webnovel

#10 Kelas Baru Ara

"Annyeonghaseyo seonsaengnim"

Ara membuka pintu kantor guru dengan antusias dan mengucapkan salam pada guru yang ada dikantor.

"Annyeonghaseyo Ara-ya...!! Ada apa kamu datang kesini?"

Salah satu guru menjawab dengan ketus. Ara yang mengetahui itu hanya diam dan tidak memperdulikannya. Dia datang kesekolah ini hanya untuk belajar. bukan untuk mencari musuh dan pembencian.

"Mianhe seonsaengnim, saya hanya mengantar surat dari Direktur Utama untuk ditanda tangani guru kelas 1-2 dan guru extra musik"

"Yaaa..saya guru musik"

Guru extra musik menghampiri Ara dan berdiri didepan Ara. Ara yang tidak asing dengan wajah itu segera menundukkan badannya bentuk dari sapaan di negara Korea. Ara sedikit lega jika guru kelas musik tidak begitu garang dan menakutkan.

"seonsaengnim ini surat dari Direktur Utama"

Ara menyerahkan surat pada guru extra musik. Guru tersebut membaca dan menandatangani surat tersebut. Ara yang melihat itu sangat bahagia karena masih ada orang baik yang membantu Ara untuk mewujudkan keinginannya di kelas musik.

"Jangan lupa nanti jam 1 siang kamu sudah harus berada dikelas saya"

"Nee seonsaengnim. Gomawoyo.."

Ara keluar kelas sambil menari-nari dan bersenandung. Untung saja tidak ada orang yang melihat karena semua orang sudah berada dikelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran.

"Wohoooo Ara-yaaa....!!! Tampaknya begitu senang kamu keluar dari kantor guru? Apa yang membuatmu merasa bahagia sampai menganggu kelas lain?"

Sikap Ara yang tampak bahagia diketahui oleh Pak Halim. Raut wajah Ara yang awalnya bahagia menjadi raut wajah sedih bercampur emosi ketika bertemu Pak Halim.

"Ne...Pak halim tenang saja. Saya sudah tidak lagi menganggu kelas pak halim mulai sekarang"

"Woooaaahhhh baguuuss.....!!! Saya juga sudah muak melihat gadis onar seperti kamu yang membawa sial bagi murid-murid saya"

"Nee....Gomawo seonsaengnim!"

Buat apa Ara emosi jika hanya untuk membuang-buang energinya bersama orang yang selalu merendahkannya. Ara membungkukkan badannya hingga 90 derajat didepan pak Halim. Namun pak Halim lagi-lagi tetap merendahkan sikap Ara.

"Tumben sekali kamu menghormati saya lebih?"

"Saya berterima kasih pada Anda pak. Anda sudah mengajar saya selama kurang lebih 5 bulan ini. Terimakasih juga karena hukuman dari anda, saya lebih berusaha untuk mewujudkan impian saya. sekali lagi saya mengucapkan terimakasih"

Ara berjalan meninggalkan pak Halim yang tersulut emosi. Ara masuk kelas pak Halim untuk mengambil tasnya dan berpamitan pada teman-temannya. Ara melihat teman-temannya dari balik jendela, seperti biasa jika tidak ada pak Halim kelas sangat gaduh.

Ara menjadi mengerti sekarang, jika teman-temannya gaduh bukan karena dirinya, namun karena mereka sendirilah yang menciptakan suasana kelas menjadi hangat dan kompak. Ara membuka pintu kelas dengan perlahan. Teman-teman Ara menjadi diam seketika melihat Ara masuk kelas. Ara menghela nafas dalam tanda tidak rela kehilangan teman sekelasnya.

"Pagi teman-teman?"

Ara berdiri di mimbar depan kelas. Teman-temannya mulai memperhatikan Ara. Ibram dan Edo merasa bahagia jika Ara sudah masuk kelas lagi.

"Ara...ngapain kamu disitu, sini duduk?"

"Mianhe Edo-ya...!!! Mianhe teman-teman! Ara berdiri disini untuk menyampaikan selamat tinggal"

"Mwoo...Boyaa.....?? Ara dikeluarkan? Nggak mungkin kan?"

Satu persatu teman-temannya mulai penasaran dan tidak ingin Ara dikeluarkan dari sekolah. Edo dan Ibram hanya terdiam melihat Ara yang tampak serius didepan mimbar.

"Ara tidak meninggalkan sekolah ini kok. Ara hanya pindah kelas saja. Ara juga bisa masuk kelas extra musik. Kalian jangan khawatir. Kita masih bisa sama-sama lagi saat istirahat"

Senyum simpul Ara terlihat cantik hingga eye smilenya terlihat. Mereka semua bersorak gembira, teman-teman Ara semua kedepan untuk memeluk Ara memberikan selamat pada Ara. Edo dan Ibram tidak percaya jika apa yang diinginkan Ara untuk masuk kelas musik akhirnya terwujud.

"Ra....Ini bukan mimpi kan? bagaimana bisa Ra?"

"Ibram...Edo...!!! Ceritanya sangat panjang. Aku masuk ruang Direktur Utama. Aku kira direktur sangat kejam dan ingin mengeluarkan aku. Tapi ternyata direktur malah memberiku hadiah yang sangat luar biasa. Makasih banget yaa sudah menjadi sahabatku. Kita juga masih sahabatan kok dari dulu sampai tua nanti"

"Wuaaaahhh nggak nyangka ya Direktur baru sangat baik. Semoga sekolah ini lebih maju dengan adanya direktur baru"

"Aku yakin kok sekolah akan lebih maju jika direktur bisa mewujudkan impian siswa-siswanya"

Ibram dan Edo berharap jika Pak Bagas, Appa Haru sekaligus Direktur disekolah mereka bisa mempimpin sekolah dengan baik dan bijaksana.

"Iya Edo. Tapi sekarang waktunya aku untuk pergi dari kelas ini dan mengambil kelas 1-2"

"Teman-teman....!!! Ara kekelas baru Ara dulu ya...Semangat! nanti istirahat kita bertemu lagi ya?"

Ara berteriak berpamitan pada teman-temannya. Teman-teman yang lain menyambut perpisahan Ara dengan suka cita.

***

Ponsel yang aku bolak-balikkan mungkin merasa pusing demi menunggu kabar dari Appa. Entahlah, saat ini aku tidak mau fokus dulu ke guru yang menjelaskan didepan kelas. Aku hanya ingin fokus ke Ara, gadis masa laluku yang kutinggalkan dengan sadis.

Aku melihat jiwon juga tampaknya sadar dengan sikapku yang begitu gelisah. Benar saja dia berbisik padaku, mudah-mudahan guru tidak melihat kami mengobrol sembunyi-sembunyi.

"Haru-ya...Waeyo?"

"Wae....?? Aniyo Jiwon-ssi"

"Jinja? Kamu sangat gelisah?"

"Aniyo"

'Mianhe Jiwon-si, Bukannya aku tidak mau cerita padamu. Hanya saja jika kamu tahu pasti kamu mengomel lagi seperti kemarin-kemarin'

"Haru-ya...?? Jika ada masalah cerita saja sama aku"

"Aniyo"

Maaf Jiwon Jawabanku tetap sama. Aku tidak mau Jiwon berfikir jika aku tidak mau berbagi cerita dengannya. Aku hanya ingin ini adalah privasiku, meskipun teman dekat namun aku juga mempunyai privasi yang orang lain tidak boleh mengetahuinya.

Setelah hampir setengah jam aku menunggu kabar dari Appa, akhirnya ponselku berdering notif dari Appa.

"Haru-ya...!! Gadis yang kamu bantu sangat polos dan Appa sudah membantunya untuk masuk kelas, namun bukan kelasnya sendiri. Melainkan kelas 1-2 dan mendapatkan extra musik di siang hari"

"Gomawo Appa"

"Saranghae Jagoan Appa"

"Saranghaeyo Appa"

Disaat ini aku ingin diam-diam mendekati Ara untuk membantunya dan menebus kesalahanku padanya. Suatu saat aku pasti bisa memulihkan ingatanku kembali dan menemuinya dengan Haru yang dia kenal di masa lalu.

***

Ara harap-harap cemas untuk masuk ke kelas 1-2. Dia takut jika teman-teman baru dikelasnya tidak menerimanya dengan baik dan merundungnya seperti awal masuk sekolah.

"Selamat pagi?"

Ara membuka pintu kelas 1-2 dan dengan nada sopan. Tapi diluar dugaan guru dan teman sekelasnya yang baru menyambutnya dengan hangat dan antusias.

"Pagi Ratu Diva...."

"Diva?"

Ara bergumam lirih namun terlihat jelas dari senyumnya dia sangat bahagia.

"Ucapkan selamat datang pada Ara"

Guru kelas 1-2 pun terlihat menerima Ara dengan baik.

"Selamat datang Ara..."

"Selamat datang teman-teman. Saya tidak akan mengenalkan diri saya karena mungkin kalian semua sudah kenal dengan saya. Saya mohon bantuannya untuk belajar di kelas kalian 1-2. Saya harap kalian menerima saya untuk belajar dikelas kalian. Gomawo..."

"Ne...Ara-ya...Silahkan duduk di bangku kosong"

"Gomawo seonsaengnim"