webnovel

Pertengkaran Ayah dan Anak (2)

Redakteur: Wave Literature

Bai Ziyuan tidak menyangka jika ayahnya bisa merendahkan Ning Mojian seperti itu, "Ayah, dia adalah tamuku! Dia adalah orang yang pernah menyelamatkan nyawaku!" kata Bai Ziyuan. Dengan segera dia berdiri di depan Ning Mojian, kemudian menunjuk wanita yang berada di samping ayahnya sambil berkata dengan suara yang keras, "Wanita yang tidak tahu dari mana asalnya itu lah, yang tidak pantas untuk masuk ke kediaman Bai!"

Tuan Bai yang melihat wanita yang dicintainya itu diperlakukan seperti itu oleh Bai Ziyuan seketika marah besar sampai tubuhnya gemetaran. "Sudah aku katakan berapa kali, Dia adalah Ibumu, Ibumu!" kata Tuan Bai, "Dia itu rengkarnasi dari ibu kandungmu!" tambahnya.

"Kalau wajahnya mirip dengan Ibuku, apakah itu berarti reinkarnasinya. Begitukah? Ayah apakah otakmu kemasukan air?" tanya Bai Ziyuan, dia tidak menyangka kalau ayahnya akan sangat melindungi wanita itu. Kemudian dia berteriak dengan marah, "Selama aku tidak mengakuinya, dia tidak boleh menginjakkan kakinya di dalam kediaman Bai ini!"

"Dasar kamu anak tidak berbakti…" kata Tuan Bai dengan emosi. Lalu, dia pun mengambil cangkir teh yang ada di atas meja dan melemparkannya ke arah Bai Ziyuan.

Ning Mojian melihatnya dengan terkejut, lalu dengan segera dia menarik Bai Ziyuan mundur satu langkah ke belakang. Cangkir itu pecah tepat di depan kakinya dan Bai Ziyuan, cangkir itu pecah berkeping-keping, bahkan kepingannya terlempar sampai ke berbagai sudut di aula itu. Jika Ning Mojian tidak menarik Bai Ziyuan saat itu, mungkin sekarang akan tampak darah merah di keningnya.

"..." Bai Ziyuan hanya diam saja, dia sangat tercengang dan melihat ke arah kepingan cangkir teh yang ada di lantai. Wajahnya memucat, dia mengira jika ayahnya hanya bersikeras untuk menikahi wanita itu, tapi tidak disangka kalau ayahnya bisa melakukan hal yang begitu kejam seperti tadi.

Bai Ziyuan mengangkat kepalanya, kemudian melihat ayah yang telah membesarkannya selama puluhan tahun. Tidak ada penyesalan sedikitpun yang dia rasakan atas apa yang dilakukan ayahnya tadi, selain rasa kesal dan benci. Sebenarnya siapa wanita ini, sampai-sampai dia bisa membuat ayahku terpesona sampai seperti itu? Sampai-sampai, satu-satunya anak yang dimilikinya, satu-satunya anak dari wanita yang paling dicintainya dengan tega diabaikan seperti ini! batin Bai Ziyuan dengan perasaan kesal.

"Tuan Bai..." kata Ning Mojian tiba-tiba, suaranya yang dingin terdengar menggema di aula itu. Sejenak menghentikan pertengkaran ayah dan anak itu, membuat semua perhatian beralih kepadanya.

"Siapa kamu berani-beraninya di kediaman Bai berteriak seperti itu!" tanya Tuan Bai tidak ingin mendengar perkataan Ning Mojian. Kemudian dengan tidak sabarnya dia berkata lagi, "Lonceng kecil, cepat segera usir dia! Kalau tidak, aku akan mengusirmu juga!"

Raut Wajah Bai Ling seketika itu menjadi pucat, namun dia tetap berdiri di sana dan tidak berani bergerak. Dia tidak tahu mengapa Tuan Bai bisa menjadi seperti ini, nyawanya dulu pernah diselamatkan oleh Bai Ziyuan jadi di saat seperti ini dia tidak akan meninggalkannya. Apalagi melakukan hal yang bisa membuat Bai Ziyuan merasa kesulitan.

Tuan Bai yang melihat Bai Ling tidak melaksanakan perintahnya, seketika itu langsung marah dan berkata dengan suara yang sangat keras tanpa henti-hentinya, "Habis sudah, semua orang yang ada di rumah ini sudah berani melawanku!"

Wanita itu terlihat hanya duduk di sebelah Tuan Bai, lalu melihat kejadian itu semua dengan mata yang dingin. Dia merasa bahwa hal ini sama sekali tidak ada hubungannya dengannya. Ini semua seakan memberikan pesan kepada keluarga Bai, bahwa bukan dia yang ingin masuk menjadi keluarga itu. Tapi, dia dipaksa untuk masuk ke keluarga Bai, sehingga wanita itu berhak untuk terlihat sombong.

Ning Mojian tidak merasakan apa-apa, akibat ucapan buruk yang dilontarkan oleh Tuan Bai kepadanya. Justru karena bekas luka merah inilah, yang membuat orang-orang tidak mengenalinya. Itu artinya, dia bisa memulai kembali lembaran hidupnya yang baru, hidup berdasarkan keinginannya.

"Tuan Bai, aku hanya ingin mengatakan sesuatu, kemudian aku akan pergi sendiri tanpa diminta!" kata Ning Mojian dengan tenangnya. Lalu, dia melihat arah Bai Ziyuan yang seakan-akan ingin mengatakan padanya 'jangan mengatakan apa-apa', dia terlihat sedang menggeleng-gelengkan kepalanya dengan pelan. 

"Segera katakan apa yang ingin kamu katakan, kemudian kamu bisa segera pergi dari kediaman Bai!" kata Tuan Bai, dia melirik sinis ke arah Ning Mojian, kemudian berkata lagi, "Cepat katakan, cepat aku bilang!"

"Biasanya orang akan susah untuk mempercayai tentang reinkarnasi, kebetulan aku adalah ahli membaca garis kehidupan. Jika memang wanita ini adalah reinkarnasi dari istrimu terdahulu, aku akan membuat seluruh keluarga Bai menerima wanita itu. Lalu membuatmu bisa dengan terang-terangan untuk menikahinya, bagaimana menurutmu?" kata Ning Mojian dengan suara tenang...