Di dalam sebuah kamar hotel yang mereka sewa yang berada di kota Yorknew, Leorio, Gon dan Killua sedang berdiskusi dan membahas harta kekayaan mereka yang mereka kumpulkan dengan susah payah. Leorio sedang menghitung harta kekayaan yang mereka miliki sekarang.
Leorio : Sekarang, kita punya permata berlian senilai 3 juta jenni dan uang senilai 2.4 juta jenni. Lalu, kita juga punya 2.750.000 jenni dari adu panco semalam. Totalnya sekitar 8 jutaan. Hm...
Leorio melirik ke arah Gon dan Killua yang duduk di hadapannya.
Leorio : Kita harus merubahnya menjadi 9 miliyar untuk biaya awalnya. Aku tidak tahu bagaimana kita bisa mengatasinya jika lewat jalur yang jujur dan sah.
Gon : Aku tidak bisa bilang adu panco itu jalur yang jujur dan sah (tersenyum kaku)
Killua : Semua penantang pada akhirnya menyerah untuk mencoba melawannya (menunjuk Gon sambil memberikan ekspresi datar)
Leorio : Tidak apa, karena itulah tujuanku (tersenyum)
Killua dan Gon kebingungan dengan perkataan Leorio. Leorio pun langsung menjelaskannya.
Leorio : Aku sengaja, itu rencana awal supaya tersebar banyak gosip. Kita butuh banyak orang untuk membumbui cerita itu.
Gon : Apa maksudmu?
Leorio : Adu panco hanyalah umpan.
Gon : Umpan?
Leorio : Benar supaya bisa mengeluarkan tikus.
Gon : Tikus? Kenapa tikus?
Leorio : Tenanglah, kau juga akan segera tahu nanti, Gon! (tersenyum lebar)
Gon dan Killua yang tidak begitu mengerti pun hanya saling pandang dan mengikuti rencana Leorio. Lalu, Leorio mengajak Gon dan Killua pergi ke tempat semalam yang mereka adakan adu panco di pinggiran jalanan. Leorio menyuruh melakukan hal yang sama lagi supaya bisa memancing keluar tikus yang dia maksud.
Tiba-tiba datang dua orang yang berpakaian hitam. Salah satu dari orang itu mengajak Leorio ke suatu tempat yang sedang diadakan adu panco terbesar di kota Yorknew yang berada di ruangan bawah tanah. Leorio pun tersenyum licik. Sekarang Leorio, Gon dan Killua sedang mengikuti dua orang itu dari belakang.
Gon : Apa orang itu sang tikus yang kau maksud? (berbisik)
Leorio : Ya, sepertinya kita menangkap ikan besar (berbisik)
Gon : Eh? Ikan? Bukannya tadi kau bilang tikus? (berbisik)
Leorio : Diamlah. Apapun itu terserahlah! (menahan emosi)
Dan akhirnya mereka tiba di satu tempat dan masuk ke dalam. Mereka menggunakan lift dan turun sampai ke lantai paling dasar yang berada di ruangan bawah tanah.
Saat pintu lift terbuka, terlihat ada sebuah ring yang cukup besar untuk melakukan adu panco dan ruangan itu penuh dengan orang-orang yang menonton dan bertaruh uang untuk sang penantang.
Killua : Oh! Aku bisa merasakannya!
Orang yang berpakaian hitam itu berkata bahwa sekarang sedang diadakan kompetisi adu panco dan menerima semua penantang, lalu mereka akan membayarnya jika bisa memenangkan pertandingan.
Seluruh penonton yang berada di ruangan ini sedang bertaruh untuk itu dan pemenangnya bisa menerima 10% dari taruhan itu. Leorio pun langsung menyuruh Gon untuk ikut serta termasuk dirinya sendiri ingin ikut serta.
Akan tetapi, pada saat Gon akan mengajukan dirinya untuk menantang orang yang berada di atas ring, tiba-tiba datang seseorang dengan penampilan aneh seperti badut mengatakan adu panco telah dibatalkan dan sebagai gantinya diadakan perlelangan dengan syarat tertentu.
Badut : Untuk memenangkannya, kalian harus bermain petak umpat!
Leorio : Kakurenbo? (Petak umpat?)
Tiba-tiba ada beberapa wanita yang mengenakan topeng menyebarkan selembaran brosur dan memberikannya kepada seluruh orang yang berada di dalam ruangan tersebut. Di dalam brosur terpampang beberapa foto anggota Genei Ryodan. Leorio, Gon dan Killua menerima brosur tersebut dan melihat isinya.
Badut : Kita akan bagikan brosurnya dan silakan dilihat dan periksalah gambar pada brosur! Delapan orang itu adalah target kalian!
Bukan hanya Killua saja, melainkan Gon juga tersentak kaget saat melihat ada wajahnya Lucia pada brosur tersebut. Akan tetapi, Leorio belum menyadarinya karena dia fokus dengan wajahnya Shizuku.
Leorio : Oi, ini kalau tidak salah gadis dengan kacamata yang pernah adu panco denganmu itu kan, Gon?
Gon : Ya. Tapi kenapa wajah Lucia juga ada di dalam brosur ini ya?
Leorio : Lucia?
Gon : Lihatlah no 8.
Leorio pun melihat ke no 8 dan langsung terkejut dan tersadar sepenuhnya.
Leorio : EH?! Apa maksudnya ini?! Kenapa wajah Lucia bisa ada di dalam brosur ini?!
Killua : . . . . .
Tiba-tiba orang-orang di sekitar mereka yang mengenal dan mengetahui tentang kejadian perlelangan semalam pun mulai membicarakannya. Gon dan Leorio yang berdiri di dekat mereka pun langsung diam dan fokus untuk mendengarkan pembicaraan mereka.
Orang 1 : Oi, apa mungkin mereka adalah pencuri yang diincar oleh pihak mafia?
Orang 2 : Bukannya mereka itu ada pada kejadian semalam?
Orang 3 : Ya, mereka yang menyerang perlelangan itu. Tidak salah lagi.
Badut : Untuk memenangkannya, kalian harus menangkap dan mengantarkan target yang ada di dalam brosur tersebut kepada kami. Setiap target yang di bawa kepada kami, akan menerima 2 miliyar jenni per orang secara cash!
Penonton : Uwooooooo!!
Killua terkejut bukan main. Dia tidak bisa mempercayai kalau adik tersayangnya adalah seorang pencuri dan menjadi target buronan dalam perlelangan ini.
Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari brosur yang ada ditangannya itu. Dia berpikir keras. Leorio pun terkejut dan kebingungan. Sedangkan Gon menunjukkan ekspresi wajahnya yang sangat serius.
Badut : Tidak ada batasan waktu! Tidak perduli target mati atau pun masih hidup! Tolong hubungi kami jika sudah menangkapnya! Baiklah, untuk berpartisipasi harus membayar biaya senilai 5 juta jenni!
Terlihat orang-orang mulai berbondong-bondong datang ke tempat pendaftaran untuk mengantre. Gon dan Leorio langsung melihat ke arah Killua. Terlihat dengan jelas ekspresi Killua sudah berubah menjadi menyeramkan. Di balik itu, mata Killua sedikit bergetar. Gon dan Leorio yang khawatir pun hanya bisa diam di tempat.
Killua : Ayo kita daftar.
Leorio : Ka-kau yakin Killua?!
Killua : Ya, akhirnya aku bisa menemukan Luci.
Gon : (Killua...)
Gon menatap lekat-lekat ke arah Killua dengan serius. Merasa cukup yakin kalau Killua terlihat baik-baik saja, Gon pun segera menyetujuinya.
Gon : Baiklah, ayo kita daftar.
Leorio : Eh?! Gon, kau bercanda, kan?!
Gon : Kita harus menangkapnya. Lalu setelah itu, ayo kita tanya secara langsung kepada Lucia.
Killua : Benar. Luci, dia pasti punya alasannya... Dan aku ingin mendengar langsung alasannya dari mulutnya itu.
Setelah selesai mendaftarkan diri, Gon, Killua dan Leorio keluar dari sana. Mereka pun berjalan pulang ke arah hotel. Di sepanjang jalan mereka membahas sesuatu.
Leorio : Kita harus bergegas sebelum orang lain menemukan terus menangkap mereka!
Killua : Tidak perlu terburu-buru... Orang lain tidak mungkin bisa menangkapnya. Kau pikir Luci itu siapa? (tersenyum sinis)
Leorio : Yang kumaksud bukan Lucia. Kalau Lucia, aku tidak merasa khawatir, karena dia tidak mungkin bisa tertangkap. Tapi selain Lucia itu, kan masih ada 7 orang yang tersisa... 1 orang senilai 2 miliyar, kalau bisa menangkap 7 orang saja kecuali Lucia, berarti kita bisa mendapatkan 14 miliyar. Kita bisa kaya raya!
Killua : Itu mustahil. Mereka itu satu tim. Jika Luci bergabung dengan mereka, itu berarti kemampuan mereka itu pasti sama seperti Luci atau bahkan di atas Luci. Mereka tidaklah mudah untuk ditangkap.
Leorio : Hm, benar juga ya... (sambil memegangi dagu)
Gon : Killua...
Killua menoleh. Refleks Leorio pun menoleh dan melihat ke arah Gon. Gon menunjukkan ekspresi serius.
Gon : Kau baik-baik saja, kan?
Killua : Kenapa?
Gon : Aku khawatir dan bingung, soalnya kau terlihat sangat tenang sekarang. Padahal tadi kau terlihat marah sekali.
Killua sedikit tersentak kaget dengan perkataan Gon. Akan tetapi, dia tersenyum. Dia berjalan santai memandang ke atas langit yang sudah mulai tampak gelap. Lalu dia mengangkat kedua tangannya dan menaruhnya di atas kepalanya.
Killua : Yaaa... Meskipun tadi aku sempat sedikit syok dan kaget saat mengetahuinya, tapi sekarang aku baik-baik saja. Lagipula aku juga sudah bisa menduganya.
Leorio : Eh?
Gon : Apa maksudmu?
Killua : Kalian tadi dengar kan pembicaraan orang-orang yang berada di bawah sana?
Gon : Ya.
Killua menurunkan tangannya dari atas kepala. Dia berhenti melangkah dan melihat ke arah Gon dan Leorio. Gon dan Leorio pun berhenti melangkah dan melihat ke arah Killua.
Killua : Mencuri sesuatu dari mafia di perlelangan itu adalah tindakan hal yang bodoh, tapi dari itu kita bisa tahu dan menebak, kalau orang yang sanggup melakukan hal gila seperti itu hanyalah....
Killua sengaja tidak melanjutkan perkataannya. Dia membiarkan Leorio dan Gon menebaknya. Leorio dan Gon pun langsung menyadarinya. Dan mereka sedikit tersentak kaget.
Leorio : Genei Ryodan.
Killua : Benar.
Gon : Tapi Lucia tidak mungkin menjadi salah satu dari mereka...
Killua : Gon. Apa kau ingat Hisoka memanggil Luci di Arena Surga bukan dengan namanya melainkan dengan sebutan Zero?
Gon mengangguk.
Killua : Kurapika pernah bilang setiap anggota Ryodan itu mempunyai sebuah tato laba-laba di tubuh mereka dan di tengah-tengah tato tersebut terdapat angka.
Leorio : Apa kau pernah melihat adanya tato laba-laba di tubuhnya Lucia?
Killua : Setahun yang lalu, aku pernah tidak sengaja melihatnya. Luci pulang setelah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh ayah, bajunya sedikit robek dan di bagian dada sebelah kiri atas itu, sekilas aku melihat ada sebuah tato yang kukira adalah angka 8. Jika sesuai Hisoka memanggil namanya Zero berarti itu bukan angka 8, melainkan angka 0.
Leorio : Itu berarti...
Killua : Benar. Dia salah satu anggota Genei Ryodan.
Leorio dan Gon terkejut. Mereka bertiga saling pandang dengan menunjukkan ekspresi wajah mereka yang terlihat sangat serius.
Gon : Terus bagaimana dengan Kurapika ya? Apa Kurapika tahu tentang hal ini?
Killua : Kurasa masih belum...
Leorio : Ini gawat! Jangan sampai Kurapika mengetahuinya...
Killua : Ya.
Gon : Aku harap Kurapika baik-baik saja...
Killua : Kalau tidak salah, dia sudah datang, kan? Tapi dia tidak memberi kabar apapun.
Gon : Aku akan mencoba untuk meneleponnya.
☆
Uvogin telah tiba di sebuah hotel mewah tempat Kurapika berada, dia menaiki satu per satu anak tangga darurat. Sedangkan terlihat Kurapika sedang menunggu kedatangan Uvogin. Kurapika berdiri tegak di sebelah tangga dan membelakangi pintu kamar hotel.
Dia terus memandang lurus ke arah depan, tepatnya ke arah tangga darurat tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun ke arah lain. Ponselnya yang terus berbunyi pun, dia abaikan begitu saja.
Gon : Denai yo (Dia tidak menjawab.)
Gon kembali menekan tombol dial sekali lagi.
Leorio : Tabun shigotochuu ka (Mungkin dia sedang bekerja?)
Killua : Shigoto? (Bekerja?)
Leorio : Kudengar dia jadi seorang bodyguard. Mungkin bodyguard VIP. Dia kan sedang melacak keberadaan bola mata merah dan itu sudah pasti orang di dunia bawah yang sedang dia kawali itu pasti ada berhubungan dengan hal itu.
Gon : Bagaimana jika semalam dia menjaga orang di perlelangan? Itu berarti kemungkinan besar Kurapika sudah tahu tentang Lucia adalah anggota Genei Ryodan...
Leorio : Mungkin...
Killua tidak berkomentar apa pun. Dia memandang ke arah langit.
Killua : (Rushi, jitsu wa ima doko ni ita no? (Luci, sebenarnya sekarang kamu berada di mana?))
☆
Sementara itu, Kurapika masih tidak bergeming maupun bergerak dari tempatnya. Dia sama sekali tidak mengangkat telepon masuk dari Gon, hingga telepon itu berhenti berbunyi.
Bertepatan dengan itu juga, pintu darurat pun terbuka. Terlihat Uvogin memasuki ruangan. Uvogin berjalan santai perlahan-lahan ke arah Kurapika yang hanya berdiri di sana.
Kurapika memandanginya dengan dingin dan menunjukkan ekspresi wajah yang penuh dengan kebencian. Uvogin menghentikan langkah kakinya. Dia berdiri beberapa meter di hadapan Kurapika. Dia menatap sinis dan tajam ke arah Kurapika.
Uvogin : Hitori ka (Sendirian?)
Kurapika tidak menjawab. Dia masih menatap dingin ke arah Uvogin.
Uvogin : Aku terkesan. Dimana kau ingin mati? Di mana pun itu akan kubunuh.
Kurapika : Aku lebih memilih tempat yang tanpa ada orang yang mengganggu. Karena teriakanmu itu sangat berisik.
Uvogin sedikit tersinggung, dia menggertakkan giginya dengan geram. Setelah itu, mereka berpindah tempat ke tempat sebelumnya. Arena berbatuan yang dinamakan Gordeau Desert, di mana Uvogin mengalahkan para Injuu.
-Bersambung-