Dalam sekejap, Pangeran Jeelian membalas apa yang dilakukan oleh Virna dengan penuh perasaan pula.
Bahkan kedua tangan pria tersebut merangkul tubuh Virna, hingga tubuh mereka beradu tanpa jarak, dan masing-masing mampu merasakan debaran jantung satu sama lain karena hal itu.
"Asyik sekali kalian berciuman di hadapanku?"
Suara Pak Hanzie membuat Virna spontan mendorong tubuh Pangeran Jeelian hingga bibir mereka berhenti bertaut.
Wajahnya merah. Sementara Pangeran Jeelian, tidak terpengaruh sama sekali dengan sindiran yang keluar dari mulut Pak Hanzie.
Rasa kesalnya kembali datang. Meskipun tadi, Virna sudah membuat emosinya luruh karena wanita itu menciumnya lebih dulu walau dengan alasan ingin mengobati dirinya, tapi ia bisa membedakan sentuhan Virna di bibirnya bukan sebuah sentuhan bibir biasa seperti sebelumnya.
Itu sebuah ciuman, meskipun gadis itu seperti berusaha setengah mati menahan rasa malu karena melakukan hal itu lebih dulu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com