Alex, Issei dan Ophis memasuki boss lantai 5. Ketika mereka memasuki boss lantai 5 mereka berada di sebuah ruangan sebesar setengah lapangan sebak bola. Di sekitarnya akan menjadi gelap jika tidak ada obor yang menerangi ruangan menempel di dinding dinding batu.
Di depan mereka, mereka melihat seekor laba laba sebesar 5 meter yang memiliki 8mata merah di kepalanya, kakinya panjang dengan ujung yang tajam.
Ketika Alex melihat ini dia tersenyum dan menepuk pundak Issei. "Issei."
Issei kaget ketika pundaknya di tepuk tiba tiba, dia menoleh dan melihat Anikinya tersenyum padanya, "A-Ada apa Aniki." Entah kenapa dia memiliki firasat buruk tentang ini.
"Bagaimana kalau kau melawan itu sebagai latihan pertamamu?" Kata Alex sambil menunjuk Laba-Laba itu.
"K-Kau bercanda Aniki! Aha! ahahahah..." Issei berusaha menyangkal. Dia mengira dia akan berlatih dengan cara biasa tapi dia tidak menyangka bahwa dia harus melawan Laba-laba yang terlihat menjijikan ini.
"Hahahahaha..." Alex tertawa kemudian berubah menjadi serius, "Aku serius."
"S-Setidaknya beritahu aku kemampuan musuhku Aniki.." Issei putus asa.
Alex menghela nafas, "Tidak ada pilihan lain yah.." Alex berkata yang membuat Issei sedikit bahagia. "Kemampuanya adalah bisa mengeluarkan racun yang bisa membuat orang tidur, dia hanya bisa mengeluarkannya setiap satu menit. Dan kakinya sangat tajam higga bisa merobek baja, jadi hati hatilah."
Issei sudah merasa tak berdaya sebelum bertarung ketika mendengar kekuatan lawannya.
Mengeluarkan Racun tidur?
Kakinya bisa merobek baja?
Issei tidak tahu harus berkata apa ketika melawan monster yang kuat ini. Dia hanya memiliki Sacred Gear bodoh yang menempel di tangannya. Dia ingin menyerah tapi hatinya tidak membiarkannya, dia perlu bertambah kuat untuk melindungi Asia di masa depan dan dia harus mengakalahkan Laba-laba menjijikan ini sebagai langkah pertamanya untuk menjadi yang terkuat.
Alex tersenyum ketika melihat tekad di mata Issei untuk melindungi Asia. Dia kemudian menyeringai sambil memikirkan sesuatu yang menarik dan memutuskan untuk mencobanya nanti. Dia menepuk punggung Issei dan mendorongnya maju, "Kalau begitu berjuanglah..." Kata Alex sebelum menghilang dari pandangan Issei.
Issei ingin menangis ketika Anikinya tiba tiba menghilang. Dia menoleh ke Laba-laba yang ada di depannya dan mengeluarkan Gaulent Merah di lengan kirinya. "Sepertinya tidak ada pilihan lain ya! Kalau begitu majulah!!"
[BOOST] !
"Psssccrrrrrhhhtttt!!!" Laba-Laba itu mengaum marah dan menerjang kearah Issei.
(AN : Saya tidak tahu bagaimana suara Laba-Laba dengan pasti karena saya tidak pernah mendengarnya. Jadi saya hanya menggunakan imajinasi saya untuk mengganti suara Laba-Laba).
***
Alex yang menghilang dari pandangan Issei tadi sekarang muncul lagi dengan Ophis di sampingnya menonton pertarungan dari kejauhan.
Alex kemudian menoleh ke Ophis yang ada di sampingnya, "Apakah kamu mau makan siang, Ophis?" Dia bertanya.
Ophis menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
Alex tersenyum. Dia kemudian mengeluarkan tikar dari Inventaris dan menaruhnya di tanah, Dungeonnya lumayan bersih tapi Alex harus menaruh tikar untuk menjaga kebersihan. Dia khawatir jika Ophis akan sakit perut nanti.
Alex kemudian duduk di tikar dan Ophis mengikutinya duduk di pangkuannya. Alex membiarkan Ophis duduk di pangkuannya dan mengeluarkan makanan yang dia buat tadi dari Inventarisnya. Makanannya tetap hangat karena ketika di taruh di Inventarisnya waktu akan membeku di sana.
Setelah itu mereka makan bersama dan seperti biasa, Alex menyuapi Ophis sambil menonton Issei yang bersusah payah melawan Laba-Laba itu.
***
Laba-laba itu menerjang kearah Issei dan mengangkat kakinya dan mengarahkannya ke Issei dengan cepat.
Issei menghindar dengan tergesa-gesa karena dia tidak menyangka Laba-laba menjijikan ini bergerak dengan cepat. Dia mundur kebelakang dan melihat tanah yang berlubang karena serangan kaki Laba-laba itu.
[BOOST] !
Issei meningkatkan kekuatannya dan menerjang maju kearah Laba-laba itu. Dia mengepalkan tangan kirinya dan ingin memukul tubuh Laba-laba itu tapi dia di halangi oleh kakinya yang keras.
*Bang!*
Suara benturan terdengar. Issei kaget karena dia tidak menyangka kakinya akan sekeras ini. Dia kemudian ingin menghindar tapi sudah terlambat ketika Laba-laba itu menendangnya dengan salah satu kakinya.
"Guargh!"
Issei terpental kebelakang dan jatuh ketanah. Dia berdiri dengan perlahan dan melihat Laba-laba itu mulai mengeluarkan racun tidur. "Sial!"
"Prrrchhhhstttt!"
Issei dengan cepat berdiri dan berlari kearah berlawanan dari Laba-laba itu untuk menghindari terkena racunnya. "Sialan!!!" Dia terus berlari tapi racunnya dengan cepat mengejarnya.
Issei terus berlari sampai dia tersandung oleh gundukan batu dan terjatuh.
*Bruk!*
Issei ingin berdiri tapi dia sudah terlambat karena racun mulai mengenainya. "Ughh..." Dia mulai merasa mengantuk dan ingin menutup matanya tapi tiba tiba suara terdengar dikepalanya.
"SADARLAH!!"
Suaranya sangat keras hingga membuatnya tersadar kembali. "Siapa itu!?" Issei berteriak kebingungan.
"Aku akan memperkenalkan diriku nanti. Sekarang lihatkah sekitarmu."
Issei tidak tahu siapa yang bicara tapi tidak peduli karana nyawanya terancam sekarang. Dia menutupi hidungnya dan berlari dari racun itu.
Issei berlari dengan cepat dan bersembunyi di bebatuan yang besar. Dia kemudian memutuskan untuk berbicara dengan suara asing tadi, "Jadi, siapa kau? Kenapa kau ada di kepalaku."
"Aku tidak berada di kepalamu, tapi tangan kirimu."
"Hah!?" Issei kemudian menoleh dan melihat Kristal yang ada di Gaulent bersinar hijau, "Apakah kau Naga yang berada di tanganku?" Dia bertanya.
"Benar! Akulah Kaisar Naga Merah Ddraig!! Saingan abadi dari Kaisar Naga Putih Albion!" Kata Ddraig dengan heboh.
Issei terkejut ketika mendengar perkenalannya, dia juga penasaran siapa itu Kaisar Naga Putih tapi memutuskan untuk menanyakannya nanti. Dia kemudian menyentuh dagunya, "Jadi seperti yang dikatakan Aniki ku. Ternyata beneran ada naga yang tersegel di Sacred Gear ini." Kata Issei sambil menatap Gaulentnya.
"Hooo? Siapa Kakak yang kau bicarakan itu, kenapa dia tahu tentangku?" Ddraig terlihat tertarik.
Issei tidak menjawabnya tapi menoleh kebelakang dan melihat Laba-laba itu semakin dekat dengannya. "Nanti saja kita bicara tentang Aniki!! Apakah kau bisa menangani situasi ini!!"
Ddraig menggerakan bibirnya ketika melihat pemilik barunya sangat tidak sabaran. "Aku tidak bisa banyak dalam membantumu. Karena Sacred Gear akan semakin kuat tergantung penggunanya, dan kau itu termasuk pengguna yang lemah karena kau hanya Iblis yang direinkarnasi. Jadi, kau hanya bisa bertambah kuat asalkan kau memiliki Tekad yang kuat, dan aku sudah melihat sedikit Api tekad di hatimu untuk melindungi seseorang."
"Tekad kah..." Issei bergumam dengan suara rendah. Dia kemudian ingin berdiri tapi tiba tiba dia merasakan hawa dingin di belakang punggungnya. Dia menoleh kebelakang dengan cepat dan melihat Laba-laba menjijikan itu menatapnya dengan 8 matanya.
"Psssrcchhhhstttt!!" Laba-laba itu kemudian mengeluarkan racun tidur lagi.
"Sial!!" Issei berteriak dan ingin berlari menjauh tapi tiba tiba dia merasakan sakit yang luar biasa di kakiknya, "Arghhh!!!" Dia menoleh dan melihat kakinya di tusuk oleh kaki Laba-laba itu.
"Prrrrccchhhstt" Issei melihat Laba-laba itu seperti tertawa senang sambil menteskan air liurnya.
Issei mulai terkena racun tidurnya lagi dan mulai mengantuk karena racun yang dia hirup sekarang lebih banyak daripada yang tadi. Matanya menjadi kosong dan perlahan akan menutup tapi tiba tiba dia teringat wajah Asia.
Issei teringat wajah polos Asia saat baru saja pertemu.
[BOOST] !
Issei teringat senyumnya yang baik hati dan ramah.
[BOOST] !
Issei teringat wajah Asia yang sangat putus asa ketika di sandra oleh Raynare.
[BOOST] !
Issei kemudian membuka matanya. Dia tidak boleh mati di sini! Dia harus bertahan hidup untuk melindungi Asia di masa depan.
[EXPLOSION] !
Gaulent Issei berevolusi menjadi lebih lengkap dan ada cakar di jari jarinya. Issei mengangkat tangannya dan mengarahkannya ke tubuh laba laba itu dan berteriak, "DRAGON SHOOT!!"
Laser merah keluar dari Gaulentnya mengenai wajah Laba-laba itu dan menelannya dalam tembakan laser hingga menghilangkan tubuhnya menyisakan kakinya yang berserakan.
"Hah... Hah... Hah..." Issei terbaring di tanah dengan nafas berat tapi ada senyum di wajahnya. "Ak-Aku berhasil, Aniki....." Issei berkata sebelum pingsan.
***
Sementara itu di tempat Alex.
Dia saat ini sedang menyuapi makanan ke mulut Ophis, "Buka mulutmu. Ahhhh..."
Ophis membuka mulutnya dan memakan makanannya dengan hati senang.
"Apakah enak?" Kata Alex.
Ophis menganggukan kepalanya, "Enak."
Alex tersenyum dan memberinya makan lagi.
Mereka benar benar lupa dengan Issei.