webnovel

My Twins Lovers

Ice Preechaya Waismay, si gadis pengarang cerita profesional, seorang secret admirer yang ga pernah dianggap oleh Sea Grissham Aidyn, pria berkharisma yang berprestasi di sekolahnya. Sampai suatu saat Ice menerima beasiswa ke Korea dan ia bertemu dengan Aldrich Liflous Moonglade, pria dengan wajah yang sama persis dengan Sea. Dan saat saat di Korea inilah sosok secret admirer yang dulu menghilang. Ice menjalankan hari harinya bersama Aldrich. Tapi, cerita belum berakhir sampai disini. Karena, Sea dan Aldrich, satupun tak ada yang tahu jika mereka memiliki saudara kembar, eh.. kembar? Yakin kembar? Muka sama bukan berarti kembar, kan? Penasaran? Baca dulu dong, kalian yang suka romance dengan baper bapernya wajib baca. Eh, tapi kalo kalian gamau baca, its okay

Leenymk · Teenager
Zu wenig Bewertungen
30 Chs

27. Jatuh Cinta

Tiba tiba hp Ice berbunyi tanda ada orang yang menelepon, Ice mengambil hpnya.

Betapa terkejutnya dia, ternyata Sea memvideo call Ice.

Deg.

Ice membawa hpnya ke meja makan, ia sedang berpikir haruskah ia angkat telepon dari Sea.

Akhirnya Ice mengangkat video call itu.

"Ice, lambat banget lo ngangkat hp"

"Coba liat kamar lo"

Ice belum berbicara apapun, ia pun menunjukkan kamarnya dan berjalan keliling kamarnya sambil membawa hp.

"Ada apa? Kok nelfon?" Tanya Ice yang akhirnya angkat bicara.

"Ga ada apa kok Ice, gue... gue.. gue cuma mau..."

"Apa?" Tanya Ice.

"Ice, walau lo nolak gue, gue masih bakal berusaha bikin lo suka sama gue lagi" jelas Sea jujur.

"Jadi lo nelfon cuma buat ngomongin ini aja?" Tanya Ice.

"Iya, ini topik utama"

Ice menghembuskan nafasnya.

"Lagi ngapain lo?" Tanya Sea.

"Makan" kata Ice singkat.

"Gue ganggu?"

"Lo sambil makan aja gapapa kok"

"Gapapa, nanti aja"

"Ice, lo tambah cantik" Sea tersenyum menatap Ice melalui layar hpnya.

Deg.

Ice jadi salah tingkah.

'Gak gak, gak boleh suka lagi Ice, dia cuma bisanya nyakitin hati lo aja ice! Lo ga boleh canggung, ngomong kek biasa!' Batin Ice.

"Iya, gue emang cantik dari dulu, emang kenapa? Masalah?"

"Ck, lo nyari masalah aja Ice, hahaha" Sea malah tertawa.

Ice hanya tersenyum renyah.

"Ice, siapa orang yang nyuri hati lo dari gue?" Tanya Sea langsung masuk ke topik.

"Kan, akhirnya lo juga nanya tentang ini.." kata Ice.

"Gue pengen tau"

"Emang lo mau ngapain dia kalo lo udah tau?"

"Benci" kata Sea santai.

"Ck, gitu aja memang isi otak lo, dia aja ga ngebenci lo pas dia tau gue suka sama lo" Ice membuang mukanya.

"Lo ngomong gini berarti beneran lo punya yang lain"

"Tolong benerin kata lo, gue ga pernah pacaran sama lo, gue mau punya yang lain juga gue ga salah"

"Lo salah, karena lo ga bisa setia, setia sama satu cowok"

"Hh? Berani banget lo ngomong gitu, asal lo tau, gue udah lama banget bahkan bertahun tahun, dari SMP gue setia sama lo asal lo tau, tapi saat gue punya yang lain, dan lo malah nyalahin gue ga setia"

"Lo ga bakal ngerti sama perasaan gue Sea, rasa suka banget sama seseorang dan itu lama banget, sampe jatuh cinta, tapi sekalinya nyatain cinta, dianya langsung nolak dan ngejauh, lo ga bakal pernah tau sakitnya segimana" Ice tertawa getir, ia tak mau lagi menatap wajah Sea.

Sedangkan Sea hanya terdiam, ia bahkan tak tau harus melanjutkan bagaimana, ia hampir membuat Ice menangis.

"Sea, tolong, izinkan gue bahagia, gue udah nyerah dari lo, gue udah hampir berhasil move on dari lo, tolong jangan bikin semua kemauan gue hancur" mata Ice kini berkaca kaca, ia menatap Sea tajam.

"Asal lo tau, dia ga nyuri hati gue dari lo, tapi gue yang dengan senang hati ngasih hati gue ke dia, udah ya, gue capek" selesai bicara, Ice langsung memutuskan sambungannya sepihak.

Sedangkan Sea hanya bisa membeku menatap layar hpnya, ia telah merasa menyia nyiakan seorang gadis yang sebenarnya adalah yang terbaik baginya.

Ice kembali duduk di kursi meja makan. Ia menatap kosong makanan kaleng di atas meja, seketika nafsu makannya menjadi hilang.

"Gue minta maaf, Sea, tapi gue bener bener ga bisa kembali jadi kayak dulu lagi"

~~~

2 hari kemudian...

Tok tok tok

Bukan Aldrich yang mengetuk pintu kamar Ice, tetapi Ice yang mengetuk pintu Aldrich.

"Aldrichh, cepetan bukaaa.. huaaa cepetannn" kata Ice bersemangat.

Pintu terbuka, seorang pria berwajah tampan dengan kaos hitam polos dan celana panjang muncul dihadapan Ice.

Ice tersenyum polos "gue deg degannnn, pengen ketemu oppa oppa gueeee, huuuu..."

"Yang sabar ya Ice" Aldrich menaikkan tangannya guna melihat jam tangan putih yang melingkar di tangan kirinya "lagi setengah jam" lanjut Aldrich.

"Uuhhh lama bangetttt, ga sabar gueeeee, nanti pesen tempat paling depan yaaa, biar gue bisa ngeliat jelas oppa oppa gueee"

"Hm" Aldrich hanya menunjukkan wajah datarnya saja.

Ice tersenyum lebar "makasihhh"

"Apa sih yang ga buat lo, Ice?" Ice kembali canggung setelah mendengar perkataan Aldrich.

"H-hehe.. gue berterima kasih sebanyak banyaknya, sebesar besarnya, sedalam dalamnya, setinggi tingginya untuk lo yang udah mau ngajak gue ngelakuin mimpi yang gue tunggu tunggu dari lama bangettt, makasih banget, Ald" Ice belum berhenti tersenyum.

Aldrich sedikit mengacak rambut Ice, "gausa makasih sama gue, tuh makasih sama Tuhan kita udah di pertemuin" kata Aldrich santai.

Ice terkekeh "iya ya.. kalo gue ga ketemu lo, gue juga ga bakal bisa nonton konser... hehe, makasihh Tuhann, kita udah di pertemuinnn" Ice melihat ke atas sambil tersenyum, sedangkan Aldrich yang sudah menatap Ice sedari tadi, ia tersenyum menatap gadis didepannya ini, sangat cantik.

"Dipertemuin untuk bersama" lanjut Aldrich tanpa sadar.

"Selama lamanya" lanjut Aldrich yang sepertinya baru menyadari perkataannya.

Ice langsung menoleh menatap Aldrich, mulai lagi jantung ini berdetak kencang, seperti baru saja lari tanpa henti 5 km.

Wajah mereka berdua kini sangat dekat, Aldrich tersenyum menatap Ice, sedangkan Ice yang tak tau harus berbuat apa, ia hanya menatap syok wajah Aldrich yang sedikit berada diatasnya saja.

Saat Ice tersadar, ia langsung menoleh ke arah lain, membuat Aldrich sedikit memundurkan wajahnya.

"E-em, gu-gue ke kamar dulu ya" Ice tersenyum tipis tak berani menatap mata Aldrich dan langsung berjalan balik ke kamar tanpa menunggu jawaban dari Aldrich.

Aldrich bersandar pada tembok di depan pintu kamarnya, ia tersenyum dan tertawa menatap kepergian gadis itu, bagi Aldrich, Ice sangatlah imut, cantik, dan juga lucu.

Ice dengan cepat memasuki kamarnya dan langsung menutup pintu kamarnya, Ice bersandar pada pintu kamarnya sambil memegang bagian dadanya, ia menatap kosong benda yang ada didepannya, perasaannya sekarang seperti berbunga bunga, perasaan yang sangat ga jelas, tapi bisa membuat hatinya mekar tak karuan, ia sangat bahagia.

Ice perlahan duduk bersandar pada pintu kamarnya, ia memang sudah berpindah, berpindah dari Sea.

Jadi, ini kah yang namanya jatuh cinta?

Bahagia, bahagia dengan hal yang simple, hanya dengan dia mendekat, memberikan senyuman tulus kepada kita, hanya itu sudah bisa membuat kita sangat senang.

Cinta memang susah diartikan, mungkin artinya perasaan senang sekali yang ga jelas? Entahlah.

Hai hai kaliannnn:") gimana kabar kalian semua, ku harap baik baik saja.. pendapat kalian mengenai part ini gimana?? Bagus gaa?:")

-Eileen

Leenymkcreators' thoughts