Rain mengulurkan tangan untuk menahan tangan Jeanna ketika gadis itu berbalik dan berjalan pergi, tapi tangan Rain hanya menangkap udara kosong. Padahal, Jeanna sendiri yang berkata jika dia akan tetap berada di samping Rain, bahkan meskipun itu menyakitkan.
"Jeanna …" Rain membuka mata dan terbangun dari tidurnya. Rain menoleh ke samping dan Jeanna masih ada di sana. Syukurlah.
Rain beranjak duduk dan bersandar di kepala tempat tidur. Ia menatap wajah tidur Jeanna lekat. Tangan gadis itu masih menggenggam satu tangannya.
"Tidurlah yang nyenyak dan jangan bermimpi buruk, Jeanna," bisik Rain.
Rain tak keberatan jika dirinya harus melewati berbagai macam mimpi buruk, asal Jeanna tidak harus mengalaminya. Rain tak ingin lagi melihat gadis itu menangis dalam tidurnya dengan begitu memilukan.
Namun, sampai kapan Rain bisa terus berada di samping gadis ini? Apa sebenarnya yang Rain inginkan?
Suara ketukan di pintu kamar itu membuat Rain menoleh ke pintu kamar itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com