webnovel

Legenda Zenith (Indonesia)

Sebuah kisah terbuat nya pedang legenda, The Zenith. Zenith adalah sebuah pedang legenda yang hanya terdapat didalam cerita legenda. Note : Warning Blood, Sadistic, Weapon, killing. 1 Chapter = 500 - 2000 Words 1 Volume = 20 Chapter (?) Start : 09 04 22 - Volume 1 Sebuah Kisah Baru End : 00 00 00 - 0

RakhaY · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
17 Chs

V. Raja Barn

Raja Barn, seorang Raja yang sangat ambisius untuk dapat menaklukkan kerajaan. menjadi Raja hanyalah sebuah mainan bagi dia walaupun begitu ia tetap peduli kepada penduduknya.

Mendapat gelar sebagai Ahli Perang, Raja dari segala Raja, Raja Perang, Sang Penakluk dan masih banyak berbagai gelar/julukan yang ia dapatkan pada setiap ia melakukan penaklukkan.

Dibandingkan Raja Fronia, Raja Barn sangatlah sombong menganggap manusia lain hanyalah alat perang, namun ia benci bila membunuh sesama manusia ia melarang pasukannya untuk membunuh manusia.

Walaupun sombong ia tetap memiliki banyak koneksi dengan orang orang penting dikarenakan ia suka menolong dan cerdas dalam hal bisnis dan perang.

Salah satu julukannya 'Manusia Perang' bukan lah gelar yang main main nyatanya ia memiliki rating menang perang yang tinggi dibanding raja raja lainnya.

Master dalam semua senjata dapat membuatnya dengan mudah menggunakan berbagai senjata yang ada, memiliki bakat bertarung membuatnya menjadi Raja yang menguasai kerajaan bertama Jurgia.

Sebuah kerajaan penghasil berbagai ahli dan master dalam bidang bertarung membuat kerajaan itu ditakuti dan disegani oleh orang lain.

"Jadi itu Raja Barn?, sedikit cerita tentang nya ya" Tanya Toriu.

"Dibukunya cuman segitu sih" Balas Crosia.

"hmmm, kenapa dikit banget ya" Tanya Toriu lagi.

"Mungkin memang Raja Barn yang tidak ingin banyak cerita tentang nya" Balas Crosia.

"Bisa jadi sih, tapi kenapa ia meminta kita untuk membuatkan senjata untuknya dah" Bingung Toriu.

"Loh kamu gk tau?" Tanya Crosia.

"Tau apaan? emang ada apa dah" Bingung Toriu

"Ish kamu nih ya, katanya tuh senjata yang digunakan oleh Raja Barn hancur akibat mencoba menangkis serangan dari senjata milik musuh"

"Oh gitu"

"Tapi bukannya senjata nya itu udah lama ya dipake sama Raja Barn, itu senjata udah kaya sejarah penaklukan penaklukan Raja Barn" Heran Toriu.

"Nah itu dia senjata yang menjadi bukti sejarah penaklukan Raja Barn masa ancur mana cuman sekali pukul doang lagi, aneh gak sih" Kata Crosia.

"Makanya, kok bisa ya ancur"

"Yaudah dari pada pusing mikirin itu senjata, yang pasti semoga Raja Barn menang dalam perebutan wilayahnya" Kata Crosia.

"Iya dan semoga senjata yang kita bikin bisa berguna ya, hahaha" Ketawa Toriu.

"Dah yo lanjut istirahat" Kata Toriu sambil menguap

"Yaudah ayo aku juga cape" Balas Crosia.

Menaruh bukunya lalu berjalan keluar ruangan dan menuju ruangan mereka. Ditengah tengah perjalanan mereka meliat keluar jendela, melihat pemandangan Kerajaan yang dijadikan lahan perdagangan. Banyak berbagai dagangan yang ada disana tanpa terkecuali perdagangan budak, mereka sedikit kecewa kepada Raja Fronia karena membiarkan perdagangan budak terjadi. Namun mau bagaimana lagi dia adalah Raja nya, sedangkan mereka hanya orang asing dinegara itu jadinya mereka hanya bisa diam melihat hal itu.

"Tor" Crosia memanggil Toriu sambil menarik bajunya.

"Ada apa Cros?" Tanya Toriu.

"liat deh itu" menunjuk ke salah satu budak di luar sana.

"hmm? kenapa" Toriu menengok kearah yang ditunjuk oleh Crosia.

Ketika Toriu melihatnya ia terkejut karena budak tersebut sedang disiksa oleh pemiliknya dan tidak ada seorang pun yang menegurnya atau bahkan membantunya, banyak melewati dan melihat nya saja.

"Kenapa mereka tidak mau membantu nya?!" Crosia yang melihatnya pun sedih.

"Tidak ada yang bisa mereka lakukan, dia adalah pemilik dari budak itu" Balas Toriu

"Tapi kan..."

"Udah ayo kita ke kamar aja" Ajak Toriu

Dengan muka sedih Crosia mengikuti saran adiknya untuk pergi ke kamar dan tidak melihat jendela lagi.

"Walaupun Raja nya baik tapi tidak dengan penduduknya ya, mereka tetap beragam" Kata Toriu ditengah tengah kesunyian diantara mereka.