Pengakuan tiba-tiba itu membuat Pei Ge agak tertegun, dan ekspresi penuh kasih segera muncul di wajahnya.
"Ziming, aku …."
"Ada apa?"
Bibir pria itu melengkung menjadi senyuman. Melihat Pei Ge tersenyum adalah hal paling menyenangkan.
Lampu-lampu di kamar gemerlap. Mata Ji Ziming, yang segelap tinta hitam, tampak dipenuhi dengan bintang-bintang berkelap-kelip di langit. Di bawah kilaunya, sosok tampannya lebih berbeda dan menawan.
Pei Ge berjinjit dan mengecupkan ciuman lembut di bibir merah muda pria itu, mirip seperti seekor capung yang menyentuh air.
"Terima kasih selalu ada di sisiku."
Pria itu terkejut melihat Pei Ge berinisiatif menciumnya sebelum balik memeluk pinggang wanita itu dengan erat. "Aku tetap ingin berada di sisimu di kehidupan selanjutnya dan selanjutnya. Apa itu tidak apa-apa?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com