"Kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Audia setelah selesai mandi dan berganti pakaian.
"Nggak. Gak kenapa-kenapa." Alvin membantu Audia untuk duduk di atas ranjangnya.
"Didi mo pesen makanan dari luar?"
Audia melihat makanan dari rumah sakit sudah disediakan untuk pasien, sementara untuk Alvin, suaminya harus memesan makanan sendiri.
"Nggak, deh, ini aja. Mas juga makan bareng aja, banyak banget ini." Audia memperhatikan setidaknya ada tiga lauk untuk makan sorenya–capcay, ikan tenggiri goreng kecap, dan tahu-tempe bacem, serta pencuci mulut semangkuk puding cokelat. Padahal beberapa saat lalu mereka baru menghabiskan pancake dan minuman boba. Audia masih merasa perutnya penuh.
"Mau mas suapin?" Audia langsung mengangguk dengan penuh semangat. Mengambil posisi yang nyaman untuk duduk menghadap Alvin. Kakinya Audia pijakan di tangga untuk naik ke atas ranjang rumah sakit. Membuka mulutnya dengan gaya manja.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com