Andika benar-benar kesal melihat kenyataan bahwa Khalid melupakan keberadaannya di rumah sakit itu. Setelah berdebat sebentar dengan Khalid, Andika melangkah mendekati Amira dan menatap kakaknya dengan perasaan iba. Wajah kakaknya yang selalu ceria kini tampak pucat dan tergeletak lemah di bednya Andika merasa sangat tidak berguna karena tidak bisa memberikan pertolongan sebelum kakaknya jatuh pingsan. Seharusnya Andika dan Sultan Adhyaksa yang melihat Pamularsih meninggalkan palagan, Andika sudah harus berpikir bahwa Pamularsih mengincar satu calon pemimpin kesultanan Adhyaksa yang mengancam kedudukannya sebagai penjahat yang selama ini dicari oleh pihak kesultanan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com