webnovel

Kurang satu Minggu lagi

"Sudah Pak, sekarang mulai serius, cepat di sampaikan kabar Bahagia nya, jangan banyol terus," tegur ibu Aura sambil menyenggol lengan Ayah Aura.

"He he ... iya Bu, ini Ayah mau mulai berbicara," jawab Ayah Aura.

Kini wajah Ayah Aura mulai terlihat serius.

"Jadi gini Mas, saya memiliki kabar Bahagia," Ayah Faisal mengangguk-angguk sambil mendengarkan nya secara seksama.

"Saya kemarin sudah kerumah Abah Hasan untuk membicarakan tentang tanggal pernikahan anak-anak kita, saya minta tolong Abah Hasan untuk mencarikan tanggal yang bagus untuk acara ini, nah hasilnya mungkin akan sangat mengejutkan sih, tapi semua terserah Nak Faisal ya, Kita hanya menyampaikan apa yang perlu kita sampaikan," Ayah Aura sangat berhati-hati dalam mengucapkan nya.

"Jadi acara nya itu akan di laksanakan hari Jum'at besok, jadi waktunya hanya satu Minggu lagi," keluarga Faisal terkejut, termasuk Faisal juga, mereka tersenyum gugup mendengar nya.

"Sebentar Kang, satu Minggu lagi? Apa gak kemepetan buat sampeyan?" tanya Ayah Faisal.

"Lo ... kalau saya sudah berbicara dengan istri saya, dan Alhamdulillah kita sudah siap jika memang mau di selenggarakan besok Jumat, Aura juga saya tanya katanya juga siap jika memang keluarga di sini siap," jawab Ayah Aura tegas.

Faisal bahagia mendengar kabar tersebut.

"Ayah," panggil Faisal, Ayah nya menoleh.

"Maaf jika Faisal mengeluarkan pendapat ya Ayah," ucap Faisal.

"Ya gakpapa jika Kamu mau bicara silahkan Nak, Ayah tidak melarang nya, Kamu mau ngomong apa?" tanya Ayah Faisal dengan serius.

"Baik Yah, jadi Kalau menurut Faisal sih lebih cepat itu lebih baik, jika memang keluarga Adek Aura sudah siap semua buat apa lagi kita Fikirkan Yah, Faisal sudah siapkan semuanya kok," jawab Faisal dengan tegas.

Ayah Faisal sangat terlihat bangga dengan keberanian Faisal, ia menepuk pundak Faisal.

"Baik ... Kamu sudah siap berarti?" tanya Ayah Faisal untuk meyakinkan.

"Iya Ayah, memang Faisal dari awal kan sudah bilang, lebih cepat lebih baik, Faisal siap kapanpun acaranya Pa, gedung-gedung buat acara pun Faisal sudah dapat, semua sudah Faisal siapkan Pa," jawab nya dengan sangat yakin dan berani.

Semua tersenyum, keluarga Aura mengagumi keseriusan Faisal, mereka tidak menyangka jika Faisal sudah menyiapkan dengan matang.

"Nah ... bagaimana kang, sudah dengar sendiri kan jawaban dari anak laki-laki saya ini," ujar Ayah Faisal sambil tersenyum bangga.

"Alhamdulillah ... kalau begitu kita sudah siap semua ya, dan Aura pasti sangat bahagia memiliki calon suami yang bertanggung jawab dan tegas seperti Faisal," ucap Ayah Aura yang juga merasa bangga dengan ketegasan Faisal.

"Ha ha ha," semua tertawa.

"Alhamdulillah ... jadi ijab Qabul nya hari Jumat ya Kang?" tanya Ayah Faisal.

"Iya Mas, dan sekarang sudah hari Sabtu, kurang lebih nya kita mempersiapkan semua nya cuma 4 hari ini," jawab Ayah Aura, semua tertawa.

"Lucu sekali ya Kang, acara Pernikahan kok persiapan nya cuma sesingkat itu," sahut Ayah Faisal.

Perbincangan masih berlanjut dengan santai, Ayah Aura masih terus bercanda dengan banyolan nya.

Faisal sudah pergi ke pesantren untuk mengajar Diniyah malam, namun sebelum pergi ia mengirim pesan ke Aura.

(Assalamualaikum Dek Aura, Sungguh Mas tidak menyangka kita akan secepat ini mengarungi bahtera rumah tangga bersama, jujur Mas sangat bahagia mendengarnya, Kamu tidak usah banyak fikiran ya, semua sudah Mas siapkan, jika ada waktu Mu yang luang besok Mas akan jemput Kamu, kita mulai fitting baju sekalian lihat lokasi ya, ya sudah Mas cuma mau kabari ini saja Dek, Mas pamit dulu ya mau ngaji di pesantren)

Aura tersenyum-senyum sendiri membaca chat dari Faisal.

"Alhamdulillah ... terimakasih ya Allah, mudah-mudahan semua nya di lancarkan sampai selesai ya Allah," Hati Aura kembali sembuh dari luka yang telah ia kubur dalam-dalam selama 5 tahun karena terhalang restu orang tua, namun kini ia bisa tertawa bahagia buah hasil dari kesabaran nya.

Tak terasa tiba-tiba sudah larut malam, Ayah Aura pun berpamitan kepada keluarga Faisal.

"Mas Wijaya (Ayah Faisal), ini kita sekeluarga sudah sangat puas dan sudah kenyang, he he ... jadi seperti nya pertemuan Kita bisa di lanjutkan besok-besok lagi, saya sekeluarga mengucapkan sangat-sangat terimakasih untuk jamuan nya, maaf jika sedikit rakus, biasalah ini aji mumpung," semua tertawa mendengar guyonan nya Ayah Aura.

"Ha ha ha," serentak mereka semua tertawa.

"Oooalh Pak pak, sampeyan itu loh mau pamit kok ya masih bisa-bisanya ngajak bercanda, mbok ya sudah jangan bikin malu keluarga kita saja," cetus Ibu Aura sambil tertawa.

"He he .. gakpapa to mbak, biar gak tegang, apalagi mau adain acara yang seperti ini kita harus bisa menyatu, dan jangan di bikin tegang, harus santai," sahut Ibu Faisal yang juga suka dengan guyonan nya.

"Iya betul itu yang dikatakan ibu Ani( ibu Faisal) Bu," Sahut pakde Aura yang ikut menikmati suasana bahagia di rumah Faisal itu.

"Nah Bu, lihat itu banyak yang dukung bapak to," sahut Ayah Aura dengan percaya diri.

"Iya iya, sudah cepat di lanjutkan lagi tadi ngomong nya," cetus Ibu Aura malu-malu.

"He he ... iya Sudah Mas ya, ini orang perempuan sudah mau ngajakin tidur saja kayak nya, sudah mulai rewel," Canda Ayah Aura ulang.

Ibu Aura langsung mencubit tangan nya.

"Malu-maluin Ibu saja Bapak ini agh," gumam nya sambil tersenyum malu.

"Ha ha ha," serentak mereka tertawa lagi.

"Iya Kang, memang sudah saat nya untuk istirahat untuk para istri-istri jam segini," jawab Ayah Faisal.

"Ya sudah ya Mas, ini nanti kalau di terus-terusin gak ada habis nya, kita sekeluarga mohon maaf jika mungkin ada kata-kata yang membuat sampeyan sekeluarga tersinggung, atau mungkin juga dari tingkah saya dan keluarga saya yang kurang sopan saya mewakili semuanya mohon maaf," lanjut Ayah Aura.

"Iya Kang, sama-sama, Kami sekeluarga sangat senang kedatangan tamu yang sangat istimewa ini, dan kabar ini juga yang di tunggu-tunggu anak Kami Faisal, semoga semua hajat Kita bisa di lancarkan dan dimudahkan sampai selesai ya," jawab Ayah Faisal mulai serius.

"Amiin," sahut mereka semua serentak.

Setelah selesai beramah-tamah dan selesai berdoa, keluarga Aura pun telah berpamitan untuk segera pulang.

"Alhamdulillah ya Bu, akhirnya semua sudah jelas, dan Bapak juga senang lihat sikap Faisal yang sudah benar-benar matang, ternyata diam-diam dia telah mempersiapkan semuanya, Bapak yakin Faisal bisa menjaga anak kita dengan baik Bu," ujar Ayah Faisal yang terlihat sangat bahagia.

"Ibu juga ikut lega Pak, kalau di ingat-ingat malu ya Pak kita dulu sempat menolak Faisal," jawab Ibu Aura.