webnovel

My playboy boyfriend

Autor: Ayun_8947
Urban
Laufend · 326K Ansichten
  • 170 Kaps
    Inhalt
  • 5.0
    56 Bewertungen
  • NO.200+
    UNTERSTÜTZEN
Zusammenfassung

bab 30 ke atas banyak unsur dewasa dan kekerasan.. 17++ Cerita pertama masih butuh revisian, harap sabar silahkan lanjut ke cerita kedua.. mohon bijak membacanya ya.. hanya karangan belaka!!! Menjalin hubungan palsu dengan pria yang dibenci untuk balas dendam! Putus cinta dan membenci lelaki! bertemu si brengsek dan semakin membenci kata cinta!! Cinta pertama Chi adalah Marco, mereka bertemu di panti asuhan, keduanya terpisah karena di adopsi keluarga berbeda. Cinta bersemi lagi saat mereka bertemu kembali secara tak sengaja.. Chi bekerja sebagai asisten seorang pria tampan yang cacat. Bernama Abraham. Pria kaya raya yang egois dan seenaknya. Si sombong yang ternyata petualang cinta di masanya. Marco memiliki adik angkat bernama Lyn yang hamil di luar nikah. Marco harus menikahi adik nya dan meninggalkan Chi. Mampukah Chi bertahan pada sikap Abraham? Siapa ayah dari anak Lyn? Apakah Marco dan Chi akan bersatu? Apakah Marco akan mencintai Lyn?

Tags
1 tags
Chapter 1Mencari kosan 1...

note : Mon maaf banyak typo, tolong bantu komen paragraf ya ka.....

Seperti anak sekolah kejuruan di semester kedua tahun kedua sekolah, program belajar di luar gedung sekolah adalah salah satu momen yang dinantikan oleh Chi dan kedua teman karibnya, Suzuki dan Rosaline

hari ini mereka akan mencari kos-kosan untuk tempat tinggal mereka selama magang. Setelah berputar mencari kesana kemari.

Akhirnya

Sebuah bangunan yang dibilang cukup bagus, tidak terlalu mewah atau terlalu tua seperti yang tadi mereka survey. Gedung yang ini jauh lebih baik, mungkin karena warnanya masih cerah jadi menarik perhatian ketiga siswi SMK itu.

"Coba kita lihat yuk!" Usul Rose. Chi dan Suzuki mengangguk setuju, ketiganya segera menghampiri gerbang berwarna hitam yang berukuran cukup tinggi sekitar satu setengah meter.

"Permisi..!"

Dengan suaranya yang bulat Suzuki mulai memanggil si pemilik gedung. Chi dan Rose ikut mencari dan mengedarkan pandangan, barangkali ada ada bel atau seseorang di sekitar pagar tinggi itu.

"Sepi banget ya!" Chi mengangguk setuju dengan pendapat Rose

"Gimana nih, lanjutin aja apa jangan?" Suzuki malah jadi ikutan ragu melihat wajah ragu kedua temannya.

Chi dan Rose saling sikut. Bingung. mereka sudah cukup menghabiskan waktu mencari kos-kosan tapi belum juga menemukan tempat yang cocok.

Ada yang tempatnya cocok tapi harganya tidak cocok. Ada yang harganya cocok tapi lingkungannya tidak cocok karena terlalu padat dan banyak anak kecil, otomatis nanti akan mengganggu proses belajar mereka.

"Kayaknya nggak ada orangnya deh, enggak ada nomor telepon juga di sini, gimana dong?" Tanya Rose kepada kedua temannya

"Ya udah yuk kita cari tempat lain.." akhirnya Chi membuka mulut.

Tap tap tap!

Sreeekk!!

suara langkah kaki menepuk lantai mengejutkan ketiga siswa SMK itu.

Dorongan pagar membuat ketiganya sontak mundur kompak. Sepasang muda-mudi sedang bergandengan tangan mengejutkan Chi, Rose dan Suzuki. Ketiganya terperangah dengan ekspresi polos mereka.

"Ya udah sayang aku pulang dulu ya.." ujar pria itu sambil mendaratkan kecupan sekilas di atas bibir kekasihnya. Membuat mata Chi membulat. Suzuki sontak menyikut temannya itu. Chi tersadar dengan tatapan terkejutnya, dia segera mengalihkan pandangan.

"Hush, jangan diliatin!" Suara Suzuki berbisik. Chi segera mengalihkan pandangannya. Ketiganya jelas terlihat canggung.

Berbeda dengan gadis yang berdiri di depan mereka. Wanita dengan rambut berombak itu malah terlihat santai dan tenang, dia menatap heran kehadiran ketiga remaja asing di depan pagar kosannya.

"Loh, ada apa dek?" Tanyanya dengan nada ramah.

Ketiga remaja itu kompak mengulas senyuman.

"Mau cari kamar kos ka" jawab Chi sopan. Padahal dalam hatinya masih penuh tanda tanya. Bisa bisanya kakak ini ciuman di depan kami.

"Ooh, coba aja masuk dek, ibunya ada di dalem tuh. Kalian masuk aja lewat lorong, pas di sudut sana ada dapur, biasanya ibu suka di dapur jam segini" jelas wanita cantik itu ramah.

"Makasih ka" kompak ketiga remaja itu dengan canggung dan malu malu. Mereka masih ragu untuk melangkah masuk.

"Masuk aja gih, soalnya pager mau di tutup!"

"Oh, iya ka" Rose melangkah masuk, diikuti Suzuki dan Chu.

"Kamu orang chines ya!" Tunjuk si wanita itu pada Suzuki. Dengan cepat Suzuki menggeleng.

Ketiganya akhirnya menginjakkan kaki ke teras yang tadi terhalang pagar.

Teras yang berukuran cukup luas dan asri. Karena di kiri kanan ada lahan sisa yang dimanfaatkan untuk tanaman hijau.

Wanita muda tadi menaiki anak tangga sambil bersenandung.

Sementara ketiga siswi remaja itu, ragu ragu masuk, dan saling menunjuk diri siapa yang akan melaju ke dalam lebih dulu.

"Harusnya kita ga tolak tawaran papamu Suzu!" Suzuki mengangguk, setuju dengan kalimat Rose barusan. Salah mereka memutuskan mencari kosan sendiri. Harusnya mereka di dampingi orang tua.

Sebagai siswi SMK yang mayoritas penghuni gedung sekolah adalah wanita, sangat canggung bagi ketiganya menghadapi lawan jenis, apalagi sampai melihat langsung adegan panas tadi.

Sementara kosan yang mereka injak ini..

Chi, Suzuki, dan Rose mengedarkan pandangan.

Nampak beberapa anak laki laki mondar mandir di dalam sana, dengan lorong penghubung antar kamar. Ya ampun, ini kosan campur! Sepertinya ada banyak mahasiswa dan mahasiswi, bahkan pekerja kantor atau pegawai mall, mengingat di jalan raya sana merupakan bagian dari jalan utama ibu kota.

"Yakin nih kita?" Tanya Rose dengan berbisik kepada dua temannya. Chi tak mengangguk atau pun menggeleng.

"Eh, tapi bagus tau! Lihat deh!" Suzu menunjuk dengan sudut matanya, seorang pria di sudut sana sedang memetik gitar dan bersenandung pelan.

"Dia ganteng ya!" Bisik Rose dengan wajahnya yang cengengesan. Suzu ikut melirik dan segera mengalihkan mata, kikuk.

"Lu tuh ya, ga bisa liat cowok!" Gusar Suzu dengan berdecak kesal. Sementara Chi hanya berjalan lurus tanpa berani menoleh. Ya ampun, seperti nya mereka salah tempat deh.

"Bagus dong Su!" Seru Rose dengan pupil mata membesar. "Siapa tahu kita ketemu jodoh di sini!"

"Haaah!! Ngaco!" Protes Suzuki.

"Kita disini mau magang bukan nyari jodoh!" Gusar Suzu ketus dengan nada rendah tapi penekanan nya jelas.

"Udah, jangan pada debat, kita Uda sampai di dapur nih!" Chi menengahi.

Ketiganya berdiri sejajar, menunggu seorang ibu dengan daster motif Kerancang di dalam sana. Dia baru saja mengelap meja dan menoleh, wajahnya meraut heran mendapati wajah asing ketiga remaja yang menunggunya.

"Siapa?" Pertanyaan ibu setengah baya itu dibalas senyuman ketiga remaja di depannya.

"Pagi bu, maaf ganggu" ujar Suzu sopan, dia sedikit maju, melangkah ke depan mendekati si ibu yang keluar dari dapur.

"Ada apa ya de?"

"Kami, cari kamar kosong Bu. Apa ada?" Tanya Suzu langsung to the point. Si ibu terlihat berpikir sejenak, kemudian dia tersenyum membuat ketiga remaja lainnya ikut ikutan tersenyum, senyuman si ibu menular.

"Sebenarnya ada, tapi posisinya agak lain. Di paviliun. Kamarnya bagus, luas, ada satu tempat tidur atas bawah, ranjang, kamar mandi, shower di dalam berikut dapur kecil.." wah kedengarannya cukup mewah.

"Gedungnya sedikit terpisah, ayo kalau mau lihat!" Ajak si ibu kos, menyusuri lorong lagi hingga tiba di taman kecil dengan kolam ikan. Sedikit ke pojok ada bangunan terpisah dengan gaya alam tropis. Wah, di tengah kota ada kawasan seperti ini. Ketiga remaja itu terlihat takjub. Meski di kiri kanan bangunan tetap terhimpit tembok tinggi bangunan gedung lain.

"Nah, ini dia!" Ibu kos masuk ke teras kecil terpisah dengan lantai dari batu alam. Dari wajahnya jelas ketiga siswi itu kelihatan takjub. Mereka suka dengan suasana segar di sini.

"Kamar sebelah itu dihuni oleh salah seorang putra pemilik kosan ini.."

"Oooh.." Chi, Suzu dan Rose kompak membulatkan mulut.

"Nah, sebetulnya kamar ini sebelumnya di huni oleh si putri sulung, hanya saja.." ibu kos terlihat berpikir dan mengurungkan kalimatnya

"Ada alasan yang tidak tahu pasti pokoknya, si putri akhirnya tidak tinggal di rumah kos kosan ini lagi!" Seru ibu kos menjelaskan dengan ambigu, membuat ketiga remaja itu hanya manggut manggut saja, entah mengerti atau tidak.

"Harganya gimana Bu?" Nah ini penting nih, melihat bentuk dan suasana nyaman belum lagi fasilitas nya, pasti mahal nih

"Karena kalian masih pelajar yah?" Suzu mengangguk cepat mengiyakan.

"Iya Bu, kami akan menyewa selama tiga bulan selama kami magang.." lanjutnya menjelaskan lebih rinci.

"Ooh, jadi hanya sebentar ya non. Ya udah kalau begitu ibu kasih murah buat kalian, itung itung ada yang bantuin ibu beres beres.."

"Betul Bu!" Sambung Chi bersemangat.

Mendengar harga yang di tawarkan si ibu, ketiga remaja itu kompak tos, dan tertawa bersama.

"Yesss!!!" Teriak mereka senang.

Das könnte Ihnen auch gefallen

Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

DICARI!!! Seorang perempuan muda, usia tidak lebih dari 23 tahun, cantik, menarik, mulus, dan belum pernah menikah alias masih perawan untuk melahirkan minimal 3 anak. Akan dinikahkan dengan seorang billionair tua dan cacat. Kompensasi berupa uang 100 juta perbulan sampai melahirkan 3 anak. Dan kompensasi perceraian berupa uang 1 milyar, 2 apartemen mewah, dan 1 kendaraan mewah. Calista Ardiningrum menghela nafas panjang membaca sebuah postingan di akun IG maklampir, sebuah akun gosip yang memiliki jutaan follower dan beritanya selalu tajam aktual namun belum dipastikan kepercayaanya. Ribuan komentar beragam ada yang menertawakan, mengejek, mencemooh, bahkan ada yang menghina sampai ke urat. Calista adalah seorang mahasiwi jurusan keguruan sebuah universitas negeri ternama di Jakarta yang juga bekerja paruh waktu sebagai office girl di sebuah perusahaan multinasional ternama di ibukota demi membiayai kuliahnya sendiri. Dia juga anak rantauan dari kota gudeg yang ayahnya hanya seorang tukang becak dan ibunya penjual jamu gendong keliling. Calista anak pertama dari 2 bersaudara. Adik laki-lakinya masih menyandang status pelajar SMK yang setelah pulang sekolah menyambi jadi pengamen di sekitar stasiun Tugu ataupun sepanjang jalan Malioboro. Tapi, kenapa dia sampai begitu perhatian dengan postingan dari akun gosip tersebut? Karena tiba-tiba ibunya menelepon kalau ayahnya menjadi korban tabrak lari sebuah mobil yang tidak diketahui pemiliknya. Kini ayahnya masuk ICU dan harus membayar puluhan juta untuk biaya operasi. Calista tidak tahu harus meminjam kemana karena uang sebanyak itu tentu saja tidak akan mudah didapatkan dalam waktu singkat. Sedangkan, phak rumah sakit berkata semakin cepat uangnya tersedia maka operasi pun akan secepatnya dilakukan. Apakah Calista akan mengorbankan hidupnya demi menolong ayahnya? Temukan jawabannya di novel ini .... *** Terima kasih untuk semua readers yang bersedia meluangkan waktunya membaca novel kedua saya, yang kemungkinan besar akan hadir dalam versi bahasa Inggris juga. Author selalu setia menunggu komen, vote power stone, dan gift yang teman-teman berikan di setiap chapternya. Silahkan menikmati karyaku lainnya: 1. Cinta Tak Berbalas 2. Angel's Blue Eyes 3. Tetaplah Bersamaku! 4. My Lovely and Sassy Wife 5. Runaway Ex-Wife

Anee_ta · Urban
4.8
555 Chs
Inhaltsverzeichnis
Volumen 1
Volumen 2 :Kekasihku Mafia

Bewertungen

  • Gesamtbewertung
  • Qualität des Schreibens
  • Aktualisierungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund
Rezensionen
Beliebt
Neuest

UNTERSTÜTZEN