Adiyaksa yang baru saja mendengar berita dari salah satu orang kepercayaan mengenai Javier pun segera pulang ke rumahnya dengan wajah kusut. Pikirannya bercabang hingga membuatnya duduk dia di belakang kursi penumpang. Sesekali memijat pelipisnya, lalu menghembuskan napasnya dengan berat. Tidak habis pikir dengan semua peraturan anaknya yang bisa dibilang sangat nekat. Sore itu juga tepat pukul dua siang, Adiyaksa yang baru saja memasuki ruang tamu, sudah disambut dengan anaknya yang baru saja mendudukan diri.
"Kenapa Pa? Something bad happened?"
"Iya, dan sikap kamu yang bad! Kamu gila karena sudah main-main dengan Suryaya!"
Javier sama sekali tidak terkejut saat mendengar bentakan papanya. Javier bahkan tahu dengan pasti bagaimana rasa cemas snag papa, terlebih saat mendengar berita ini dari orang lain. Tapi Javier juga tidak bisa membenarkannya, apalagi sikap papanya yang hanya marah dengan sikap cerobohnya tapi semakin tidak memberikan solusi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com