webnovel

Pria Ini Sedikit Provokatif!

Redakteur: Wave Literature

Tenggorokan Evan Jun bergerak sebentar dan sedikit ingin tertawa.

"Apa yang terjadi?" Tanya Andy An sambil menatap pemilik toko.

Pemilik toko meminta nona penjaga toko untuk menjelaskan situasinya.

Emily Ling langsung muncul dan menyela pembicaraan nona penjaga toko, "Aku menyukai gaun yang ini. Ketika aku keluar setelah mencobanya. Tiba-tiba dia berkata bahwa gaun ini robek dan memintaku untuk mengganti rugi. Bukan aku yang merusak gaun ini. Pasti mereka sendiri yang sudah merusaknya dan tidak mau mengganti rugi, lalu menjadikanku kambing hitam."

Andy An mendengar penjelasan yang serius dari gadis kecil yang kedua pipinya seperti tupai kecil itu. Ia memandang pemilik toko dengan tatapan dingin dan berkata, "Karena Nona ini mengatakan bahwa dia tidak merusaknya, kita lihat melalui rekaman CCTV saja!"

Meskipun pemilik toko tidak mengenal Andy An dan Evan Jun, ia tahu bahwa mereka bukanlah orang biasa, karena pakaian dan sikap mereka yang luar biasa. Kemudian pemilik toko itu segera menyuruh orang untuk memperlihatkan rekaman CCTV.

Saat itu banyak orang yang menonton dan berkerumun di sekitar toko. Sikap nona penjaga toko itu terlihat sangat biasa. Tapi, diam-diam ia memutar bola matanya, dan masih saja bersikap sangat sombong!

Saat ia mengambil gaun itu, ia sepertinya berusaha menghindari pengawasan CCTV. Bagian belakang gaun tidak tertangkap kamera CCTV. Sehingga tidak terlihat dengan jelas apa yang sedang ia lakukan. Ketika ia menunggu Emily Ling keluar, ia tiba-tiba menatap Emily Ling dan berkata bahwa gaun yang dipakai Emily Ling robek.

Berdasarkan hal tersebut, bukti rekaman CCTV tidak bisa memutuskan apakah gaun tersebut sudah rusak sebelumnya, atau memang Emily Ling yang merusaknya.

"Keluarkan semua rekaman CCTV untuk hari ini." Ujar Andy An.

Wajah nona penjaga toko tiba-tiba berubah, ia menatap Emily Ling dengan kesal. Kebenciannya menyeruak seperti panah yang penuh racun dan langsung menembus ke dadanya.

Evan Jun mengulurkan tangan dan dengan lembut menyentuh tangan gadis itu, lalu bertanya dengan suara yang dalam, "Apakah kamu punya waktu sebentar?"

Emily Ling bisa merasakan jari-jari Evan Jun yang dingin menyentuh punggung tangannya, rasanya sangat lembut. Sekali sentuh seperti langsung menyentuh hati Emily Ling, rasanya sedikit meletup-letup. Matanya tiba-tiba terbelalak, namun ia segera kembali sadar, "Ini rekaman pada pukul tujuh, bagaimana kalau mulai putar rekaman pada saat pukul enam?"

Ya Tuhan!

Pria ini sedikit provokatif!

Para penjaga toko yang terlibat dalam masalah kali ini tampak semakin gelisah. Andy An jelas merasa bahwa Tuannya sedikit tidak sabar, kemudian ia berkata dengan suara dingin, "Putar mulai dari awal saja."

Wajah nona penjaga toko itu tampak sangat suram. Orang yang membuka pintu toko untuk Emily Ling adalah nona penjaga toko. Setelah membuka toko, ia mulai membereskan barang-barang dan mempersiapkan aksinya.

Pada menit ketiga, nona penjaga toko tersebut secara tidak sengaja menggores renda pada gaun itu dengan kukunya. Ia melihat ke arah kamera CCTV dengan perasaan bersalah dan mengubah gaun itu sedikit ke arah lain.

Emily Ling memandang nona penjaga toko, "Halo, dewi yang di sana. Kenapa diam saja? Buktinya jelas. Cepat minta maaf!"

Evan Jun melihat Emily Ling dengan bangga, seolah ia mendapatkan cahaya yang tiba-tiba menyinari hati Evan Jun yang membeku. Dan seperti ada suara retakan halus pada hatinya yang beku.

Live streaming yang dilakukan oleh blogger kecantikan itu langsung berubah dengan cepat. Awalnya penggemar Stephie Luo menghina dan mengutuk Emily Ling.

Namun sekarang keadaanya tiba-tiba berbalik, ternyata nona penjaga toko yang bersalah. Para netizen yang menghujat Emily Ling habis-habisan tadi merasa bersalah dan membubarkan diri. Masih ada beberapa yang tidak rela dan tetap menghujat Emily Ling, dan sisanya komentar yang baik-baik.

Penonton mulai bersorak untuk memberikan semangat untuk Emily Ling. Kerja bagus, hebat! Itulah komentar yang mereka tuliskan.Nona penjaga toko dengan tidak senang mengepalkan tangannya dengan erat. Kukunya sampai membekas pada telapak tangannya. 

Setelah diperingatkan dengan tatapan mata oleh pemilik toko, ia masih saja tidak mau berlutut. Dalam benaknya nona penjaga toko itu mengumpat, Buat apa juga aku harus berlutut.

Mata Evan Jun yang dalam dan dingin menatap nona penjaga toko dengan tatapan tidak senang yang sangat jelas.

Andy An merasakan suasana hati Tuannya, lalu ia berkata kepada nona penjaga toko, "Kenapa diam saja, bicaralah!"