webnovel

Rasa Suka yang Tidak Dapat Dijelaskan

Redakteur: Wave Literature

"Siapa yang mengikutimu? Kebetulan saja aku juga lewat jalan ini." Mata besar Yan Xi melotot, dia berkata dengan marah.

"Di sini adalah area barat." Shen Qinglan mengingatkan.

"Eh." Yan Xi tidak bisa berkata-kata. Dia kan mau ke area timur.

"Eh, Kakak, kamu ikut denganku saja." Yan Xi ingin bersama-sama dengan Shen Qinglan. Entah apakah karena pertemuan awal yang kurang baik tadi, tapi dia memiliki kesan yang sangat baik terhadap Shen Qinglan.

"Tidak perlu, kita berbeda jalan."

"Kalau begitu kamu mau ke mana? Aku akan meminta kakakku untuk mengantarmu."

Shen Qinglan melangkah pergi. Dari belakangnya langsung terdengar suara langkah kaki, juga suara napas terengah-engah gadis kecil itu. Shen Qinglan sekali lagi menghentikan langkahnya.

"Kita benar-benar berbeda jalan."

"Aku bisa meminta kakakku untuk mengantarmu, sungguh." Yan Xi menatap Shen Qinglan dengan pandangan gigih.

Shen Qinglan tidak berdaya, "Mengapa kamu mau bersama denganku?"

"Karena aku menyukaimu." Yan Xi berkata tanpa berpikir.

Shen Qinglan sudah tidak ingin berbicara lagi. Dia tidak pernah tahu bahwa dirinya disukai oleh pria dan wanita.

"Hei, Kakak, aku serius. Aku benar-benar menyukaimu. Kalau kamu tidak ingin diantar kakakku juga tidak apa-apa. Katakan kepadaku kapan kamu kembali ke Beijing, kita pulang sama-sama." Yan Xi sekali lagi mengikutinya, dia juga tidak mengerti apa yang disukainya dari Shen Qinglan, tapi dia hanya sangat menyukainya saja.

"Aku orang Hangzhou, aku ke Beijing hanya untuk bertamasya." Jadi kita tidak mungkin pergi bersama-sama.

Shen Qinglan berbohong dengan santai. Meskipun dia tidak membenci gadis kecil ini, tapi dia juga tidak mau pergi dengannya. Dia menginginkan lingkungan yang tenang.

Kali ini akhirnya Yan Xi menghentikan langkahnya, "Kakak, kamu bukan orang Beijing, ya?" Nada suaranya terdengar penuh penyesalan, juga ada sedikit kesedihan.

"Apakah sekarang aku sudah boleh pergi?" Shen Qinglan bertanya.

Yan Xi mengangguk-angguk dengan lemah. Setelah Shen Qinglan berjalan beberapa langkah, dari belakangnya tiba-tiba terdengar suara Yan Xi, "Kakak, kalau begitu apakah selama beberapa hari di Hangzhou ini aku boleh mengunjungimu?"

Shen Qinglan tidak menghiraukannya dan terus berjalan. Dia tidak melihat di belakangnya sepasang mata Yan Xi meredup karena tidak mendapatkan jawabannya.

Yan Xi berjalan ke area timur dengan lesu.

"Xiaoxi, mengapa kamu bahkan berjalan pun tidak konsentrasi?" Tepat ketika Yan Xi akan menabrak sebuah pilar, terdengar suara seorang laki-laki dari atas kepalanya.

Yan Xi mendongak. Melihat bahwa itu adalah kakaknya, Yan Shengyu, dia pun tersenyum, "Kak."

Yan Shengyu mengambil koper di tangannya lalu merangkul bahu adiknya, "Apakah terlalu lelah naik kereta sehingga kamu jadi lesu begini?"

Yan Xi tidak berbicara. Setelah naik ke mobil dia tetap tidak berbicara. Ini sangat jauh berbeda dengan dia yang biasanya terus berceloteh.

Yan Shengyu menatapnya dengan khawatir lalu mengulurkan tangan dan meraba dahinya. Mendapati bahwa suhu tubuh adiknya normal, dia pun agak tenang. Adiknya ini lemah dan sakit-sakitan sejak kecil. Saat baru lahir dia hampir saja tidak bisa bertahan, karena itu keluarganya selalu merawatnya dengan berhati-hati.

"Xiaoxi, tidurlah sebentar kalau kamu lelah. Kalau sudah sampai kakak akan membangunkanmu."

Yan Xi menggeleng-gelengkan kepalanya dan menatap Yan Shengyu, "Kak, apakah menurutmu aku sangat menyebalkan?"

"Mana mungkin? Kamu adalah putri kecil keluarga kita, bagaimana bisa menyebalkan?"

"Lalu mengapa kakak itu tidak mau pergi denganku?" Yan Xi cemberut dengan wajahnya penuh dengan keluhan.

"Kakak apa?" Yan Shengyu bingung dengan perkataannya.

"Kakak yang bertemu denganku di kereta, dia duduk di sebelahku, cantik…" Yan Xi mengoceh, menceritakan kembali kejadian antara dirinya dan Shen Qinglan.

"Kak, aku belum pernah begitu menyukai orang asing, tapi aku benar-benar suka sekali hawa di tubuh kakak ini, suka sekali." Dia bahkan dua kali mengatakan 'suka sekali'. Dapat dilihat bahwa Yan Xi dalam hatinya benar-benar menyukai Shen Qinglan, walaupun rasa suka ini tidak dapat dijelaskan dari mana datangnya.

Yan Shengyu tidak pernah berpikir bahwa adiknya mempunyai pikiran yang tidak pantas terhadap kakak yang disebutkannya itu, tetapi dia juga agak penasaran dengan 'kakak' yang tidak menghiraukan adiknya itu.

Dia memahami adiknya sendiri. Karena tubuhnya yang lemah, waktu kecil dia menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah sakit, pada dasarnya dia tidak punya teman. Kemudian setelah tubuhnya agak sehat dia mulai sekolah. Namun sifat Yan Xi sombong, dia tidak suka dengan orang-orang yang bermain dengannya karena statusnya. Jadi meskipun penampilan luarnya sangat ceria dan cerewet, tapi sebenarnya dalam hati dia sangat kesepian.

Yan Shengyu membela-belai kepala adiknya, "Mungkin dia benar-benar ada keperluan dan tidak bisa pergi denganmu. Lagi pula dia sudah bilang kalau dia adalah orang Hangzhou dan tidak tinggal di Beijing. Beberapa hari lagi kita sudah akan kembali ke Beijing, kelak mungkin juga tidak akan bertemu dengannya lagi."

Meskipun dia berkata begitu, namun suasana hati Yan Xi terus murung. Yan Shengyu mencoba yang terbaik untuk membuatnya gembira, namun Yan Xi tidak tersenyum sedikit pun.

Dia ingin membantu Yan Xi menemukan 'kakak' ini, tapi di sini bukan Nancheng. Keluarga mereka tidak mempunyai fondasi di sini. Kali ini mereka datang juga untuk menghadiri pernikahan seorang teman. Yang lebih penting lagi adalah bahwa Yan Xi bahkan tidak mengetahui siapa nama atau marga orang itu. Walau ingin meminta teman untuk mencarikannya, itu juga tidak bisa.