Satu bulan yang lalu ....
Menunggu penjelasan memang harus membutuhkan kesabaran yang sangat tinggi. Selain menunggu kebenaran, juga harus menahan emosi yang sudah sangat meluap-luap. Arman, dari tadi menyimak penjelasan dari Maya, ada perasaan marah yang timbul dalam hatinya. Tak percaya kalau Maya, sampai rela berkorban begitu besar untuk adiknya.
"Kenapa kamu melakukan itu?" tanya Arman menahan emosinya.
"Saya, sudah menyampingkan ego, tapi enggak bisa. Pada akhirnya saya tak tega melihat Ika yang terus menggilaimu seperti ini. Biarkan saya yang tersakiti asal bisa membuat Ika, bahagia." Maya tertunduk lemah.
"Tapi kamu 'pun juga tega menyakiti saya, May."
"Maafkan saya, Ar. Nanti, akan saya jelaskan lagi."
"Coba, teruskan! Saya mau dengar cerita yang sedetail mungkin. Adikmu katanya gila tapi kenapa bisa bekerja?"
"Ya ... Ika, memang gila secara hati tapi fisiknya sebagian masih bekerja."
"Maksudnya gimana, May?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com