webnovel

Cuekin aja ah

Seperti tak peduli disaat banyak media yang memberitakannya kurang baik, apalagi setelah pertengkarannya dengan salah satu artis melalui media sosial. Semakin populer namanya dan juga karirnya, akan semakin banyak pula badai dan masalah yang menerpa Nicole Angelina.

Banyak sesama artis dari kalangan dunia entertainment yang mencoba untuk menjatuhkannya, mencibir, mencemooh, seperti itulah yang juga dilakukan netizen para pembenci dirinya.

Para media dan juga netizen seolah mencari celah untuk bisa menjatuhkan karirnya, dengan rumor-rumor skandal yang mereka buat sendiri untuk memperburuk citranya.

Tak mau ambil pusing wanita yang lebih akrab disapa Angel tersebut, memilih untuk membungkam mulut para pembencinya dengan berbagai karya yang diluncurkan. Beruntung karena setiap karya yang diluncurkan selalu diterima baik oleh para penggemarnya, entah itu dari penggemar lokal maupun internasional.

"Carikan aku pria," celetuk Angel membuat sahabat, sekaligus merangkap menjadi asistennya melebarkan matanya.

"Lagi? Dalam satu minggu ini saja kamu sudah bergonta-ganti pria hingga tiga kali? Aku pikir itu sudah lebih dari cukup, jadi jangan meminta aku untuk mencarikan pria, lagi." Laras menolaknya sembari bersidekap di depan dada.

"Kamu tidak punya hak untuk melarang aku seperti itu, kamu tahu betul apa obatnya kalau aku kalau sedang pusing, kan?" ujar Angel membuat Laras memutar bola matanya dengan malas.

"Kalau kamu pusing kamu tinggal minum oskadon," cibir Laras.

"Sudahlah, jangan membuang-buang waktuku hanya untuk membicarakan hal yang tidak penting seperti itu. Pokoknya besok malam pria yang aku minta sudah ada di rumahku," suruh Angel kemudian berlalu begitu saja keluar dari ruang make up.

"Astaga, pria mana lagi yang harus aku bawa ke hadapannya, Angel? Setiap minggunya aku harus mencari banyak pria buat aku suguhkan di hadapannya, ya ampun kalau terus-menerus kayak gini bisa-bisa aku gila sendiri," kesal Laras mengajak acak rambutnya dengan frustasi.

Laras tidak bisa mencari pria sembarangan untuk memuaskan bosnya tersebut, pria yang terpilih hanyalah pria yang mempunyai kualitas seperti memiliki badan yang ideal, muka yang tampan, dan yang pasti harus yang muda, karena Angel tidak menyukai berhubungan dengan pria yang jauh lebih tua usianya.

Pernah suatu hari Angelina berkonsultasi dengan salah satu psikolog, mengenai penyakitnya yang selalu ketagihan berhubungan dengan banyak pria. Akan tetapi psikolog yang sering didatenginnya untuk diajak sharing tentang penyakitnya, sudah pindah tugas ke luar negeri dan mereka hanya bisa berkonsultasi lewat media online saja. Selebihnya psikolog memberikan obat-obatan, untuk mengurangi kadar kecanduan terhadap hal-hal yang menjerumus ke arah tersebut.

Angelina seperti tidak begitu mendengarkan saran dari psikolog yang membantunya, karena ia menganggap tidak ada obat yang bisa menghentikannya untuk tidak kecanduan lagi berhubungan dengan seorang pria.

Laras yang lagi pusing memutuskan untuk merefreskan otaknya, dengan nongkrong di salah satu cafe di pinggir jalan di dekat lokasi syuting dan ia hanya sendiri saja di sana. Menyeruput secangkir kopi hangat sembari berpikir, bagaimana caranya bisa mendapatkan seorang pria muda yang bisa diajaknya untuk bekerjasama.

"Sebenarnya ada banyak cowok yang duduk di dalam kafe, tapi tidak mungkin aku menawari mereka satu persatu dan tidak mungkin lagi kalau aku harus bilang siapa yang mau tidur bersama bosku?" gumam Laras sembari mengamati dari luar di mana hanya dibatasi oleh kaca besar saja.

"Laki-laki itu tampan juga, kira-kira dia mau enggak, ya?" gumam Laras.

Menghabiskan kopinya terlebih dahulu, kemudian bergegas memasuki kafe dan menghampiri laki-laki yang ditujunya tersebut.

"Hai?" sapa Laras membuat laki-laki tampan tersebut mendongakkan kepalanya.

Tanpa Laras ketahui bahwa setiap kali Angel berhubungan dengan seorang laki-laki asing, tidak pernah sampai sejauh yang dipikirkan oleh asistennya tersebut. Paling mentok hanya sebatas Angel memainkan milik laki-laki tersebut, tanpa memperbolehkan laki-laki yang menjadi mainannya tersebut untuk balik menyentuhnya.

"Ah Laras ke mana, sih? Dia itu asisten tapi kenapa sering banget ngilang, sih?" heran Angel yang baru selesai syuting dan sedang mengistirahatkan badannya di sofa, sembari menunggu asistennya datang.

Angel menghabiskan waktunya dengan memainkan game di ponselnya, hanya dengan itu yang saat ini bisa menghibur dirinya. Ia tidak menyukai menghabiskan waktunya dengan hangout bersama teman-teman sesama artis, Angel lebih menyukai menghabiskan waktunya dengan bermain bersama pria-pria yang dibayarnya.

"Angel?" panggil Laras yang baru saja memasuki ruangan khusus untuk Angel.

"Darimana kamu? Udah berapa jam kamu ngilang? Aku curiga deh kalau kamu tuh sebenernya punya pacar, kan? Makanya kamu sering banget ngilang?" tuduh Angel membuat Laras memutar bola matanya dengan malas.

"Aku ngilang pun ada tujuannya, tapi bukan karena cowok. Kan kamu tahu sendiri kalau jomblo dari lahir, lagian katanya kamu dicarikan cowok, lagi? Ini aku baru aku mendapatkannya," ujar Laras membuat Angel seketika mematikan game di ponselnya.

"Benarkah? Coba lihat kayak gimana orangnya?" pinta Angel.

"Oh iya tadi aku lupa meminta fotonya," ujar Laras sembari menepuk jidatnya sendiri.

"Ish tapi kamu sudah memastikan kalau dia tampan, kan? Masih muda, kan? Aku enggak mau ya kalau sama aki-aki." Angel pernah trauma karena asistennya dulu pernah membawa seorang duda untuk dikenalkan padanya.

"Jangan khawatir, kalau yang ini dijamin masih muda dan masih fresh. Tapi tadi aku sudah meminta ke nomor ponselnya kok, jadi nanti kamu tinggal menghubunginya saja," ujar Laras sembari mengirimkan nomor laki-laki tersebut kepada wanita yang ada dihadapannya.

"Ya udahlah ayo kita pulang sekarang, aku udah capek banget pengen tidur di rumah. Kamu hari ini tidur di rumahku atau tidak?" tanya Angel yang dibalas gelengan kepala oleh asistennya.

"Nanti malam aku mau pergi ke klub sama temen-temen, jadi kayaknya aku tidak menginap di rumah kamu. Aku mau balik aja ke apartemen sekalian bersih-bersih di sana, udah beberapa hari ini aku tidak sempat membersihkannya," ujar sang asisten.

"Ya udah kalau gitu aku mau pulang duluan, jangan lupa besok bawa barang-barang yang aku perlukan untuk aku syuting. Besok kamu tidak perlu datang ke rumahku dulu langsung saja ke lokasi," pamit Angel kemudian menenteng tas mahalnya dan keluar dari ruangan pribadinya.

Di parkiran sudah ada sopir pribadinya yang menunggu dan akan mengantarkannya pulang, sopirnya yang sudah dianggap sebagai keluarga sendiri karena sudah bekerja dengannya lebih dari tiga tahun yang lalu.

"Pak? Bagaimana kondisi anak bapak yang kemarin masuk rumah sakit?" tanya Angel begitu sudah sampai di dalam mobil.

"Kondisinya sudah lebih baik dan sudah dibawa pulang non, terima kasih ya karena non sudah membantu biaya pengobatannya di rumah sakit. Saya tidak tahu lagi bagaimana caranya membalas semua kebaikan, yang non lalukan kepada keluarga saya," ujar sang sopir membuat Angel tersenyum.

"Sama-sama, bapak tidak perlu memikirkan bagaimana caranya membalas budi. Cukup dengan kerja yang benar dan selalu ada mengantarkan saya ke manapun ingin pergi."

BRUGGHHH!!!!

"Suara apa itu?"

JANGAN LUPA TAMBAHKAN KE RAK DAN TINGGALKAN REVIEW JUGA GAESSS, TERIMAKASIH.

Nächstes Kapitel