webnovel

LOVE SICKNESS

(WARNING! terdapat unsur 18+ yaitu berupa kekerasan, darah, dan sebagainya.) Kim Caerin, wanita cantik berdarah Korea yang bekerja sebagai wanita penghibur di salah satu tempat hiburan malam hanya untuk sesuap nasi. Akan tetapi siapa yang sangka, kalau dalam sekejap kehidupan nya akan berubah. Dan siapakah gerangan yang akan merubah kehidupan Caerin? Itu semua terjadi karena seorang pria yang hadir di dalam kehidupan kelam nya. Pria tampan yang secara terang-terangan menyatakan perasaannya kepada Caerin. Dengan tidak memperdulikan pekerjaan hina yang selama ini Caerin lakukan. Lantas bagaimana? Apakah Caerin akan menerima kehadiran pria itu? Entah lah, kita lihat saja nanti.

Blueside · Urban
Zu wenig Bewertungen
427 Chs

TWENTY TWO

Di dalam ruangan itu terlihat Taeguk yang tengah berkutat dengan beberapa laporan yang ada di atas mejanya.

Ia membuka dan membaca setiap laporan itu satu persatu dengan sangat teliti. Kedua matanya membaca setiap kata yang ada di dalam laporan itu.

Dengan tangan kanan nya yang memegang sebuah pulpen berwarna hitam.

Tok... tok... tok...

"Masuk!" teriak Taeguk dari dalam ruangan itu.

KREK...

Pintu ruangan itu kemudian terbuka dengan perlahan lalu di tutup kembali.

"Serius sekali sepupu ku ini..."

Taeguk yang mendengar suara itu langsung mengangkat kepalanya dan mengalihkan pandangan nya dari laporan itu.

"Kau rupanya Jaehyun-ah," ucap Taeguk begitu melihat sepupu nya lah yang telah masuk ke dalam ruangan itu.

Jaehyun tersenyum kecil. "Ya... ini aku, memang nya siapa lagi?" ucap Jaehyun dengan santai.

Jaehyun meletakkan dua cup cappucino panas itu di atas meja itu. Yang tentunya satu untuk dirinya dan yang satunya untuk sepupunya.

Ia kemudian duduk di kursi yang tepat berada di hadapan Taeguk. "Sibuk sekali..." ucap Jaehyun.

Taeguk menatap Jaehyun yang ada di hadapan nya. "Sialan kau! ini semua karena mu asal kau tahu!" ucap Taeguk dengan sewot.

Yah, memang ini semu karena Jaehyun kan.

Jaehyun dengan seenaknya mengatakan kalau Taeguk lah yang masih menjadi CEO untuk beberapa hari ke depan nya.

Jadi, sebenarnya yang pemilik perusahaan ini itu siapa? Dirinya atau Jaehyun?!

Jaehyun tertawa. "Hahaha... jangan lah marah Tuan Taeguk," goda Jaehyun.

Taeguk memutar matanya dengan malas, lalu meletakkan pulpen yang tengah ia pegang.

"Sekarang katakan pada ku, kenapa kau tidak menggantikan ku? Kau kan sudah berada di sini..." tanya Taeguk.

Tentu saja ia penasaran.

Ia juga merasa bingung karena seperti yang ia katakan Jaehyun sepupu nya itu kan berada sudah berada di Seoul, itu artinya Jaehyun sudah dapat kembali memimpin perusahaan miliknya.

Benar bukan?

Lagi pula kan pemilik Le Futur Crop ini kan Jaehyun.

Jaehyun menyilangkan kakinya. "Taeguk-ah... aku butuh waktu untuk beristirahat sejenak. Kau tahu sendiri kan seberapa sibuknya aku sewaktu di Paris di tambah lagi kejadian yang. baru menimpa ku," ucap Jaehyun.

Nah... sekarang kalian sudah tahu bukan, mengapa ia masih membiarkan Taeguk untuk menjadi CEO di perusahaan miliknya ini.

Itu karena ia membutuhkan waktu untuk beristirahat dan menenangkan pikiran nya yang jujur saja hingga detik ini masih sangat kacau.

Ia bukan tipe pria yang akan dapat melupakan dengan sangat mudah dengan apa saja yang kejadian yang ia alami.

Terlebih lagi orang yang telah menyakiti nya adalah wanita yang sangat ia cintai.

Taeguk menghela nafas. "Baiklah jika memang kau butuh waktu untuk beristirahat, aku akan memegang perusahaan mu untuk beberapa waktu ke depan."

Yah, sebagai sepupu Jaehyun tentu ia sangat mengerti dengan apa yang Jaehyun rasakan.

Dan ia juga tahu bagaimana sibuknya Jaehyun selama berada di Paris, sampai-sampai Jaehyun sama sekali tidak pernah memberikan nya kabar.

Ia juga kerap kali melihat berita tentang anak perusahaan milik ayah Jaehyun yang berada di Paris masuk di dalam berita.

Yakni tentang bagaimana sukses nya perusahaan itu dan juga berbagai macam ponsel terbaru yang mereka keluarkan.

Dan tentu saja, itu semua hasil dari kerja keras Jaehyun selama berada di Paris. Yang terus memutar otaknya untuk memberikan ide-ide terbaru dan terbaik.

Jaehyun meminum cappucino miliknya. Lalu memutar kursi yang tengah ia duduki. Kedua matanya melihat gedung-gedung pencakar langit dari kaca perusahaan milik nya.

"Jaehyun-ah..." panggil Taeguk.

"Hmmm..." dehem Jaehyun tanpa berbalik.

"Aku sudah menghubungi paman dan bibi?" tanya Taeguk.

Yah, ia ingin menanyakan hal ini kepada sepupu nya itu.

Karena sudah beberapa hari telah berlalu, dan Jaehyun sepupu nya itu belum mengatakan apapun kepada nya.

Jaehyun menggeleng kan kepalanya. "Belum... aku belum menghubungi ayah dan ibu ku," jawab Jaehyun.

Kalian dengar sendiri bukan? Kalau Jaehyun hingga saat ini belum juga menghubungi ayah dan ibunya.

Taeguk membulatkan matanya. "Yak! Jaehyun-ah... paman dan bibi pasti sangat mengkhawatirkan mu. Karena kau belum juga memberikan kabar kepada mereka," ucap Taeguk.

Hal itu pasti sudah tentu. Kalau ayah dan ibu Jaehyun pasti telah sangat mengkhawatirkan Jaehyun.

Karena putra mereka yang belum juga menghubungi mereka sejak berangkat dari Paris hingga saat ini juga.

Orang tua mana yang tidak akan khawatir jika putra mereka sudah tidak memberikan kabar kepada mereka selama beberapa hari.

"Aku tahu... aku tahu itu," ucap Jaehyun.

"Lalu kenapa kau belum juga menghubungi mereka?" Taeguk menghela nafas. "Jaehyun-ah... kau harus memberitahu mereka."

Tentu ia tahu alasan mengapa sepupu nya itu belum juga menghubungi ayah dan ibu nya. Mana mungkin ia lupa dengan alasan mengapa sepupu nya seperti ini.

Tapi seperti yang ia katakan sebelumnya, Jaehyun tidak dapat terus-terusan menyembunyikan hal ini dari ayah dan ibu nya.

Jaehyun menyikap rambutnya. Ia menghela nafas dengan berat. "Taeguk-ah... aku harus bagaimana..."

Taeguk menatap Jaehyun. "Apa kau masih mencintai Leah?" tanya Taeguk.

Yah, hal inilah yang sangat penting.

Karena ia tidak tahu seperti apa perasaan yang di miliki oleh sepupunya saat ini.

Meski mereka saling bersepupu, bukan berarti ia dapat membaca perasaan Jaehyun dan mengetahui isi hati Jaehyun.

Jaehyun terdiam sejenak. Lalu mengangguk dengan pelan. "Ya... aku masih mencintainya..." jawab Jaehyun.

Ya, benar.

Ia masih mencintai Leah.

Bagaimana bisa ia menghilangkan rasa cintanya nya kepada Leah selama hampir satu tahun lamanya begitu saja.

Bahkan ada kalanya ia merindukan Leah dan sangat ingin mendengar suara Leah, mantan kekasih nya.

Mantan...

Menyedihkan sekali, gelar itu harus ia berikan kepada wanita yang begitu ia cintai. Yang mengatakan mereka tidak lah lagi memiliki sebuah hubungan.

Hancur... semuanya hancur.

Jaehyun menoleh menatap Taeguk. "A-aku harus bagaimana Taeguk? Aku... masih mencintainya..." ucap Jaehyun dengan sendu.

Taeguk terdiam.

Ia bingung. Ia juga tidak tahu harus berkata apa kepada Jaehyun, karena ia sangat buruk dalam hal yang menyangkut hati seperti ini.

"D-dan... dia dengan tega nya melakukan ini semua kepada ku. Apakah semua cinta yang telah dia berikan kepada ku selama ini sebuah kebohongan?" sambung Jaehyun dengan mengepalkan tangan nya.

Benar bukan dengan yang ia katakan?

Jika cinta yang Leah selama ini berikan kepadanya adalah sebuah kebohongan dan hanya sebuah sandiwara.

Menyakitkan... benar-benar sangat menyakitkan.

"Jaehyun-ah... wanita itu bisa meninggalkan mu begitu saja dengan sangat mudah nya. Maka kau juga harus meninggalkan nya, dia bukan wanita yang baik Jaehyun," ucap Taeguk.

Yah, baginya inilah yang harus Jaehyun sepupunya lakukan untuk saat ini.

Taeguk memegang bahu Jaehyun. "Kau harus mencari wanita lain yang membuat merasa bahagia dan dapat menyembuhkan luka mu," sambung Taeguk kepada Jaehyun yang terdiam mendengar ucapan Taeguk.