189 Isi Pikiran Yang Resah

Intan mengedikkan bahunya tak mau tahu. "Biarin. Gue mah santai. Selagi belum ada ketetapan bahwa Nadira itu seorang kadiv dan seorang yang jabatannya berada di atas kita, kita juga wajar wajar aja dong nyuruh dia. Dia juga masih status karyawan, bukan kadiv." Ujar Intan dengan nada yang sok benar.

Diani yang sedang berada di ruangan Brahma itu mengernyitkan dahi ketika ia mendengar kalimat itu dari mulut Intan. Memang ruangan BM, sekretaris, dan accounting itu gabungan dan ada pintu sambung yang bisa digeser. Dan kebetulan pintu geser divisi Accounting sedikit terbuka dan Diani sedang berada di ruangan Brahma yang memang bersebelahan dengan ruangan divisi Accounting.

Diani diam saja mendengar itu, bahkan ia sudah mendengar perbincangan Vera dan Intan sejak tadi. Memang ia tidak sengaja mendengar, karena ia sedang menyortir berkas yang diperlukan Brahma nanti. Untung saja Brahma tidak ada di tempat, kalau ada mungkin Intan sudah ditegur sekarang juga.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

avataravatar
Nächstes Kapitel