"Minggir sana!"
Ketika Si Tulu melihat Fu Shuizhu memaki terus ke kereta kuda, orang-orang di kereta kuda itu masih saja diam. Mungkin orang-orang di dalam kereta kuda sedang memikirkan dan mempertimbangkan identitas mereka ini dan menjadi takut.
Jadi, dengan berani Fu Shuizhu ingin melewati pengawal kedua belas yang mengawasi di sebelahnya, lalu memaksa untuk pergi. Tapi pengawal kedua belas masih saja menghalanginya.
Pengawal kedua belas tidak bicara omong kosong, dia langsung mencabut pedang, lalu meletakkan pedang itu secara horizontal di depan Si Tulu. Hal tersebut membuat tubuh Si Tulu gemetaran, dan akhirnya jatuh ke tanah.
"Kamu, dasar bajingan! Apa kamu tidak tahu siapa aku?! Bisa-bisanya kamu berani melawanku dengan pedangmu?!" maki Si Tulu yang sudah jatuh di tanah. Dia mengerutkan kening dengan marahnya kepada pengawal kedua belas, tapi juga tidak bisa menahan rasa kagumnya yang besar, dengan keberanian para orang-orang kampung ini.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com