"Dedek, Teteh sekolah dulu. Baik-baik di perut Amih ya," pesan Ghita dengan mendaratkan sebuah kecupan di peut Dinda.
"Dedek pinter, cepat keluar ya ... Abang sudah nggak sabar mau main bola sama Dedek," bisik Gilang yang juga memberikan pesan sebelum dirinya berangkat sekolah bersama Ghita. Keduanya sudah bersiap akan berangkat di antar oleh Andi ke sekolah.
"Mih, jangan lupa kasih kabar ya kalau sudah berasa," bisik Andi sebelum mendaratkan kecupan di kening sang istri.
"Bi, aku mau ikut Bi Susi dan mang Eed belanja bulanan," izin Dinda pada sang suami.
Andi menatapnya khawatir, tapi mata Dinda begitu mengharapkan izin darinya. Akhirnya Andi pun mengangguk. Bukankah Dinda akan berangkat bersama Susi dan Eed, sehingga dia tidak perlu merasa khawatir kalau sang istri tiba-tiba merasakan kontraksi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com