"Gimana kabar anak ayah?" tanya Alvin, saat kendaraan mereka baru saja keluar dari area Pengadilan Negeri Jakarta. Tangannya terulur mengusap perut Audia.
"Kenapa yang ditanya anaknya, sih?" Audia tiba-tiba merasa jengkel. Hatinya yang sedang bersedih, kacau, yang mendapat perhatian malah calon anak-anak mereka.
Alvin tersenyum kecil. Dengan sebelah tangannya masih berada di atas perut Audia. "Istri mas, kan, tadi udah ditanyain. Sekarang giliran anak ayah, dong."
"Gak tau, ah!" jawab Audia asal dan membuang muka. Menatap keluar jendela. Hatinya masih merasa buruk. Meladeni candaan suaminya saat ini, malah makin membuat Audia kesal.
"Ada yang mau Didi ceritain ke mas? Kenapa bisa datang ke pengadilan tadi?" Alvin tidak ingin menunda membicarakan masalah ini hingga tiba di rumah orang tua Audia. Ini masalah pribadi mereka.
Audia terdiam beberapa saat. Gelisah menyelimuti hatinya saat ini. Haruskah Audia jujur hari ini? Menjelaskan semuanya? Dan bagaimana tanggapan Alvin nanti?
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com