webnovel

Prologue

"Kau tidak apaapa?" tanya seseorang berlari menuju pria yang sedang berlutut sembari memegangi lengan kirinya.

"Hah! Luka seperti ini mana mungkin bisa menghentikanku, kau tau itu kan, Kaine?" ucap pria itu sambil tertatih-tatih berusaha berdiri.

"Kalian berdua! Kalian baik-baik saja?" tanya sesorang yang baru saja mendarat dari langit.

"Kami baik-baik saja. Bagaimana dengan mu, Merlin? Kau mungkin yang paling lelah diantara kita semua." Ucap pria tadi mulai berdiri.

"Aku masih sanggup. Setidaknya aku masih bisa menggunakan Horstseict dan Valcrown. Dryer, kenapa dengan lenganmu?" tambahnya, khawatir dengan keadaan Dryer.

"Aku tidak apa." jawab Dryer singkat.

"Horstseict dan Valcrown? Bukankah itu adalah sihir kuno? Aku percaya kau memang bisa menggunakannya, tapi dengan tubuh seperti itu, kau membahayakan dirimu sendiri!!" protes seorang pria di belakang Merlin.

"Zork, kau tahu sendiri jika aku tidak melakukannya, benua Agleria bisa hancur! Kau tahu sendiri kalau hanya sihir kelas Ophium yang bisa mengalahkan monster itu!" decak Merlin, berusaha menjelaskan situasi genting yang sedang mereka hadapi.

Zork hanya terdiam. Memikirkan apa pilihan terbaik mereka. Ia tidak bisa membiarkan Merlin menggunakan sihir kuno, yang mana akan menguras mana Merlin dengan sekejap dengan keadaannya sekarang, disisi lain, ia juga tidak bisa membiarkan Voglar, sang raja iblis menghancurkan benua Agleria.

Dari kejauhan, tiga orang berlari kearah mereka. Zork yang melihat mereka tiba-tiba berteriak, "Athan, Elli, Sylphy, bagaimana keadaan disana?" teriaknya kepada mereka bertiga.

"Setelah membersihkan ratusan Juggler, lima Demon's Servant menyerang ibu kota. Jujur, kita berdua tidak sanggup melawan mereka. Untung saja Athan segera membantu dan kami berhasil mengalahakan mereka." ujar Sylphy menjelaskan situasi di ibu kota.

Di saat itu juga, muncul tiga orang pria melompat dari punggung seekor burung Elhawk. "Kerajaan sudah aman. Evior sudah menanamkan sihir pelindung kelas Sethgod. Kerajaan sudah aman untuk waktu pembalasan, Dryer!" teriak Aveus sambil berlari kearah teman-temannya berkumpul dengan di belakangnya diikuti Evior dan Endalf.

Mendengar penjelasan Sylphy, Dryer pun berjalan kedepan sambil mengambil pedang Eldertailnya yang terjatuh, lalu mengenakan jubah berlambangkan tiga pedang, dua panah, dan tiga tongkat sihir di punggungnya, yang mana diikuti teman-temannya yang lain dibelakangnya. "Berarti urusan kita hanyalah satu..." sambil mengeluarkan pedang Eldertailnya dari sarungnya, "Yaitu mengalahkan Voglar, bukan?!" ujar Dryer dengan lantang.

Teman-temannya pun serentak menjawabnya dengan suara penuh semangat, "AYE!!!"