Suara Gu Nianzhi hampir parau karena menangis; suaranya berkebalikan total dari suaranya yang biasanya manis. Akan tetapi, Huo Shaoheng tahu betul bahwa itu adalah Gu Nianzhi. Ia mengira bahwa Gu Nianzhi sudah mencapai batas rasa sakitnya ketika disetrum, namun mendengarnya menangis seperti itu, ia akhirnya paham bahwa ada sesuatu yang bahkan lebih menyakitkan darinya daripada itu.
"Saya salah…. Saya pantas mendapatkannya…." Dua kalimat itu menghantam Huo Shaoheng seperti peluru, menghancurkannya dengan mudah. Ada kalanya ketika pikiran Huo Shaoheng kosong. Yang ia lihat bukanlah langit biru yang jernih yang dihiasi bintang-bintang dan pesawat jet pribadi yang begitu ia kejar. Ia hanya merasa kosong dan tak bertujuan dalam hidup. Ia merasa seperti seorang pelancong tanpa tujuan di tengah gurun tanpa makanan atau air. Akan tetapi, ia pingsan tepat ketika melihat lautan warna hijau di depannya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com