanzo.

Hanzo : Silakan disantap! (percaya diri)

Buhara memberi tanda "O" yang artinya lolos. Sedangkan Menchi memberi tanda "X"

Hanzo : Eh? Kenapa? (terkejut)

Menchi : Luarnya matang, tapi dalamnya masih mentah. Apimu terlalu besar.

Setelah itu hampir semua peserta ujian maju kedepan dan seperti yang diduga, Buhara pasti memberi tanda "O" sedangkan Menchi memberi tanda "X".

Menchi : (Ya ampun... Orang-orang bodoh itu hanya membakar butanya secara asal dan cara mereka sok tahu sekali... Tidak ada apa dari mereka yang bersungguh-sungguh?!) *mulai emosi*

Leorio : Belum ada seorangpun yang lolos ya...

Kurapika : Dan Menchi belum mencoba masakannya sedikitpun...

Menchi : Hei kalian! (mulai mengomel) Apa tidak ada yang bisa memuaskan aku?! (marah)

Kurapika seperti mempunyai ide germilang. Gon, Killua dan Leorio mendengar pendapat Kurapika.

Kurapika : Benar juga! Tahap kedua ini adalah ujian memasak, tapi mereka hanya menilai dari keorisinalan dan kemampuan untuk berkreasi.

Leorio : Begitu, ya... Sepertinya aku mengerti (menyeringai)

Lucia : Benar sih, tapi aku tahu apa yang kalian pikirkan, dan maaf itu salah (tersenyum)

Kurapika : Apa yang salah?

Killua : Padahal aku setuju dengan pendapatnya Kurapika...

Gon : Aku juga...

Lucia : Fufufu, kalian terlalu naif. Coba lihatlah aku nanti...

Leorio : Kalau begitu, coba sana maju ke depan!

Lucia : Tunggu sampai peserta yang terakhir itu.

Dan tiba saatnya, Lucia maju kedepan. Gon, Killua, Leorio dan Kurapika memerhatikan Lucia dengan sesakma.

Kurapika : Lucia, dia membawa dua hidangan yang berbeda...

Saat Lucia meletakkan dua hidangan yang berbeda di atas meja. Menchi tersentak lalu tersenyum.

Leorio : Hei, lihat Menchi tersenyum!

Semua peserta lainnya langsung terdiam dan memerhatikan ke arah Lucia dan Menchi.

Lucia : Silakan di nikmati (tersenyum)

Menchi : Akhirnya ada yang sesuai keinginanku. Baiklah, aku akan mencicipinya...

Semua peserta tersentak saat mendengar perkataan Menchi. Mereka masih tidak mengerti bagaimana bisa membuat Menchi tertarik dengan masakan Lucia. Akhirnya mereka tersadar, ternyata Lucia membawa dua hidangan yang berbeda.

Hidangan pertama yaitu buta besar yang dipanggang biasa dengan piring besar seperti yang lainnya untuk diserahkan ke Buhara, sedangkan yang punya Menchi, hidangannya sedikit berbeda. Makanannya di taruh di atas piring kecil.

Lucia memotong buta dengan ukuran yang lebih kecil dan di bentuk menjadi bulat terus di panggang di atas api kecil, karena di dunia ini tidak ada jamur sehingga tidak bisa membuat saus mushroom.

Maka dari itu, Lucia mengganti sausnya dengan membumbui butanya dengan garam dan lada yang sudah tersedia di tempat masak lalu piringnya juga dihiasi dengan berbagai sayuran kecil.

Menchi mulai memotongnya dan memasukkannya ke dalam mulut.

Menchi : Enak!

Semua peserta terkejut bagaikan tersambar petir. Lucia tersenyum.

Lucia : (Tentu saja enak. Ini kan termasuk makanan enak yang popular di kehidupanku sebelumnya dan juga makanan favoritku. Hehe.. Sayang tidak ada telur dan nasi, kalo ada kan bisa buat buta tamago don (nasi dengan topping di atasnya ada telur yang dikocok terus di lapisi dengan daging buta. Selain itu, bisa juga pakai daging lainnya seperti yang dijual di restoran jepang) Terima kasih atas pujiannya. Apa sesuai dengan selera anda, Menchi-san? *tersenyum*

Menchi : Tentu! (senang) Apa nama masakan ini?

Lucia : Burger daging tanpa telur dan roti (tersenyum)

Menchi : Burger?

Lucia : Iya.

Menchi memerhatikan makanan yang di sebut "burger" itu lalu berkata dalam hati, "Makanan ini belum pernah ada dan ini pertama kalinya aku makan masakan seperti ini. Meskipun rasanya agak asin tapi sangat unik dan membuatku ingin terus memakannya lagi." Menchi menatap tajam ke arah Lucia yang tersenyum di hadapannya.

Lucia : Berarti ini bisa menjadi menu baru yang ada di dunia ini, ya? (tersenyum)

Menchi : Apa? (Anak ini... Dia seperti mengetahui apa yang sedang kupikirkan. Siapa dia sebenarnya?!)

Lucia : Tidak (tersenyum) Kalau begitu, apa nilainya?

Menchi langsung memberi tanda "O". Semua peserta langsung heboh. Lucia tersenyum puas lalu menoleh ke arah teman-temannya dan memberi tanda peace dengan dua jari juga tersenyum menyeringai. Setelah itu, Lucia kembali ke tempatnya.

Menchi : Baiklah siapa berikutnya?

Peserta yang belum maju ke depan tinggal Gon, Killua, Leorio, Kurapika, Hisoka dan Illumi. Mereka pun lulus karena meniru masakan Lucia.

Lucia, Killua dan Gon saling menge-tos bersama.

Lucia, Killua dan Gon : (serentak) Yeah!

Leorio mempiting Lucia.

Leorio : Bocah ini, bisa juga!

Kurapika : Terima kasih, Lucia. Berkatmu kita selamat.

Lucia : Itu bukan masalah besar (menyeringai)

Mereka berlima tertawa senang. Akan tetapi, para peserta lainnya yang gagal merasa tidak senang melihat mereka.

Buhara : Kenyang... Kenyang... (memegang perut yang membuncit) Aku kekenyangan! (merasa puas)

Menchi : Ya, perutku juga sudah kenyang (merasa puas)

Menchi berdiri dari tempat duduknya.

Menchi : Dengan begitu, yang lolos hanya 1 orang yaitu peserta nomor 100. Kalau begitu, ujian tahap kedua SELESAI!!

Gon, Killua, Leorio dan Kurapika terkejut. Semua peserta mulai gaduh dan ribut. Banyak yang tidak setuju dan protes. Suasana menjadi panas.

Lucia : (Eh? Gawat! Sepertinya ceritanya berbeda dari cerita aslinya, seharusnya ada ujian babak kedua yaitu membuat sushi. Dan juga kenapa hanya aku seorang yang lulus?! Apa ini gara-gara aku terlalu mencampuri cerita aslinya sehingga alurnya berubah?!) *sedikit panik*

Peserta lainnya : Apa-apaan ini? (mulai emosi)

Leorio : Chotto matta!!! (Tunggu sebentar!!!) Apa maksudmu? Bukannya tadi kau memberi tanda "O"?! Itu seharusnya lulus, kan?! Tapi kenapa cuma Lucia yang lulus?! (marah)

***********************************

Satotz : Sudah kuduga, Menchi kembali ke biasaan buruknya. Tapi, diluar dugaanku hanya anak perempuan itu yang lulus. Aku pikir bakalan 7 orang. Aku tidak bisa mengerti dengan pemikirannya.

Satotz yang memerhatikan sejak awal di atas pohon dengan menggunakan teropong langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi ke komite pengawas utama.

Beans (sekretaris pribadinya Netero) : Bagaimana ini, ketua? (bingung)

Netero : Sepertinya tidak ada pilihan lain (bangkit dari kursinya) Baiklah, aku sendiri yang akan ke sana.

-Bersambung-