Sari mengenyampingkan dulu pertanyaannya, karena ia harus segera mengajak Dion masuk ke ruangan ujian pidato bahasa Inggris, karena sebentar lagi ujian akan dimulai.
"Ayo Dion, kita masuk sekarang, kalau tidak kita akan terlambat." Ajak Sari.
Benar saja, semua anak yang ikut ujian bahasa Inggris sudah berkumpul di ruangan itu. Tinggal Sari dan Dion yang belum. Sari langsung mengajak Dion duduk di bangku yang masih kosong itu, dan kali ini Dion mendapat giliran maju kedepan di nomor tujuh.
Dion melihat teman-temannya di ruangan ini, yang memang mereka semua saat ini ditemani oleh kedua orang tua yang duduk di kiri kanan mereka, hanya Dion yang tak didampingi orang tuanya, Sari yang tahu arti sorot mata Dion, langsung merasa iba.
'kasihan sekali Dion, harusnya dia ditemani oleh pak Erlan dan bu Asya, tapi dia malah ditemani oleh aku yang bukan siapa-siapanya,' desah Sari dalam hatinya sambil menatap wajah Dian yang polos itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com