MELODY
"Besok hari ulangan kimia. Kok lo nggak peka sih?"
"Gue peka atau nggak peka, lo belajar tetep sama gue, Jeff. Jangan lebay. Cepet kesini! Belajar bareng!"
"Nah gitu dong! Melody tambah cantik!"
"Eh bentar, itu bawah mata lo kenapa biru? Tawuran lagi?!"
"Hehe, iya. Dadakan tadi, Mel."
"Lo tuh ya kebiasaan banget! Udah gue bilang, jangan tawuran mulu! Kalau harus tawuran jangan sampe luka! Lo tuh---"
"Lo tuh kerjaan nya bikin gue khawatir terus. Itu kan yang mau lo bilang?" Kekehnya di seberang sana, dengan tangan memegang handphone di telinga. Menatap gadis yang juga sedang menatap nya dari jendela kamar rumah depan.
"Gue nggak apa-apa. Lo tenang aja, oke?"
Melody Aquila. Gadis cantik dan pintar yang masih memandang Jeffrey Adhitama di seberang sana dengan raut khawatir. Rumah mereka berhadapan. Jendala kamar yang sengaja dibuka membuat mereka bisa melihat satu sama lain saat sedang bertelepon seperti sekarang.
Itu percakapan mereka malam ini. Jika kalian mengira mereka adalah sepasang kekasih, kalian salah besar. Tidak pernah ada yang berubah di antara mereka selama belasan tahun bersahabat. Selalu seperti itu. Kecuali satu, perasaan seseorang.
****
"Sebagian besar orang bilang, tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan tanpa melibatkan perasaan, kan? Ya sama. Aku juga berpikir seperti itu."
--- Melody Aquila
Rfan19 · Teenager