Pada saat ini, suasana hatinya agak rumit. Tatapan Shen Xi yang terlihat mengejek terasa seperti sebuah tamparan keras di wajahnya.
Ketika melihat dua adik laki-laki dan bibinya tidak curiga dan tidak menyadari siapa dokter itu sebenarnya, Fu Qingli merasa lega.
Fu Qingli tidak punya pilihan selain mengikuti permainannya karena Shen Xi juga tidak punya niatan untuk membongkar identitasnya.
Tanpa rasa takut, Shen Xi menatap kembali setiap tatapan tajam yang Fu Qingli berikan kepadanya. Tatapan matanya terlihat kuat seperti ratu yang sedang memandang rendah orang lain dari singgasananya yang tinggi. Fu Qingli pun mulai mengelak.
Ya benar, dia mengelak.
Fu Qingli tidak berani melihat langsung ke arah Shen Xi. Dia juga tidak menunjukkan perasaan benci atau tidak suka padanya. Dia hanya mengangguk sedikit, berdiri, dan menyerahkan sebuah kursi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com