webnovel

Me is me

rannaya · Urban
Zu wenig Bewertungen
108 Chs

saling menjaga...

jam dinding menunjukkan pukul 3 sore, riri yang sedang beristirahat, terus gelisah di pembaringan hingga beranjak dari tempat tidurnya perlahan, ia menuju ruang tengah, namun tampak lengang ia rasakan. ' pada kemana mereka semua ' fikir riri. karena merasa kesepian ia pun beranjak menuju taman belakang yang terhubung langsung dengan samping dapur rumah uncle lee dan istrinya. sambil memegang secangkir jus apel riri duduk di sebuah ayunan kayu. ia pun memandangi taman kecil yang di buat suaminya. tanpa ia sadari uncle lee sudah berada di sampingnya.

"Agassi... mian.. (Maaf..).." ucap uncle lee. riri pun bingung kenapa uncle lee mengucapkan kata kata maaf kali ini.

" maaf..untuk apa uncle.." ucap riri bingung sambil menyeruput jus apel di tangannya.

" joesonghabnida, ibeon-eneun jeongmal dangsin-eul dolbol su eobs- eossseubnida (maaf, selama ini saya tak benar benar mampu menjaga anda)" ucap uncle dengan rasa kebersalahannya karena merasa ia lalai dalam menjaga nona majikannya padahal nona manisnya ini sudah menjadi bagian dalam hidupnya. riri pun tersenyum dan meletakkan minumannya di meja samping yang tak jauh dari ayunan tempat ia duduk. lalu meraih tangan uncle lee yang berkerut di makan usia dan membelainya lembut, tangan inilah yang selalu memberi ia kekuatan di kala masa terpuruk dalam hidupnya datang.

" uncle... kau tak memiliki salah apapun, kau adalah orangtuaku dulu dan sampai nanti, tak ada yang mampu merubah itu. saat ini yang aku fikirkan, sudah saatnya seorang anak yang menjaga orangtuanya bukan sebaliknya. orangtua memang terkadang bisa membuat kesalahan pada anaknya, namun itu pasti ada alasannya. tak ada orangtua yang ingin anaknya tersakiti oleh apapun, begitupun sebaliknya uncle, tak ada anak yang ingin agar orangtuanya di sakiti. aku sengaja mengirimmu kembali ke korea agar kau bisa menikmati hari hari yang tenang bersama Amma, istri uncle. aku tak mau di usiamu yang seperti ini kau bekerja keras dan menampung beban pekerjaan terlebih berbagai masalah yang sekarang kami hadapi. uncle...aku tahu kamu sangat khawatir pada kami, tapi percayalah...anak anakmu ini adalah orang yang kuat karena terlahir dan di didik oleh orangtua yang tangguh. percayalah.. semua bisa kita lewati uncle " ucap riri panjang lebar karena tak mau uncle lee berfikiran yang macam macam.

uncle lee menatap lekat wajah nona majikannya yang terlihat tenang, namun ia tahu dalam fikiran nona ini, tersimpan banyak hal yang tak ingin ia ketahui, walau sebenarnya ia tahu hal itu. tanpa saling mereka sadari istri uncle lee memandangi dari jarak yang tak terlalu jauh, terlebih ia mendengar ucapan mereka barusan. iapun tersenyum dan kagum melihat dua sosok yang ia sayangi saling memberikan kekuatan, andai putrinya masih hidup, pasti suasana seperti inilah yang istri uncle lee rasakan. namun ia bersyukur, ada riri obat penawar kegundahan hati suaminya, uncle lee. ' pantas saja suamiku sangat menyayanginya,hmmm membuatku iri saja ' fikir istri uncle lee sambil berlalu mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya.

*****

" apa maksudmu, untuk apa kau bekerja sama dengan anak itu, apa kau sudah gila!" ucap mantan suami ibu diana padanya di handphone sore itu , membuat ibu diana menyingkirkan suara dari handphone tersebut sejenak dari telinganya.

" dengarkan aku, aku memberitahumu agar kau bersiap siap, ingat kau harus menyerahkan sebagian saham di perusahaanmu sekarang padaku, karena apa...itu adalah milikku juga. apa kau lupa siapa yang membantumu mendapatkan perusahaan itu " ucap ibu diana setengah mengancam pada mantan suaminya.

" jangan harap kau mampu mengambil apa yang seharusnya bukan milikmu, ingat aku bisa kapan saja menjualnya " ucap mantan suami ibu diana setengah mengejek pada mantan istrinya. kemudian ia menutup pembicaraan tanpa mendengar kelanjutan pembicaraan ibu diana.

" sialan.. aku belum selesai bicara bodoh, kau...benar benar...! " ucap ibu diana kesal.kali ini ia harus menyusun rencana yang lebih matang lagi, terlebih mantan suaminya seperti memberi kejutan nyata untuknya. putrinya masih dalam penjara, terlebih ia kehilangan cucunya. tentu saja amarah dalam hatinya membludak.

sementara itu, di sebuah perusahaan yang Zhi han pimpin sekarang mulai nampak tenang, permasalahan demi permasalahan di perusahaan sudah mulai membaik. ia lega istrinya ternyata diam diam membantunya, walau ia tahu sebenarnya ia tak lupa siapa dan seperti apa watak istrinya ini. namun ia berpura pura semua tak diketahuinya. bahkan secara diam diampun ia menyebar para spy di sekitaran perusahaan istrinya di indonesia,terlebih di perusahaan yang dulu di perebutkan dina, putri ibu diana.karena ia tahu ibu diana pasti akan menyerang kembali karena baginya zhi han dan istrinya lengah dan terperdaya dengan sebuah ketenangan dari permasalahan yang di hadapi saat ini. buat zhi han membuat jebakan jangan hanya selapis tapi perlu berlapis lapis agar pertahanan kokoh. dan lagian yang ia lakukan setimpal dengan apa yang di lakukan istrinya terhadapnya, saling melindungi dan waspada.

"📱📱...' sweetheart..apa yang harus ku lakukan di rumah aku sangat bosan ' ucap riri lewat handphone yang langsung di terima Zhi han.

" memang yang lain kemana " tanya zhi han.

" tauu...sepi banget nih rumah...aku boleh kerja ya... " rengek riri dengan manja.

" No...gak boleh...tetap diam di rumah, sebentar lagi aku pulang kok " ucap zhi han sambil memandang jam dinding kantornya yang menunjukkan jam 5 sore hari.

semenjak riri di rumah, zhi han merubah semua jadwal kerjanya dengan jam pulang sedikit lebih awal walau ia tahu kali ini ia telat pulang, meski ia tahu istrinya sedang hamil tua, yang seharusnya ia ikut cuti, malah terganggu dengan berbagai permasalahan perusahaan. membuat ia merasa bersalah sebenarnya dengan istrinya.

tanpa fikir panjang selepas istrinya menghubunginya tadi ia langsung tancap gas pulang juga. karena ia merasa di perusahaan sudah tak ada lagi keperluan. mungkin besok ia bisa santai sejenak.

" busteeettt....eehh..busyeettt ngapai kamu cuutt...turuuuun " ucap prima yang melihat riri menaiki anak tangga untuk memetik beberapa buah jeruk.

riri yang merasa di tegur, tak mendengarkan dengan cueknya ia meneruskan kegiatannya.

" turun gak cuut...kalo gak turun aku ambil tali nih " bujuk prima.

" buat apa ngambil tali " tanya riri lagi

" buat aku ayunkan ke badan kamuu..trus ku ikat biar kamu diam...cucuuut...kamu hamil anak apa sih cuut..ada ada aja kelakuan kamu semenjak hamil." ucap prima mondar mandir tak karuan karena khawatir melihat sahabatnya yang sedang asik menikmati makan buah jeruk di atas tangga pohon yang walaupun pohonnya tak tinggi tinggi amat.

zhi han yang habis memarkir mobilnya, mendengar suara gaduh dari belakang rumahnya, ia pun menuju ke sumber suara yang sangat ia kenal itu. namun, begitu tau istrinya tengah asyik memanjat pohon pakai anak tangga ia hanya bisa melongo memandangi takjut, tak menyangka ulah istrinya sedemikian rupa.

" syukur deh kamu datang, cepetan suruh bini kamu turun, itu bahayaaa... jangan bengong dong" ucap prima sambil menarik hidung zhi han.

" sweety...turun ya... nanti kita beli aja buahnya yang banyak..." bujuk zhi han.

" mmmm...ogah...sebentar lagi selesai kok " ucap riri sambil sembarangan membuang kulit jeruk yang habis di makannya.

" cuut...kasian si ijah cuut,,, repot membersihkan sampahnya... turun yaa... " bujuk prima..

"ok ok... tapi gimana turunnya nih...aku mesti loncat ya... perutku berat banget.." ucap riri memelas karena ia merasakan tak mampu kembali berdiri kembali untuk turun dari anak tangga.

" whaattt....adduuh gimana iniii...." ucap prima tambah bingung sementara zhi han sudah menghilang sedari tadi.

zhi han yang sebenarnya sedikit emosi melihat kelakuan istrinya berusaha tenang, ia mengambil anak tangga yang lain untuk membantu istrinya turun. begitu ia dapat ia langsung menuju anak tangga yang di tempati istrinya. perlahan ia gunakan anak tangga tersebut untuk membantu istrinya turun. dengan susah payah akhirnya riri turun juga. membuat prima bernafas lega. namun setelah zhi han merapikan anak tangga dan menyuruh para pengawal merapikannya ia beranjak pergi begitu saja.

" tuuh kan cuut, laki lo marah tuhh...ada ada aja sih kelakuan kamu... hamil anak apaan sih kamu nih... " ucap prima sambil menuntun riri masuk ke dalam rumah.

" anak hanoman frangky..." ucap riri asal.

" gila kamuu... ada ada aja deh... laki kamu marah tuh.." ucap prima membuat riri sedikit takut.

zhi han menarik nafas panjang. kali ini ia tak bisa mentoleran sikap istrinya barusan yang sangat membahayakan. ia mengumpulkan para pengawal dan memarahinya. membuat prima sedikit terkejut dengan sikap zhi han yang tak ia sangka sama sekali. di balik wibawa dan kesabaran terhadap istrinya ia memiliki sikap yang kadang mampu membuat yang lainnya tak bisa berbuat apa apa.